•29• Xenon

214 32 6
                                    

Sejauh apa pun kamu pergi, keluarga adalah tempat kamu pulang.

👑

Xenon adalah unsur dengan lambang kimia Xe, nomor atom 54 dan massa atom relatif 131,29; berupa gas mulia, tak berwarna, tak berbau, dan tidak ada rasanya.

👑

"Aku mengerjakan semua soal-soal itu dengan jujur. Apa kau tau? Aku sangat puas dengan hasilnya. Nilaiku setinggi itu, Vin! Sekarang kutanya, apa kau iri?" tanya Aina.

"Tidak."

"Tidak salah lagi, 'kan? Oh jelas! Ai, Ai, dia ini hanya manusia curang yang ingin menang."

Rahang Vincent mengeras mendengar setiap kalimat yang Aina lontarkan kepadanya.

Respon dari amigdalanya meningkat seketika. Suasana sekitar taman yang tumben sekali sangat sepi membuat Vincent juga kesulitan mengendalikan emosinya.

"Kau ini—"

"Apa?! Kau ingin memukulku, Vin? Kau berani melakukannya? Aku ini salah satu pemegang rahasia terbesarmu saat mengikuti kompetisi ini selain temanmu, Harper. Jika kau memukulku, maka jangan kaget jika tiba-tiba kau didiskualifikasi. Oh atau negaramu sekalian yang didiskualifikasi? Yang berarti Harper juga tidak bisa melanjutkan kompetisi ini."

Seolah memberikan pilihan yang berat, Aina tersenyum miring saat menatap wajah Vincent yang berubah seratus delapan puluh derajat dari yang sebelumnya.

Vincent memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Berusaha meredam emosinya supaya ia tidak meluapkannya pada Aina.

"Pergi!"

"Apa maksudmu? Aku yang mengajakmu ke sini, seharusnya yang berhak mengusir itu aku, bukan dirimu." Dengan sedikit kesal Aina membalas.

"PERGI, AINA!" usir Vincent meninggikan suaranya.

Tidak ingin menciptakan keributan di negeri orang, Aina memilih pergi meninggalkan Vincent yang tengah berdiri kaku di tengah taman yang sepi ini.

👑

Pagi ini Graysia datang ke sekolah pagi-pagi sekali. Niatnya ingin pergi ke cafetaria terlebih dahulu karena ia sedang malas sarapan di rumah.

Baru masuk ke area cafetaria, ia sudah disambut oleh pemilik dua manik mata indah yang menatapnya dari kejauhan.

"Elfino," gumamnya. Ia berusaha untuk tidak peduli lalu memilih untuk semakin masuk ke dalam dan menaiki tangga.

Tempat ia biasa duduk jika sedang berada di sini, lantai tiga gedung utama.

Laki-laki bernama Elfino Adijaya itu seperti biasanya, berpenampilan rapi dengan satu gitar di pangkuannya. Mungkin jika hanya melihatnya selintas tidak akan mengira kalau dia termasuk ke dalam anggota inti Wirdzone.

Petikan gitar mulai terdengar mengalun menciptakan nada-nada indah yang sangat mengedepankan sopan santun saat menyapa gendang telinganya.

"Hari-hari kulewati
Sunyi sepi hati ini
Dan aku mencari
Adakah sang bulan tenggelam sunyi?"

"Tiba-tiba saja kau datang
Di kala hari yang sepi ini
'Ku berharap semua ini bukan mimpi ...."

Graysia menahan senyumannya. Di sini hanya ada dirinya dan Elfino selain para penjual.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now