danisa

6 2 0
                                    

sudah dua minggu berlalu semenjak kejadian di culiknya gwen dan dhara, namun perkara teror meneror tidak ada habis habisnya, setiap hari selalu ada saja pesan teror yang masuk ke ponsel mereka.

entah mereka sedang memberi jeda untuk kita atau apapun itu, namun dia hanya sekedar mengirim ancaman kosong yang tidak di realisasikan, hal itu sedikit membuat kita tenang namun agak gusar karna takut sehabis ini akan ada hal yang lebih besar lagi yang mengancam mereka bertujuh.

kini dhara dan gwen sudah di perbolehkan pulang oleh dokter dan berhubung mereka semua tinggal berpisah dari orang tua jadi mereka memutuskan untuk tinggal bersama untuk sementara waktu. dimana kali kalau bukan di apartement indira.

di apartemennya cuma ada dua kamar jadi mereka membawa kasur extra untuk di taruh di ruang tengah tempat bima dan aditya tidur nanti. mala tidur dengan dhara dan riska, karna riska benar-benar tidak bisa di gabung dengan gwen mereka akan terus bertengkar jika di jadikan dalam satu ruangan bersama.

terakhir kali mereka dibiarkan berdua berakhir dengan saling menjambak satu sama lain, se nggak akur itu mereka.

saat ini mereka semua sedang berkumpul di ruang tengah sebelum tidur.

"gue rasa, peneror itu mulai cape ngerjain kita" ucap bima mengawali pembicaraan malam ini.

gwen langsung menyaut "IYA BENER, kek gak ada effort lebih buat celakain kita lagi tuh, akhir-akhir ini kayak cuma kirim chat-chat serem aja"

"gue jadi ngerasa dia cuma orang iseng yang gertak sambel doang"

"hey, jangan bicara seperti itu, soon kalau dia bikin aku atau salah satu dari kita celaka lagi gimana?" ucap dhara yang merasa mereka kurang bersyukur tidak di beri cobaan selama dua minggu.

"jangan lupa kalo psycho itu udah mutilasi tangan ola" indira mengingatkan asal mula teror ini dimulai.

"sialan tuh orang udah bikin gue gakbisa tidur di apart gue sendiri!" riska bersungut sungut marah, karna sampai saaat ini dia masih tidak berani untuk menempati apartementnya yang bekas pembunuhan ola yang sampai saat ini masih belum terpecahkan siapa sebenarnya yang udah bunuh ola.

"bener, sih dia diem bukan berarti dia gak mampu buat bikin kita celaka gak sih?"

"kok gue jadi overthinking ya?"

"jangan-jangan dia diem in kita selama dua minggu karna lagi mau nyusun rencana lain?"

"dia bahkan gak segan bunuh ola, tapi kenapa harus kita yang jadi targetnya ya?'

"by the way, gue rasa kita semua terlibat sama suatu masalah yang bikin peneror itu tersinggung atau marah deh"

"inget inget coba apa kalian pernah bikin orang marah?"

"guys aku jadi inget, waktu kalian telling me about who the name? ah danisa...apa kalian nyembunyiin hal lain dari aku? aku rasa cerita kalian waktu itu belum tuntas"

mereka semua saling berpandangan.

"emm, danisa..."

POV

suatu malam mereka ber enam sedang berkumpul di apartement riska karna sedang mengerjakan tugas dari dosen yang deadline nya sudah mepet , semuanya sudah berkumpul tinggal seorang lagi yang belum datang.

orang itu adalah danisa.

si anak emas para dosen, si populer karna cantik dan pintar, si polos, dan si gampang di begoin, tipikal anak baik-baik dan gak neko-neko.

"eh si danisa gak salah nih sekelompok sama kita ya?" gwen memulai topik pembicaraan.

aditya langsung menanggapi " dia kaya orang tersesat gak sih, mau maunya sekelompok sama cewe barbar kayak lo pada,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

you know I see youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang