Penjaga Toilet

3.4K 341 16
                                        

"Don't need your love.. Dont need it, dont need it need a, no, dont need it.." Lantunku mengikuti musik yang terdengar dari radio. Saat ini aku sedang perjalanan ke rumah kakak yang terletak di kabupaten.

Well, aku sudah mempunyai rumah sendiri, mengingat usiaku beranjak 25 tahun. But, im still single, hehe. Asal aku sudah berkecukupan, noprob. Jodoh nanti juga datang sendiri.

Aku terus menyanyikan lagu-lagu yang terputar melalui radio mobil, sesekali aku menggantinya. Perjalanan kali ini mungkin membutuhkan satu jam lamanya, jadi aku sudah menyiapkan segala macam cemilan sekaligus minuman untuk menemani perjalananku.

Fyi, aku mengemudi sendiri, aku tidak mengajak keluargaku atau siapapun karena aku sudah tinggal sendiri. Lagipula keluargaku juga tidak sekota denganku. Jadi ya, aku berangkat sendiri. Lagian ini hanya main biasa kok, sekedar berkunjung. Ngga ada acara besar atau apa.

Mobil kulajukan dengan kecepatan sedang. Mumpung hari ini hari kamis, dan kebetulan juga udah sore, jadi jalanan menuju kabupaten ngga terlalu ramai.

Kak Jaein is calling...

Aku terlalu fokus ke jalanan dan menikmati musik sehingga tidak menyadari jika Kak Jaein menelpon. Buru-buru kuangkat sebelum ia putuskan sambungannya.

"Halo kak.."

"Nyampe mana?"

"Iya, ini di jalan."

"Macet ngga? Kira-kira nyampe jam berapa?"

"Ngga macet kok,"

"Eumm.. Kira-kira sih sejam lagi nyampe kok kalo aku ngga mampir-mampir gitu.."

"Ya jangan mampir-mampir"

"Okedeh,"

"Yaudah, hati-hati"

"Iya, aku tutup. Dahh."

Begitu panggilan terputus, aku merasakan gelenyar kurang nyaman di perutku. Ah, aku ingin buang air kecil. Sontak aku pun mencari toilet umum di pinggir jalan, mungkin SPBU pilihan yang tepat.

Aku memarkirkan mobilku tepat di depan rest area yang belakangnya kebetulan adalah toilet. Aku pun melepas sabuk pengaman dan turun dari mobil.

Aku memasuki toilet umum itu, dan terdapat mas-mas yang jaga. Oh, berarti bayar..

Dompetku!

Bodohnya aku meninggalkan dompet sekaligus handphone di mobil. Ya memang kebiasaanku sih kalo ke toilet tidak membawa barang apapun masuk.

Akhirnya aku merogoh saku celana jeansku, berharap aku menemukan lembarang uang, karena aku sudah di dalam toilet.

Kumohon... Aku tidak butuh banyak, mungkin hanya lima ribu. Itupun kalo memang lima ribu bayarnya.

Dasar aku.

Gotchaaa!

Aku menemukan satu lembar uang sepuluh ribu. Syukur.. Aku bisa buang air kecil dengan tenang.

Saat aku melepas celana jeansku, aku merasa tidak enak. Ternyata bagian dalam celana jeansku sudah tembus.

Sudah kuduga. Aku datang bulan.

Sial! Kenapa aku bisa lupa? Lalu ini aku harus bagaimana? Keluar dengan seperti ini lalu membeli di supermarket terdekat? Hell no!

Lalu bagaimana? Aku pun tak membawa ponsel. Lagian kalau aku membawa ponsel, aku mau menghubungi siapa? Kakakku? Bahkan rumahnya pun masih jauh.

DOYOUNG ASWhere stories live. Discover now