O1.

1K 136 6
                                    

"Halo bibi, selamat pagi."

"Selamat pagi Sunoo, akhirnya kamu bangun."

Sapaan yang terlontar dari mulut bibinya membuat senyuman pagi Sunoo terukir,  ia pun duduk di samping adik sepupunya.

"Selamat pagi Jungwon!" sapa Sunoo kepada adik sepupunya yang bernama Jungwon.

"Selamat pagi kak!" balas Jungwon sambil bertos ria kepada Sunoo.

"Bibi memasak nasi goreng kimchi? baunya enak sekali." kata Sunoo, membuat wanita paruh baya itu tertawa.

"Iya noo," jawabnya sambil menengok kepada Sunoo yang sedang bermain dengan adiknya. "Sunoo, hari ini bibi akan datang ke rumah kakek untuk menjenguknya, bibi akan menginap disana satu malam, Jungwon akan ikut, apakah kamu mau ikut juga?"

Sunoo terdiam sesaat, berpikir, lalu segera menggeleng. "tidak bibi, Sunoo ada kerja kelompok dengan Jisung sampai malam."

Wanita itu hanya mengangguk menanggapi. "jangan lupa kunci pintu, bawa kunci cadangan ya, bibi berangkat saat kamu masih sekolah."

"Oke!" jawab Sunoo sambil mengacungkan jempolnya dan tersenyum lebar, menampakan deretan giginya yang rapih.

"Kak Sunoo! pangku Uwon!" teriak Jungwon sambil menepuk-nepuk pundak Sunoo, Sunoo pun tersenyum dan mengangkat tubuh Jungwon dan mendudukkan tubuh Jungwon di pahanya.

Sunoo menatap adik sepupunya dan bibinya bergantian, ia tersenyum tipis dengan keluarga kecilnya.

Ibu dan ayah Sunoo sudah tiada saat ia berumur 10 tahun, karena terjadinya kecelakaan beruntun di sebuah tol, kejadian hari itu menimpa Sunoo juga, namun ia selamat dari kecelakaan itu meski sempat koma 3 bulan lamanya.

Sunoo memutuskan untuk tinggal bersama bibi dan adik sepupunya selepas ia bangun dari koma dan meninggalkan rumah sakit, dan itupun di setujui oleh bibi.

Paman Sunoo bekerja di luar kota dan hanya pulang 2 bulan sekali, jadi ia tinggal di rumah bersama bibi dan Jungwon saja.

Namun, ia bersyukur karena masih hidup sampai saat ini meskipun tidak dengan orangtua kandungnya.

%%%

"Sunoo, apakah kau mau aku antar pulang?"

Sunoo melirik kecil ke arah Jisung, kerabatnya, lalu menggeleng. "tidak usah Jisung."

Jisung tetap menggeleng kukuh, "aku antar ya! ini sudah menjelang malam."

Sunoo menghela nafas, lalu menganggukkan kepalanya. "Oke baiklah, tapi nanti kau pulang pakai apa? dengan siapa?"

"Aku akan mengantarmu pakai motor dan pulang sendiri." balasnya santai.

Sunoo berdeham kecil sebagai jawaban 'iya', lalu melirik Jisung yang sedang berjalan ke lantai atas untuk mengambil jaketnya.

"Sunoo?"

"Eh, tante, om.."

Sunoo tersenyum malu ketika kedua orang tua Jisung muncul dari dapur lalu memanggilnya, ia berdiri lalu membungkuk sopan.

"Kau sudah mau pulang? apa tidak ingin menginap saja?" tanya ayah Jisung.

Sunoo menggeleng. "Tidak om, terima kasih, saya mau pulang saja."

Kedua orang tua Jisung mengangguk pelan, lalu perhatian mereka teralihkan ketika suara langkah kaki yang menuruni tangga terdengar.

"Sunoo, ayo!" ajak Jisung.

"Eh, iya," balas Sunoo, lalu menengok kepada kedua orang tua Jisung yang masih berdiri di tempatnya, "om, tante, saya pulang dulu ya, diantar Jisung." orang tua Jisung hanya mengangguk sambil tersenyum kepada Sunoo.

"Ayo, sung." kata Sunoo sambil menarik tangan Jisung agar keluar dari rumah.

꒰ ❛ Not Alone ❜ ꒱

"Aku pulang ya noo."

Sunoo yang baru saja melepas helm dari kepalanya memandang Jisung heran sambil memiringkan kepalanya. "gak mau masuk dulu?" tanya Sunoo.

"Nggak, aku mau pulang aja hehe, mau main PS," balas Jisung sambil mengambil helm dari tangan Sunoo, lalu ia kembali naik ke motornya dan melambai kepada Sunoo sambil mulai melajukan motornya. "Dadahh Noo!"

Sunoo tersenyum dan membalas lambaian itu sambil menatap motor Jisung yang mulai pergi dari perkarangan rumahnya.

Sunoo merogoh sakunya lalu mengambil kunci cadangan yang ia bawa, ia menancapkan kunci itu di lubang kunci lalu membuka pintunya.

Dia masuk ke dalam dan di sambut kegelapan yang menyelimuti rumahnya, hanya lampu lantai atas yang menyala.

Sunoo bergeser ke kiri mencari saklar lampu dan menyalakannya, lalu ia menutup pintu dan menguncinya seperti yang di perintahkan oleh bibinya tadi pagi.

Dirinya naik ke lantai atas tempat kamarnya berada.

Ia menaiki satu demi satu anak tangga.

Sesekali ia menengok ke belakang karena merasa diikuti.

Tapi ia menggeleng, membuang semua pikiran negatifnya.

Dan akhirnya ia berada di depan kamarnya, ia membuka pintu kamarnya perlahan.

Tapi belum sempat masuk ke kamarnya, ia merasakan pundaknya di tepuk, Sunoo memejamkan mata dan mengelus pundaknya yang mulai bergetar.

"Astaga firasatku tidak enak.."

Setelah mengatakan itu, ia merasa pundaknya di tepuk lagi.

"Diam! jangan ganggu aku, maaf maaf maaf maaf.." gumam Sunoo, badannya gemetar, ia masih memejamkan matanya.

Setelah merasa lebih tenang, ia mendorong pintu kamarnya, masuk ke kamar lalu menutup kembali pintu kamarnya dengan keras. Sunoo melemparkan tasnya sembarangan, lalu melompat ke atas kasur dan menyembunyikan tubuhnya yang gemetar di balik selimut.

"Ya Tuhan apa itu tadi.."

%%%

🔓

; Park Jisung

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

; Park Jisung

Not Alone ; Sunsun (TAHAP REVISI)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu