•2• Bakteri Aerob

575 52 4
                                    

Karena hening di dalam sunyi. Karena sunyi bukan berarti sepi.

👑

Bakteri aerob yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen dalam aksi penguraiannya.

👑

Di hari Senin, Aina memaksa diri untuk berangkat ke sekolah. Mengingat hari ini adalah hari pertama di masa jeda dan akan diadakan perlombaan individu ataupun kelompok, baik perlombaan akademik maupun yang non akademik.

Untuk tiga hari pertama khusus untuk perlombaan non akademik dan tiga hari berikutnya perlombaan akademik.

Setiap siswa wajib mengikuti minimal dua perlombaan apa saja dan tidak ada batas maksimalnya. Semakin banyak perlombaan yang diikuti, maka nilai tambahannya pun semakin besar.

Seorang guru perempuan yang merupakan wali kelas di Class Crown sedang berbicara menjelaskan perubahan sistem penilaian pada perlombaan kali ini.

"Untuk lomba-lomba di bidang akademik akan ada penambahan soal hingga totalnya menjadi seratus soal esai yang sebelumnya hanya tujuh puluh lima soal dengan dua puluh soal pilihan ganda dan lima puluh lima soal esai," terang Bu Rinai.

Semua siswa menahan napasnya sebentar lalu kembali bernapas secara normal dengan jantung yang berdegup dua kali lebih cepat.

Seratus soal esai?! Pemahaman dalam belajar mereka benar-benar diuji.

Anelis—seorang siswi di kelas ini yang meraih peringkat sepuluh paralel itu mengangkat tangan kanannya hendak bertanya.

Atensi seluruh siswa teralihkan pada gadis yang selalu memakai jepit rambut berbentuk bunga matahari itu. Semuanya menanti apa yang akan gadis itu katakan atau tanyakan.

"Itu berlaku untuk semua perlombaan akademik, Bu? Ah ... maksud saya kenapa tidak sesuaikan dengan bidangnya? Yang paling sulit adalah yang paling sedikit mata soalnya."

Sebagian siswa mengangguk setuju. Tentu saja mereka keberatan dengan peraturan konyol ini.

"Kamu keberatan, Ane? Kenapa tidak langsung ke intinya saja kalau kamu itu keberatan?" tanya Bu Rinai. Air mukanya berubah datar. "Kenapa kamu malah memberikan pertanyaan bertele-tele seperti ini?"

Yang tadinya mengangguk-anggukkan kepalanya lantaran setuju dengan yang Anelis tanyakan pun mendadak bungkam. Termasuk Anelis sendiri.

"Lama-lama gue tertekan juga nih," ucap Alifan pelan. Laki-laki yang menyabet peringkat sebelas paralel.

"Sekolah terkonyol sepanjang masa," gumam Gizca.

"Ada lagi yang keberatan seperti Anelis?"

Dengan bungkamnya Anelis dan seluruh siswa yang tadi mengangguki Anelis, membuat Bu Rinai yakin kalau siswanya merasa keberatan.

Keadaan kelas semakin hening tanpa suara. Semuanya menunduk layaknya tengah mengheningkan cipta pada saat upacara bendera.

"Ya, Ibu juga keberatan sebenarnya. Nanti akan Ibu rundingkan lagi dengan guru-guru lainnya. Masih ada waktu dua hari lagi untuk membicarakan hal ini," kaya Bu Rinai membuat para siswa menghela lega.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now