O5.

605 82 14
                                    

Sunghoon saat ini sedang menemani Sunoo yang sedang memasak di dapur, ia hanya menemani Sunoo, tidak lebih, ia juga tidak bisa makan ya kan?

Pemuda tak kasat mata itu sesekali tertawa kecil ketika Sunoo merutuki dan mengumpati minyak yang terkadang menyiprat ke tubuhnya.

"Kamu tuh ya, bukannya membantu malah diam saja." ujar Sunoo kesal kepada Sunghoon yang sedang berdiri di sampingnya.

"Aku harus bantu apa?" balas Sunghoon sambil memainkan dasinya.

"Gausah, gajadi." dingin Sunoo.

Sunghoon mendelik bingung, lalu kembali dengan kegiatan memainkan dasi seragamnya.

"Kau masak sebanyak ini untuk apa sih?" tanya Sunghoon ketika melihat meja makan sudah terisi dengan Bibimbap, roti bakar, jjangmyeon, kimchi, ramen dan lainnya.

"Tidak papa, kan nanti ada bibi." jawab Sunoo yang sedang sibuk mencuci panci.

"Memang bibimu akan mampu menghabiskan makanan sebanyak itu? bilang aja kalau kau itu lapar."

Perkataan Sunghoon sukses membuat Sunoo terdiam, lalu tersenyum kikuk kepada dirinya.

"Baiklah, aku benar." ucap Sunghoon sambil tertawa.

"Jangan ganggu aku!"

"Aku daritadi berdiri di sini loh sun-"

ting tong!

Sunoo sedikit terkejut karena suara bel, ia pun segera membasuh tangannya dengan air lalu berlari menghampiri pintu depan.

ceklek!

"Eh! bibi sudah sampai ternyata!" kata Sunoo sambil tersenyum ceria, lalu pandangannya menatap Jungwon yang mendongak untuk menatap Sunoo yang lebih tinggi.

Sunoo tertawa lalu menggendong Jungwon sambil sesekali menggodanya dengan mencubit pipi dan hidungnya, membuat sang empu tertawa geli.

"Woah Sunoo, kau yang membuat ini semua?" tanya bibi saat sedang menaruh tas belanjaan di samping kulkas.

Sunoo yang masih berada di ruang keluarga segera berlari ke dapur, dengan Jungwon yang berada di gendongannya.

Sunoo tersenyum menatap bibinya yang terlihat kagum, "iya bi, tentu saja, ayo makan bersama sebelum makanannya dingin! Sunoo tau pasti bibi belum makan."

Sang kakak dari ibu kandung Sunoo mengangguk lalu mengambil sendok dan garpu, dan merekapun makan bersama.

Sesekali Sunoo menatap Sunghoon yang duduk di atas kursi kosong di seberangnya, yaitu di sebelah bibi.

"Sunoo, kenapa aura di sini tidak mengenakkan ya?"

Sunoo tercekat, tangannya yang baru saja akan mengambil roti bakar langsung terhenti, ia menatap bibinya dengan pandangan berpikir, mencoba untuk tidak panik.

Sunoo melirik Sunghoon yang terlihat santai namun raut wajahnya sedikit panik.

"Aku tidak tahu, mungkin hanya perasaan bibi saja!" balas Sunoo setelah beberapa detik berpikir.

Bibi hanya mengangguk, lalu melanjutkan kegiatan makannya.

Sunoo menaruh piringnya di wastafel lalu menatap bibi dan Jungwon yang masih makan.

"Bibi aku ke atas dulu ya!" teriak Sunoo dari tangga dengan Sunghoon yang melayang di belakangnya.

"Iyaa!" balas bibi.

"Ayo na-" perkataan Sunoo terhenti ketika mendapati kalau Sunghoon sudah tidak ada di belakangnya.

Sunoo mendecak kesal, "main ngilang aja, tau tau udah di kamarku pasti." Sunoo bergumam sambil melangkahi anak tangga satu persatu.

Sunoo menatap datar pintu kamarnya, lalu raut wajahnya terlihat kesal setelah merasakan aura tidak mengenakan dari dalam kamarnya.

"Dasar hantu, main teleport ke kamar orang saja." gumam Sunoo yang terdengar serak karena ia bergumam dengan suara yang lumayan kecil.

Dengan santai Sunoo membuka pintu kamarnya, namun setelah itu yang terdengar hanya teriakkan dan suara mengaduh Sunoo yang menggema sampai lantai bawah.

"SUNOO KAU KENAPA?!" teriak bibi yang hendak menghampiri Sunoo, namun Sunoo dengan cepat langsung berlari ke lantai bawah sambil mengelus bokongnya.

"Sunoo, ada apa?" tanya bibi lagi namun Sunoo dengan cepat menggeleng sambil tertawa hambar.

"Tidak bibi, aku hanya terkejut karena melihat kecoa tiba-tiba keluar dari kamarku sesaat setelah aku membuka pintu," jawab Sunoo, ia menghela nafas samar, terdiam sebentar lalu melanjutkan ucapannya kembali.

"Jadi setelah itu aku terjatuh, karena aku terkejut, dan itu cukup menyakitkan karena mengenai bokongku." Sunoo mengusap bokongnya yang memang berdenyut samar.

Bibi Sunoo menggeleng, "yasudah, bibi kira apa, kecoanya perlu bibi usir?"

"Tidak perlu, kecoanya sudah pergi." Sunoo melirik sinis ke arah lantai atas lalu menatap bibinya kembali dengan pandangan yang berbeda.

Bibi Sunoo menghela nafas, "baiklah, lain kali hati hati, kalau kaget jangan kelepasan, sakit kan itu." Sunoo mengangguk lalu menatap pundak bibinya yang mulai hilang di telan dinding ruang makan.

Sunoo berlari ke lantai atas dengan cepat lalu segera masuk ke kamar dan menutup pintunya.

"Sudah sembuh? karena barusan aku kagetin hehehe." Sunghoon tertawa dari balik pintu kamar.

"Diamlah! bokongku sakit karena kau, dan aku malah semakin pusing." balas Sunoo lalu memeluk gulingnya.

Sunghoon tertawa lepas lalu menghampiri Sunoo dan menarik lengannya agar berdiri menghadapnya, ia menggenggam tangan Sunoo, lalu Sunghoon berkata.

"Maaf, hehee, aku gatau kalau kamu kaget bakal selatah itu."

Sunoo memutar bola matanya malas, ia teringat bagaimana hantu tampan di depannya ini menjahili dirinya beberapa menit lalu

Sunoo membuka pintu kamarnya segera, namun sesaat setelah itu ia berteriak dan jatuh kelantai karena terlalu terkejut.

Sunghoon tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan mata penuh darah dan rambut yang berantakan, menatap Sunoo dengan datar.

Sunoo yang mendengar bibinya berteriak dari lantai bawah langsung menatap Sunghoon tajam lalu berlari ke lantai bawah, membuat Sunghoon tertawa senang sambil merapikan rambutnya.

Dari lantai bawah, Sunoo melirik ke arah lantai atas di mana ada Sunghoon yang duduk di palang dada, tersenyum jail kepada dirinya dengan mata yang masih dipenuhi darah.

"Kau sungguh jail kak." final Sunoo sebelum akhirnya rebahan di kasurnya.

꒰ ❛ Not Alone ❜ ꒱

hai, jangan lupa vomment dan bersyukur karena aku upnya cepet

tbc ~

Not Alone ; Sunsun (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now