O2.

815 125 18
                                    

Sunoo tertidur karena ketakutan semalam, ia hanya meringkuk di atas kasur dengan tubuh yang bergetar, karena semalaman itu, aura di kamarnya benar-benar tidak enak.

Setiap dirinya ingin keluar dari kamar, aura tidak mengenakkan langsung menyelimuti dirinya, seakan-akan sesuatu akan terjadi di luar sana.

Untungnya di kamarnya ada banyak cemilan, dan juga ada galon air, jadi ia bisa makan dan minum cukup selama malam itu.

Pagi ini, cahaya sang bagaskara masuk menembus jendela dan mengenai surai hitam Sunoo.

Sunoo menurunkan selimutnya yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya kecuali rambut hitamnya.

Ia menatap sekitar, lalu bangun dari tidurnya dan duduk di sisi kasur, tentunya untuk mengumpulkan nyawa.

Namun dirinya menyadari kalau kepalanya sedikit pening, ia pun menyentuh dahinya dengan punggung tangannya. Dan hawa panas langsung menyerang punggung tangannya.

"Ya Tuhan, aku demam.."

Sunoo berdiri lalu menghampiri laci di samping kasurnya untuk mencari termometer.

Setelah menemukan kedua benda itu, ia kembali duduk di kasur, dan mengecek suhu tubuhnya.

"Astaga, 38,7.." gumam Sunoo

Sunoo menaruh termometer itu lalu segera merebahkan tubuhnya di atas kasur yang dingin.

Sunoo meraba meja nakas di samping kasurnya dan mengambil hpnya, lalu ia pun membuka aplikasi whatsapp dan mencari grup kelas.

Class 2-1 🔥
---------------

Me
izin tidak masuk ya, saya sedang demam🙏|
06.23

---------------

Sunoo melempar ponselnya ke sembarang arah- meski jatuh di kasur- lalu meregangkan tubuhnya.

Dia masih teringat kejadian semalam yang benar-benar di luar nalarnya.

Sunoo menghela nafas lalu turun dari kasurnya, ia memberanikan diri untuk turun ke bawah, karena sebentar lagi bibi pulang.

Dia melangkah ke arah pintu kamarnya lalu membukanya dengan cepat, namun pemandangan di depannya membuat dirinya ketakutan.

"Astaga aku sedang demam! ku mohon jangan ganggu aku.."

Sesosok lelaki yang 2 hari lalu ia jumpai di toilet sekolah, sekarang berada di rumahnya.

Di depannya.

Melayang di depannya.

Kaki Sunoo melemas, ia jatuh terduduk, berpegangan pada gagang pintu kamarnya.

"Jangan ganggu aku.."

Sesosok lelaki itu malah menghampiri dirinya, membuat Sunoo ketakutan.

"JANGAN MENDEKATIKU! ku mohon jangan ganggu aku.." lirih Sunoo ketika lelaki itu terbang mendekatinya dengan wajah datar.

Sunoo meringkuk di depan kamarnya, dia memejamkan matanya, dan sosok itu masih terbang menghampirinya.

"Jangan takut. aku tidak bermaksud menganggumu.."

Sunoo terkejut.

'Hah, apa?'

'Ia berbicara?'

'Hah..?'

'Kepadaku?'

'Apa- gak mungkin.'

Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, ia memberanikan diri untuk mendongak, dan kembali terkejut karena sosok itu sedang duduk di depannya.

"ASTAGA!"

duk!

Karena terkejut, Sunoo langsung berdiri dan berjalan mundur secara refleks, membuat kepalanya terbentur pintu kamarnya.

Sunoo meringis sakit, ia mengusap kepalanya dan menunduk ke bawah, menatap sosok itu yang sepertinya akan menyemburkan tawa.

Bukannya semakin takut, Sunoo malah kesal.

"Jangan tertawa! penampilanmu sudah menyeramkan ya, apalagi kalau kamu tertawa."

Sosok itu berdiri dari duduknya lalu mendekati Sunoo dan menyentuh bahu Sunoo sambil tertawa kecil.

Sunoo membeku, badannya tegang karena ia merasakan tangan yang dingin menyentuh bahunya, apalagi tawa sosok itu tidak menyeramkan, tapi cukup lembut.

Sosok itu mundur, menatap Sunoo yang masih terlihat takut, lalu ia mengulurkan tangannya yang pucat.

"Park Sunghoon, iya aku hantu, salam kenal. Sunoo."

Not Alone ; Sunsun (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now