25. Nggak Mau Kalah

10.3K 1.5K 283
                                    

wkwk

🐳🐳

"Apa yang kamu lakuin, Jev?"

"Akhirnya kamu hubungi aku duluan, Sav."

"Apa yang kamu lakuin?" ulang Sava. Nada bicaranya sarat kekhawatiran.

"Aku nggak paham maksud kamu."

Sava terduduk di tepi tempat tidur, mengurut dahinya pelan saat menahan kemarahan. Tadi ekspresi Gagah berubah jadi pucat pasi, memakai baju dengan terburu-buru, dan berlalu tanpa berpamitan padanya. Sava bisa menebak saat ingat bahwa yang menelepon tadi adalah Bima.

"You okay, Sav? Apa kita perlu ketemu? Kamu keliatan nggak baik-baik aja."

"Kamu apakan suamiku?"

"Apa kamu beneran anggap dia suami?"

"Iya. Dia suamiku." Sava menegaskan kali ini.

"Kamu nggak pernah mau aku ajak nikah tapi kamu nikah sama orang lain, Sav? Are you cheating on me?"

"Aku udah bilang berkali-kali aku nggak selingkuh, Jev." Sava menahan luapan amarahnya kuat-kuat dituduh seperti itu. "Kita udah berakhir dan aku punya hak buat nikah sama laki-laki lain."

"Nggak, Sava yang aku kenal nggak kayak gitu."

"Iya, aku udah bukan Sava yang kamu kenal."

"Aku tau banget kamu cuma cinta sama aku, Sav. Dia ancam kamu sampai kamu mau? Atau dia mau bunuh kamu kalau nggak bersedia nikah? Atau dia malah kasar—"

"Gagah bukan kamu, Jev. Kamu nggak sadar yang kamu tuduhin malah diri kamu sendiri?"

Terdengar tawa di seberang sana. Sava kenal betul ini akan berakhir bagaimana. "Kamu sama gobloknya kayak Gagah. Iya, aku tuduh dia makan dana perusahaan. Kamu mau apa? Suruh aku berhenti?"

"Jev," gumam Sava tidak percaya. Ya Tuhan, detakan dadanya langsung terasa begitu kuat dan menyakitkan. "Kita udah bahas waktu kemarin ketemu. Kamu nggak akan bawa-bawa masalah pribadi kita ke perusahaan. Gagah nggak salah."

"Kamu yang pertama kali bawa dia di tengah kita, Sav."

"Aku nggak bawa dia ke masalah kita. Aku nggak pernah cerita apa-apa ke dia tentang kamu, tentang kejadian waktu itu, aku turutin semua biar kamu nggak nyakitin Gagah."

"Sebodoh itu kamu sekarang ya, Sav? Sampai belain laki-laki macam dia?"

"Jev, please. Gagah nggak salah." Sudah cukup Gagah sakit hati karena tindakannya kemarin, ia tidak mau lagi membuat Gagah kecewa.

"Kamu kenal aku dengan baik. Pasti tau kan aku nggak gampang dihasut?"

"Kalau kamu nekat, aku juga bisa bongkar semua di depan Papa, di depan orang tua kamu juga."

Bukannya takut, Jev malah tertawa lagi. "Seriously? Kamu mau menghancurkan keluargaku? Kamu mau bikin Papa sama Mamaku kecewa sama anaknya sendiri? Kamu benar-benar orang yang nggak tau balas budi ya, Sav."

Ya Tuhan. Tubuh Sava langsung terduduk lemas. Raut putus asanya terlihat jelas. "Apa yang kamu mau?"

"Kamu cuma boleh buat aku."

"Aku nggak bisa." Suara Sava mulai terdengar bergetar menahan marahnya. "Udah berapa kali aku bilang aku nggak bisa sama kamu lagi."

"Karena pernikahan? Kalau gitu kamu bisa minta cerai sama dia."

Fishing YouWhere stories live. Discover now