8

2.9K 295 8
                                    

Puluhan deruman suara motor saling menyahut, membawa kebisingan di setiap jalan yang mereka lalui. Puluhan motor berwarna hitam itu melaju kencang membelah jalan raya, mengabaikan umpatan demi umpatan dari pengendara lain.

Motor yang memimpin motor lainnya berhenti tepat di depan gerbang SMA. Pemuda itu melepas helmnya, tangannya mengusak rambut bagian belakangnya, matanya menatap malas gerbang itu, mulutnya tak henti menghisap permen loli rasa stoberi.

Pak Surapto yang melihat gerombolan anak motor menghampiri mereka.

"Siapa kalian?" Tanya Pak Surapto.

Pemimpin mereka memandang ke depan dengan tatapan kosong, tampak sekali bahwa dia tidak berminat berurusan dengan satpam itu. Dengan satu kata, puluhan pemuda itu menghambur maju menyerang, menghadiahi pukulan demi pukulan pada tubuh yang mulai renta itu. Mereka tidak peduli jika orang itu masih memiliki jiwa atau hanya tinggal cangkang kosong.

Mereka mendobrak, menghancurkan gerbang itu dengan mudah, menghajar setiap orang yang terlihat. Suara terikan panik para siswi dan guru-guru menghiasi setiap penjuru tempat, terlihat beberapa orang berusaha meminta pertolongan atau mencoba mencari tahu dimana para penyelamat mereka berada.

Ketika anak buahnya menghancurkan sekolah musuh, sang pemimpin mereka sedang menikmati pertunjukan yang di sajikan dengan permen loli yang masih setia di mulutnya.

*

Derap langkah kaki terdengar, sang pelari tergesa-gesa menaiki tangga rooftop. Sang empu membuka paksa pintu, menimbulkan suara yang cukup nyaring sehingga mengejutkan mereka yang sedang terlelap di sana. Mengesampingkan rasa sopan santunnya, Damar- si pelari menghampiri mereka dengan wajah yang pucat.

"Bos!"

Anggota inti Avegas terheran menatap salah satu anggota termuda mereka yang tampak seperti dikejar hantu.

"Santai Dam, tarik napas lalu buang. Ulangi 10 kali." Celutuk Bagas.

Damar menggeleng, walaupun nafasnya putus-putus dia tetap menyampaikan pesannya.

"Gak ada waktu buat santai! Sekolah kita lagi diserang!"

Seketika aura mengancam menguar dari kelima pemuda itu. Sikap santai mereka lenyap di gantikan dengan raut wajah serius yang menakutkan.

"Bersiap berperang, sisanya bantu amankan warga sekolah." Perintah Damian kepada mereka.

"Ya!"

_____________________________________

Apa dunia sedang mengutuknya? Kenapa hari ini Bellyna sial sekali...

Bellyna merasa frustasi, ingin sekali dia menjedotkan dahinya pada tembok, tapi sayang tidak ada tembok di sini.

Apalagi suara teriakan dan baku hantam memenuhi indra pendengarnya.

"A-anu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Oh ya, hampir saja Bellyna melupakan makhluk satu ini. Rosella, female lead, heroine, atau protagonis wanita kita.

Bellyna menatap Rosella yang ketakutan, terlihat dari mimik wajahnya yang tengah berusaha menahan tangis.

Bellyna menghela nafas, kepalanya dia munculkan dari balik kursi panjang. Memperhatikan setiap detail keadaan yang terpampang jelas di hadapannya. Satu kata buat situasi saat ini. Parah.

Beberapa siswa lelaki yang bisa beladiri bergabung bersama anggota Avegas yang ada di sekolah ini melawan para penyusup. Pertarungan terlihat sengit dan mencekam, mustahil bagi mereka berdua untuk dapat menyelinap pergi tanpa ketahuan.

Bellजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें