24

446 156 9
                                    

TAMAN Perumahan Bukit Persada dibanjiri daun kersen cokelat nan kering

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TAMAN Perumahan Bukit Persada dibanjiri daun kersen cokelat nan kering. Beberapa menggunduk di dekat batang pohon, sebagian tersapu angin ke segala arah bersama debu dan tanah. Ranting-ranting pohonnya sendiri menyisakan daun-daun tua berwarna hijau gelap, menunggu takdir serupa dengan rekan-rekan terdahulunya di bawah.

Arun menepi lalu memarkir motornya di dekat bangku taman. Dihalaunya dedaunan yang menghalangi jalannya dengan tendangan kecil-kecil. Berhubung tak bawa atau beli tisu, Arun mengelap bangku menggunakan struk dari minimarket. Niatnya hendak bersantai sejenak, sampai mampir dulu untuk membeli camilan dan minuman, tidak tahunya malah begini. Mana dia harus memakai kantong plastik pula karena lupa membawa tas.

Bagaimana ceritanya pohon ini bisa sekarat sebelum musim kemarau?

Arun mengelap bangkunya sekali lagi sebelum berani duduk, lalu membuka camilannya—biskuit berbungkus hot pink-turquoise yang dia coba kali pertama persis di sini. Hanya ini yang sedang diskon. Dan karena Arun sudah datang dengan kemampuan bermotornya yang baru dia klaim lagi, sayang jika tak dihabiskan barang semenit-dua menit dulu. Dia melahap satu biskuit, lalu perlahan manis permen karet dan segar mint meleleh di lidahnya. Yah, biarlah pohon ini saja yang mati. Harapannya jangan. Toh, setelah meranggas, bukankah pohon akan kembali rimbun? Entahlah, Arun selalu meragukan pengetahuannya tentang Biologi, tetapi intinya dia tak perlu terlalu khawatir dengan keadaan taman ini. Bukan urusannya pula. Pengembang perumahan ini yang seharusnya bertanggung jawab.

Ceracau dalam hati Arun mendadak terhenti.

Otaknya menampilkan sebait memori. Perumahan Bukit Persada Jalan Seroja nomor 12A. Adakah yang salah dari kalimat itu? Kalau tidak, mengapa alamat keponakan Ibu Lis yang betul justru di permukiman lain? Dan apa maksud fenomena pohon kersen kering ini? Apa yang kering? Inspirasinya? Motivasinya? Hati nuraninya yang membiarkan Ibu Lis, wanita usia senja dengan keterbatasan kemampuan berteknologi yang ditandai sering salah pencet, menerima buket kuyu?

Diminumnya teh buah dingin—diskon juga—yang menguatkan sensasi mint di kerongkongannya. Masa bodoh. Pulang saja. Lagi pula, untuk apa menghabiskan waktu di taman jelek begini.

 Lagi pula, untuk apa menghabiskan waktu di taman jelek begini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MemoriografiWhere stories live. Discover now