Wherever i see you

12 13 0
                                    

Pikirkan jika kalian di posisi seperti Gwen, bagaimana perasannya? Takut, kesal, ingin membalikan bumi? Sudah lima hari berlalu setelah diskusi tentang siapa yang akan di jadikan umpan, setiap hari Gwen merasa tertekan dan takut, tidur juga tidak nyenyak baginya.

"Fuck, fuck ,fuck." Gwen mengumpat setelah menenggak habis alkohol, suara keras musik, orang yang berjoged tanpa henti menemani rasa kesal Gwen.

"Kenapa harus gue? Masih ada Indira, Mala, Riska bahkan Dhara. Emang muka gue keliatan banget gampang di begoin apa?" dia terus meracau mengeluarkan unek-uneknya, "arrggh."

Duk, duk, duk

Gwen membenturkan dahinya pada meja bar terus menerus.

"Tolong satu gelas Brandy!" Gwen mendongak saat mendengarnya, yang benar saja orang itu memesan Brandy yang kadar alkoholnya 35-60%. Gwen yang hanya meminum Wine saja sudah kacau.

"Toleransi alkohol lo gede juga." Gwen bersuara masih dengan kepala yang menempal pada meja.

"Yah bisa di bilang begitu." Orang itu menenggak habis brandy nya, lalu pergi meninggalkan secarik kertas pada Gwen yang setengah sadar.

~

Dimana pun, kantin adalah tempat berkumpul terfavorit, berbagai informasi dengan mudah di dapatkan, sampai ajang pergibahan pun dilakukan disini. Seperti Gwen dan kawan-kawan, mereka duduk berhadapan ada secarik kertas di meja.

"lo dapet darimana nih kertas Gwen?" Bima bertanya masih tidak percaya.

"Ck, kan udah gue kasih tau tadi," Gwen menghembuskan nafas gusar. Dia berusaha mengingat-ngingat wajah orang yang duduk disebelahnya saat di bar.

"Sial, gue gak inget muka dia," rutuknya frustasi,

"Gak, gak, lo harus inget muka dia Gwen, harus!" Gwen melipat tangan di meja dan menenggelamkan wajanya, lalu menggeleng tanda dia benar-benar tidak bisa mengingatnya.

"Lagian berapa gelas yang lo teguk sih sampe tepar gitu?" Mala bertanya seraya mengambil kertas. Disana tertulis,

Kalian merindukan ku? Bagaimana kalau kita bermain game, bukankah sudah lama tidak bertemu.

wherever you are, I still see you

Mala melanjutkan, "kali ini dia gak ngirim kita pesan lewat hp, malah ngirim kertas begini. Bahkan dia tau posisi Gwen dan itu pun dia lagi sendirian. Apa bisa di bilang rencana kita buat mancing dia berhasil?"

"Belom bisa di bilang berhasil sih, tapi seenggaknya kita berhasil buat dia keluar dari zonanya," Mala mengangguk mendengar pendapat Bima.

Gwen mengangkat kepala membuat yang lain sedikit terkejut, "gue inget sesuatu."

"Apaan?" baru kali ini Riska begitu antusias terhadap Gwen.

"Gue gak inget muka dia, tapi gue yakin dia cewe," Bima menggebrak meja, membuat orang yang didekat mereka menatap sekilas.

"Bagus, kita punya satu informasi tentang dia."

"Kakak yakin dia cewe?" Dhara masih tidak percaya, ya mau bagaimana pun keadaan Gwen saat itu mabuk, jadi info nya belum tentu akurat.

Gwen mengangguk mantap, "Gue yakin, suaranya aja cewe kok. Eh dia juga gak terlalu fasih ngomong, nada bicaranya mirip kayak lo Dhar."

Semua menatap Dhara menyelidik, Dhara membulatkan mata,

"Maksud kakak, aku pelakunya?" nada bicaranya meninggi, dia tidak percaya akan di curigai seperti ini. Bukankah dia juga korban dari kekacauan mereka yang tiba-tiba di tarik kedalamnya.

you know I see youWhere stories live. Discover now