6

3K 281 17
                                    

Rosella termenung, menatap mejanya yang penuh dengan tulisan makian. Siapa yang tega melakukan ini padanya?

Agni dan Naura hanya memandangnya dengan iba, mereka berdua membantu Rosella untuk membersihkan mejanya.

"Lo gak papa'kan Sel?" Agni bertanya dengan raut wajah khawatir.

Rosella menggeleng, menjawab dengan senyuman, "Aku gak papa kok! Kalian tenang aja."

Naura berdecih tidak percaya. Dia tahu jika saat ini Rosella pasti sakit hati. Semua ini pasti perbuatan dari Agnes itu, Naura tahu hal itu. Orang yang paling membenci Rosella adalah Agnes.

"Ini pasti ulah dari si Agnes itu! Gue yakin!"

"Naura, jangan menuduh orang seperti itu. Kak Agnes belum tentu yang melakukannya, tidak ada bukti yang menunjukkan kalau kak Agnes pelakunya."

Raut wajah Agni dan Naura terlihat tidak setuju, pasalnya mereka yakin jika semua ini ulah dari Agnes. Rosella saja yang terlalu baik pada Agnes.

Agni menghela nafasnya. Rosella itu keras kepala, jadi percuma jika berdebat dengannya.

_____________________________________

Satu meja, 6 makhluk hidup berkumpul menjadi satu. Ke-enam makhluk gabut ciptaan Tuhan ini sedang sibuk berfikir, apa kalian berfikir mereka sibuk dengan ribuan soal dan materi? Jika kalian berfikir begitu, maka kalian salah besar.

"Buah dengan awalan huruf G, itu apa?" Tanya Radit sembari menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Ck, mana gue tahu! Gue juga lagi mikir nih!" Jawab Vera ketus. Radit mendecih kesal.

"Ah, gue tahu. Grape." Ucap Melissa semangat.

"Itu kan bahasa Inggris. Harus bahasa Indonesia dong!" Ucap Nasya.

"Gedhang*?"

"Hah, bahasa apaan tuh Lyn?" Tanya Layla.

Bellyna berkedip sekali, dengan wajah sok polosnya dia menjawab, "Bahasa Jawa."

Kelima orang itu mendesah lelah, harusnya pakai bahasa Indonesia kenapa malah bahasa daerah?

Kalian ada yang bisa menebak mereka sedang melakukan apa?

Mereka sedang melakukan permainan ABC-an mencari nama-nama buah.

"Dahlah! Pusing mikir ginian, mending gue main game. Bay para ciwi-ciwi." Ucap Radit berlalu pergi.

Kelima perempuan itu memandang datar Radit. Dia yang ngajak dia juga yang pergi. Dasar human!

Bellyna menunduk, menghiraukan ke-empat temannya. Saat ini benaknya penuh dengan spekulasi, jika saat ini dia tidak melakukan apa yang di tetapkan dengan alurnya apa akan ada efek kupu-kupu?

Bellyna berdiri, melangkahkan kakinya ke pintu kelas.

"Mau kemana Lyn?" Tanya Melissa.

"Mau keluar. Pengen cari udara segar, dadah jangan rindu ya~"

Nasya bergidik ngeri, "Ogah gue rindu sama Lo!"

Bellyna terkikik, puas mengerjai  temannya itu. Langkah kakinya membawanya menuju lapangan indoor, entah mengapa kakinya menuju ke sana padahal dia tidak pernah memikirkan akan ke sana.

Ketika Bellyna melewati tempat latihan bola voli, dia melihat jika pintu ruangan itu terbuka sedikit, jadi dia berniat untuk melihat sedikit (baca:mengintip).

Di sana, Bellyna dapat melihat seorang pemuda sedang melakukan latihan voli dengan sebuah tembok?

"Woah, pukulan yang luar biasa!"

BellWhere stories live. Discover now