Orang Asing

3.1K 316 11
                                        

"Dek, ayo bangun! Katanya mau jogging sama ayah?" Ucap ayah sambil menepuk lenganku pelan.

"Ngantuk yah.. Lagian masih terlalu gelap nih."

"Ngawur kamu. Ini udah jam enam. Ayo bangun!"

"Hm... Lima menit lagi ya, Yah.."

"Janji harus ditepati. Oke? Deal" Ucap ayah yang kemudian meninggalkan kamarku.

Aku pun bergegas bangun sembari mengucek-ucek mata. Tanganku terulur mengambil segelas air putih yang tiap hari kusediakan di atas meja. Aku pun meneguknya hingga habis dan mulai berdiam diri. Iya, aku menjeda sebentar, kira-kira kata orang sih ngumpulin nyawa. Haha.

Setelah pendiaman diri beberapa menit, aku pun bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Mengambil handuk kering yang terletak di laci dengan jalan yang terhuyung-huyung.

Iya, aku masih se-me-ngantuk itu.

"Loh pastanya abis?" Gumamku saat mengambil sikat beserta pasta giginya.

"Bunn... Pasta gigi adek habis bun.." Teriakku dari dalam kamar. Aku berdoa semoga suaraku terdengar hingga ke telinga bunda.

Aku tidak mempunyai saudara sama sekali, aku anak tunggal. Mungkin itulah penyebab aku dimanja, yang kesana-sini harus disodorin apa yang kubutuhkan. Apa-apa bunda, sedikit-sedikit ayah. Pokoknya semua orang tua.

Padahal aku ingin mandiri di usia ku sekarang, namun bunda dan ayah tak mengizinkan. Katanya, "Kamu anak satu-satunya bunda dan ayah."

Yasudah, aku turuti mereka saja. Toh tidak ada ruginya di aku. Padahal mereka bisa aja bikin lagi.

"Nih! Ngga usah dandan. Nanti waktu jogging juga luntur semua make up kamu."

"Kok jadi ayah yang nganterin?"

"Mau mastiin, anak ayah beneran bangun apa engga."

"Ih, kok gitu? Kan udah jelas tadi adek teriak-teriak, Yah.."

"Iya deh, sana gosok gigi. Ayah tunggu di bawah. Pokoknya lebih dari lima menit ngga turun-turun, ayah ngambek."

"Aih, ingat umur yah.."

"Ayah masih muda, asal kamu tau."

"Ayayay, laksanakan komandan!"

Bagi yang tak mengenalku mungkin mereka mengira orang tuaku sudah tua, dilihat dari pendidikan yang kujalani sekarang ini adalah kelas 12 SMA. Tentu berpikir orang tuaku sudah berumur 40 atau bahkan 50 tahun.

Hell, yang benar saja!

Ayahku, Lee Jeno. Beliau masih sangat-sangat bugar dan segar. Bukan dilihat dari fisiknya aja, tapi umurnya juga. Tahun depan, usia ayah akan genap 30 tahun.

Bagaimana? Masih muda bukan?

Ah, kalian pasti membayangkan sugar-sugar daddy yang sedang viral belakangan ini.

Hei, bundaku tidak seumuran denganku ya..!

Umur bunda sama ayah, hanya terpaut tiga tahun.

Ah, kurasa tak penting membahas orang tuaku kali ini, karena ini udah melebihi lima menit terlewat semenjak ayah keluar dari kamarku.

Omaygat!

Aku pun mengambil jersey chelsea, tim sepak bola favoritku dan celana training warna hitam polos, sepatu trainers tentunya.

"Hoii!"

"Ashsjala.... Astaga.. Adek ih bun, ngagetin ayah.."

"Hehe.. Kuy komandan.. Let's go!"

DOYOUNG ASWhere stories live. Discover now