20

987 81 1
                                    

Dugaan Bellyna benar, dia demam sekarang. Walaupun tubuhnya terasa lemas, lelah, lesu, dan letih, tapi Bellyna tetap ngotot ingin pergi ke sekolah.

Tapi mungkin hari ini Dewi Fortuna tidak berada di pihaknya, Bellyna berangkat lebih pagi tanpa menunggu Damian menjemputnya. Alasannya, Bellyna cuma sedang malas saja melihat wajah Damian.

Bellyna menaiki angkot untuk berangkat sekolah, dan di sinilah kesialannya terjadi. Angkot yang di tumpangi Bellyna ternyata cukup berdesak-desakan, jadi terpaksa tubuhnya terhimpit penumpang lainnya.

Udara yang pengap dan sesak membuat kepalanya terasa pusing dan jangan lupakan pengharum ste*la beraroma jeruk yang menyengat masuk ke hidungnya. Lengkap sudah penderitaan yang Bellyna alami.

Dengan langkah gontai, Bellyna berjalan tanpa gairah hidup menuju bangkunya. Melempar tas dengan asal di atas meja, Bellyna membenamkan wajahnya di antara lipatan tangannya dengan tas miliknya sebagai bantal.

Memejamkan mata sejenak, Bellyna mulai terlelap dalam kegelapan abadi. Sepuluh menit berlalu, kelas yang awalnya sepi kini mulai menjadi lebih hidup.

Melissa yang melihat Bellyna datang lebih awal hanya untuk tidur mulai berjalan ke arahnya tanpa ragu-ragu. Dengan tanpa dosa, Melissa mengagetkan sang empu yang masih terlelap.

"DOR!"

Tubuh Bellyna langsung duduk dengan tegap, nafasnya ngos-ngosan dengan jantungnya yang berdetak tiga kali lebih cepat. Otaknya masih bekerja dengan lambat sebelum kembali mendapatkan ketenangannya.

Mata Bellyna memicing melihat pelaku yang saat ini menatapnya dengan senyum gugup.

Tanpa rasa bersalah Bellyna langsung menoyor kepala Melissa. Bodoh amat jika Melissa mengeluh kesakitan, kepalanya jauh lebih pusing saat ini.

"Bangsat!" Makinya.

Melissa hanya menyengir, "Masih pagi udah tidur saja, bergadang lagi ya?"

Bellyna terdiam sebentar, "Gue sakit."

"Oh sakit-hah? SAKIT?!"

Akibat kerasnya suara dari Melissa, semua mata sekarang tertuju pada mereka.

Kepala Bellyna berdengung mendengarnya.

"Berisik tolol! Tambah makin pusing kepala gue!"

"Maaf. Kalau boleh tau kok Lo bisa sakit?"

Bellyna menghela nafas, bingung mau bicara jujur atau berbohong saja, tapi bohong itu gak baik, itu dosa. Bicara jujur adalah pilihannya.

"Kemarin gue ter--"

"Njir! Apaan nih?!"

Ucapan Bellyna terpotong karena pekikan teman sekelasnya.

Melissa melihat teman sekelasnya yang terkejut sambil memandangi layar ponselnya.

"Apaan dah?"

"Buka akun sekolah cepetan!"

Masih bingung, tapi Melissa tetap mengikuti suruhannya untuk membuka akun sekolah.

"OH MY! Bellyna kenapa Lo gak cerita?!"

"..?"

Karena penasaran Bellyna mengintip apa yang dilihat Melissa di ponselnya.

Itu... Adalah rekaman dirinya yang berjalan memasuki toilet di ikuti oleh antek-antek Agnes, Bellyna lupa nama mereka. Singkatnya video itu memutar kronologi terkuncinya Bellyna di dalam toilet.

Tapi yang menjadi fokus Bellyna bukan itu.

Sebentar. Sejak kapan toilet ada cctv-nya?!

"Kenapa Lo ga cerita Lyn?" Tanya Nasya yang baru bergabung.

BellWhere stories live. Discover now