FWB

1.8K 216 70
                                    

Halo wkwkw
Iya sabar, satu2 ya.. Ini kmrn ada yg req fwb
So here we go!






🐰🐰🐰





Kehidupan kuliah gue sejauh ini baik dari sebelumnya. Yang dulunya gue pusing karena banyak masalah sana sini, sekarang nggak lagi. Ya karena gue udah menemukan obat dari pusingnya hara huru dunia. Mulai dari tugas kuliah, masalah di tempat kerja, masalah sama pacar. Untung udah putus.

"Nanti gue call." Begitu ucap dari cowok yang nggak tau datang darimana, tiba-tiba berbisik tepat di belakang telinga kiri gue. Posisinya gue lagi berdiri dan ngantri beli air mineral di kopma.

Begitu gue menoleh ke samping, ternyata itu Kim Doyoung. Partner gue. Siapa sih yang nggak kenal Kim Doyoung? Mantan ketua himpunan teknik elektro yang super duper most wanted. Dia udah punya cewek, anak psikologi. Adek tingkat.



Gue melirik di belakangnya terdapat Sasil, pacarnya yang anak psikologi itu. Oh, ngantri juga?

Gue menatap ke arahnya lagi yang ternyata sedang menatap gue juga. Detik berikutnya ia mengedipkan sebelah matanya dan memberikan smirknya ke arah gue. Dengan cepat gue membayar dan meninggalkan area koperasi itu.


"Bikin repot aja anjir. Berasa backstreet."


"Siapa yang backstreet?" Itu Laura, sobat gue anak sasing.


"Gue sama Doyoung."

Laura berdecak, "masih aja ya lo? Minta jatah lagi dia?"


Gue mengangkat bahu malas lantas menenggak air mineral yang gue beli tadi hingga tersisa setengah botol, "lo kok bisa sih ngejalin gituan sama dia? Inget kata gue loh ya, dia itu most wanted. Lambat laun pasti bakalan kebongkar."


"Tau elah. Gue sama dia juga mikirin ini kali. Udah tau. Nggak usah nyeramahin gue bisa?"

"Yeu sia goblok. Udah nggak waras temen gue satu ini njing. WOY WETEES SOBAT GUE ANAK FEB NIH, CANTIK, BODY KEK GITAR SPANYOL LO BISAㅡ"

"Toa banget anjir lo, Ra." Gue segera menyumpal mulut Laura yang nggak ada ampun itu. Beberapa pasang mata udah merhatiin kita. Bahkan nggak sedikit juga ada yang menatap aneh ke kita. Gue berjalan melewati beberapa pasang mata itu sambil membekap mulut Laura.

Begitu selesai menjauh dari bencana itu, segera gue lepaskan tangan gue dari mulut Laura.

"Anjing! Nggak bisa napas gue anjing."

"Heh! Napas mah pake hidung. Plis deh, gobloknya bagi dua aja sama gue. Jangan diembat sendirian."

Laura menatap gue sinis, kemudian ia menyeret gue ke arah pojokan gedung teknik.

"Ngapain anjir ngebawa gue kesini?"


Gue pun tiba di depan cowok yang tadi bisikin gue di kopma. Sadar akan kehadiran gue dan Laura, ia segera tersenyum manis ke arah gue. Detik berikutnya Laura pamit dan segera ngibrit masuk ke basecamp anak teknik sipil. Ini yang FWB-an perasaan gue deh, tapi kenapa nih anak yang punya banyak cowok ya? Dimana-mana ada perasaan dah. Anjing, nggak nyambung.

"Sini." Doyoung menarik gue hingga tubuh gue terhempas di tembok. Kemudian ia merapatkan tubuhnya dengan tubuh gue.

"Gue butuh lo. Ntar malem bisa?" Ucapnya di depan bibir gue yang membuat bibir gue ikut bergetar juga.

"Call gue kapan aja. Gue selalu bisa buat lo."


Selepas gue berkata, Doyoung segera membungkam gue dengan ciumannya yang panas dan dalam.





DOYOUNG ASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang