15.

376 46 4
                                    

warn : sdikit uwu

%%%

"SUNOO!"

Sunoo merasakan seseorang mendekapnya, gadis yang semula ada di hadapannya pun menghilang entah kemana.

Sosok itu mengelus bahu Sunoo pelan, Sunoo yang merasa sangat takut hanya bisa terisak. Ia memeluk balik sosok itu, tubuhnya bergetar hebat, rasa takut menyelimuti dirinya tanpa henti.

"Kak Sunghoon.. takut.."

Sunghoon lalu mengusap surai hitam Sunoo, "iya, gapapa, udah ada kakak di sini, gausah takut," ucap Sunghoon lembut.

Setelah merasa insan yang berada di bawah dekapannya kini sudah cukup tenang, Sunghoon menggendong Sunoo lalu segera membawa Sunoo kembali ke kamar inap Jungwon, ia pun menidurkan Sunoo di sofa yang tersedia.

Sunoo meringkuk lalu memeluk dirinya sendiri, bayang-bayang kejadian tadi berkelibat dalam benaknya, demi Tuhan dia sangat takut.

"Udah, gausah di pikirin yang tadi, sekarang Sunoo udah aman bareng kakak." tangan kanan Sunghoon bergerak mengusap pelan surai Sunoo, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menepuk bahu Sunoo.

Lambat laun Sunoo merasa jauh lebih tenang, berkat Sunghoon yang sedari tadi terus menenangkannya.

Entah mengapa, saat bersama Sunghoon, Sunoo merasa tenang, ia merasa kalau Sunghoon adalah dunianya, meski faktanya dunia mereka berbeda, namun ikatan di antara mereka kuat. Sunoo merasa bahagia saat bersama Sunghoon, begitupun sebaliknya, mereka berdua saling melengkapi meski dengan dua dunia yang berbeda.

Sunoo menyayangi teman hantunya yang satu ini, Sunghoon selalu ada untuk dirinya, ketika ia sedang sedih, Sunghoon pasti datang, untuk sekedar melihat atau menenangkan pun, pasti ada Sunghoon di kala dunia tidak berpihak kepada Sunoo.

Sunoo merasa Sunghoon cocok menjadi kakaknya, kakak lelakinya, kakak lelaki yang akan selalu Sunoo sayangi sampai kapanpun. Mengingat bahwa dirinya adalah seorang anak tunggal yang selalu merasa kesepian setiap harinya, entah di sekolah, mau pun di rumah jika tak ada Jungwon di sampingnya.

"Kak.." panggil Sunoo lirih, masih berbaring tanpa menatap empu yang diajak bicara.

"Iya, Noo?" 

"Aku mau kakak selalu nemenin aku.." pintanya dengan penuh mohon, mengabaikan suaranya yang sedikit bergetar.

Sontak perhatian Sunghoon berpusat kepada Sunoo.

"Kakak temen yang baik buat aku, kakak selalu nunjukin rasa peduli buat aku, kakak gak pernah ragu nunjukin rasa sayang kakak ke aku.. aku pengen gini terus kak, aku pengen kakak terus ada di sisi aku," Sunoo menghentikan ucapannya sekejap, merasakan ada cairan bening yang mengalir dari pelupuk matanya, ia pun menarik napas pelan, mencoba menenangkan diri.

"Aku gak lupa kalo kita beda dunia, aku manusia dan kakak arwah, aku gak lupa, tapi aku gak suka diri aku yang inget fakta kalo kita beda, aku ngerasa gak tenang karena aku tau kita gak bisa bersama selamanya,"

Sunoo menghela napas pelan. "Tapi aku egois, kak, aku ingin sama kakak selamanya, aku pengen kakak selalu bareng sama aku, kakak itu yang terbaik buat aku, setelah bibi.."

"Kak Sunghoon, aku sayang sama kakak."

Perkataan Sunoo berhenti di situ, sedangkan Sunghoon masih terdiam berusaha memroses semua perkataan sosok nyata di sampingnya itu.

Sunghoon menunduk, mengusap pelan surai Sunoo dengan telapak tangannya yang dingin. "Sunoo, kakak juga pengen kita bareng terus, kakak ada rasa nyaman kalo bareng kamu, kamu udah kakak anggep adik, adik kesayangan kakak, Kamu lucu, baik, ceria, agak gengsian, tapi ada rasa nyaman di hati kakak kalo kakak bareng kamu. Kakak pengen selalu jagain kamu, kakak gamau kamu terluka, kakak gasuka ada yang ngelukain kamu, kakak pengen selalu ada buat kamu, tapi kakak nggak bisa,"

"Kakak pengen kok hidup lagi, habis itu kita hidup bareng sebagai adek kakak, bareng Jungwon juga, cuma sayangnya gak bisa, Noo,"

"Tapi gak papa, aku tetap sayang sama kamu, Noo. Sayang banget."

Sunoo bangun dari posisi tidurnya, lalu dengan cepat membawa tubuh Sunghoon yang berbayang ke dalam dekapannya. Sembari terisak pilu dalam dekapan hangat itu.

Sunghoon hanya tersenyum tipis lalu memeluk Sunoo balik, ia membawa tubuh kecil itu ke pangkuannya, lalu ia memberi usapan sayang di punggung Sunoo yang bergetar.

"Kak Sunghoon, kalau belum saatnya kita di takdirkan untuk pisah, aku pengen lewatin hari-hari aku sama kakak dulu ya?" lirih Sunoo, matanya yang basah menatap netra sayu Sunghoon penuh mohon.

"Iya Noo, kakak mau," sahutnya yakin.

Sunghoon menguraikan pelukannya dengan Sunoo, ia menatap wajah Sunoo yang sembab lalu mengusap setitik air mata yang akan terjun dari mata Sunoo menggunakan ibu jarinya. "udah jangan nangis mulu, bengkak nanti mata kamu dek."

"Iya iya.." Sunoo mengusap wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, lalu kembali merebahkan dirinya di sofa.

"Kalau ngantuk, tidur aja," ucap Sunghoon, dengan telapak tangan yang bergerak mengusap pelan surai legam Sunoo yang sedikit lepek.

"Iya, aku ngantuk, aku mau tidur dulu ya.." Sunoo tersenyum tipis, memiringkan badannya kemudian memejamkan kedua matanya rapat-rapat.

"Iya, selamat tidur, adik." balas Sunghoon pelan, sosok berbayang itu diam-diam tersenyum kecil, menatap lekat kelopak mata yang telah memejam itu.

%%%

%%%

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Not Alone ; Sunsun (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now