Demonio

7.4K 952 513
                                    

Kedua tangan nya terborgol, tubuh nya dalam posisi setengah bersujud, mulut nya tidak berhenti mengumpati pria yang sedang duduk di sofa. Saat bertemu dengan Mikey di trotoar tadi, (name) di tarik paksa untuk ikut dengan nya.

dan sekarang mereka berada di sebuah gedung kosong yang tidak berpenghuni, hanya ada beberapa barang-barang yang sudah tidak terpakai dan banyak sekali senjata api.

(name) terus mengumpat dan berusaha untuk melepas borgol itu tetapi mustahil, bukan nya terlepas justru kedua tangan nya mengeluarkan darah akibat gesekan dari besi nya.

"dimana anakku?"

(name) tidak menjawab, dia masih bersikeras untuk melepas borgol nya walaupun tau itu hanya perbuatan yang sia-sia.

"(name) katakan dimana anakku?"

Mikey menarik kuat rambut (name) agar wanita itu menatap nya, (name) mengalihkan pandangan nya untuk menghindari tatapan Mikey.

sampai kapan pun (name) tidak akan memberi tau tentang Michiko, bahkan jika nyawa akan menjadi taruhan nya, (name) tidak mau Michiko tau ayahnya adalah seorang kriminal.

biarkan saja anaknya menganggap Mitsuya sebagai ayahnya, itu lebih baik daripada Michiko harus tau siapa ayah kandung nya.

"ini pertemuan pertama kita setelah tiga tahun, kenapa kau selalu saja membuat ku marah (name)?"

wanita itu diam, menganggap Mikey tidak ada disana, padahal area kepala nya terasa sangat nyeri karena tarikan kuat di rambut nya.

"ahh apa ini kejutan yang kau maksud pemimpin?"

Sanzu dan yang lain nya datang, aura mereka terlihat begitu menyeramkan, lebih menyeramkan dibanding tiga tahun yang lalu.

mata (name) tertuju pada Ran, pria itu sama sekali tidak menatap nya, Ran mengabaikan (name) dan sibuk dengan ponsel yang berada di tangan nya.

melihat itu dada (name) terasa sesak, mata nya sedikit berair mengetahui Ran sama sekali tidak lagi melihat nya seperti dulu.

Ran yang sekarang lebih dewasa, pria yang hampir berumur 30 tahunan itu memasang wajah garang.

"hadiah untuk tiga tahun"

Mikey kembali menarik rambut (name), salah satu tangan nya menampar pipi (name) berulang kali dan terus bertanya keberadaan anak nya.

(name) tetap bungkam, menahan air mata nya untuk tidak jatuh, bahkan jika Mikey membunuh nya sekarang itu tidak masalah.

selagi mereka tidak tau dimana Michiko, (name) rela melakukan apapun untuk melindungi anak nya, harta yang paling berharga untuknya.

Sanzu mendekat dan berdiri di belakang (name), menyentuh tangan (name) yang sedikit berdarah karena wanita itu sejak tadi berusaha untuk melepaskan borgol nya.

Sanzu mengecup tangan (name) lalu mendekatkan bibirnya di samping telinga (name) untuk membisikan sesuatu.

"kau ingat ucapan ku dulu? aku akan menembak kepala mu jika kau berhianat dan pergi meninggalkan kami kan?"

(name) menatap kebelakang dimana Sanzu berada, (name) tidak terlihat ketakutan sedikit pun.

"tetapi aku tidak berhianat, tembak saja kepala pemimpin mu, bukankah dia yang sudah membuatku pergi?"

Mikey berjongkok di hadapan (name), tangan nya masih setia menarik rambut (name), seperti tidak ada tanda kapan tangan itu akan melepaskan nya.

Mikey membuat wajah mereka sangat dekat, bahkan tidak ada jarak di antara mereka.

"apa kau bosan hidup?"

"sebenarnya aku ingin tetap hidup, tetapi ketika melihat mu aku ingin mengakhiri hidupku sekarang juga"

(name) terkekeh melihat wajah Mikey yang sudah terlihat sangat emosi, pria itu semakin kuat menarik rambut (name).

"katakan dimana anakku, setelah itu kau bisa hidup bebas"

"lebih baik aku hidup seperti berada di neraka daripada harus mengatakan dimana anakmu . . ahh bukan anakmu, dia adalah anakku"

mereka yang berada disana hanya menonton perdebatan sengit antara (name) dan Mikey, tidak ada yang berniat menyela mereka.

Kakucho terus memperhatikan (name), (name) yang sekarang memiliki aura keibuan, dan juga wanita itu tidak bergetar lagi ketika berbicara dengan Mikey.

"bukankah kau dulu menyuruhku untuk membunuh nya? lalu kenapa sekarang kau bertanya dimana dia sekarang?"

Mikey menghela nafas kasar, dia mendekatkan bibirnya dan mencium (name) seperti orang kesetanan.

dia terus menggigit bibir (name) sampai bibir wanita itu berdarah, mereka berciuman di selingi darah yang mengalir dari bibir (name).

(name) memalingkan wajah nya untuk melepas ciuman itu, dada nya naik turun berusaha menghirup udara.

Ran mendekat, kedua tangan nya dimasukan kedalam saku celana, mata nya menatap tajam ke arah (name).

"katakan dimana anak nya?"

kepala (name) menggeleng, jangan sampai usaha nya untuk melindungi Michiko terbuang sia-sia.

Michiko adalah anaknya, (name) tidak akan pernah mempertemukan Michiko dengan Mikey, hanya Mitsuya yang boleh menyentuh anaknya.

Ran menarik (name) untuk berdiri, tubuh (name) dia tidur kan di sofa usang itu.

Ran mengangkat baju (name) sampai batas dada, tangan nya menggenggam salah satu payudara (name).

(name) berusaha memberontak tetapi dia tidak mempunyai tenaga karena tangan nya masih terborgol.

pria yang berada di atas nya masih sibuk menjelajahi setiap lekuk tubuh nya, (name) menutup mulut nya agar tidak mengeluarkan desahan.

Mikey yang masih terduduk dibawah hanya menatap jengah ke arah Ran, belum apa-apa pria itu sudah mendahului nya.

leher dan bagian dada (name) terus di ciumi oleh Ran.

"hentikan brengsek!"

nafas (name) terengah-engah, menyerang wanita disaat tidak berdaya seperti ini sangatlah tidak adil.

but, Ran is Ran.

mata Ran melotot mendengar umpatan yang keluar dari bibir (name), pria itu semakin mendekatkan dirinya pada (name).

"seperti nya aku tidak perlu berbaik hati lagi padamu"

"welcome back to Bonten, sweetie"

。。。

Excuse me?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Excuse me?

BITCHES ― BONTENWhere stories live. Discover now