O8.

427 70 20
                                    

"Kak Hoon."

Sunghoon yang baru saja masuk ke mobil menoleh ketika Sunoo memanggilnya, "kenapa?" balas Sunghoon.

"Nyetirnya jangan ngebut.." Celetuk Sunoo dengan tubuh bergetar sembari menyalakan mobil.

Sunghoon menatap Sunoo bingung, sampai akhirnya ia sadar sesuatu, "iya, gak bakal kok, kakak boleh masuk ya? rasanya kayak tadi pas aku masuk tiba-tiba ke badan kamu, ga sakit kan? cuma agak kaget." Sunoo mengangguk kaku, lalu memejamkan matanya sembari meneguk ludahnya tegang, Sunghoon tersenyum tipis lalu memasuki tubuh Sunoo.

Sunoo sedikit terkejut ketika merasakan aura Sunghoon sudah masuk ke dalam tubuhnya, kedua matanya terbuka, dan di dalam hati Sunoo sudah ketar-ketir duluan takut-takut Sunghoon mengebut, dia masih takut perkara kecelekaan saat ia masih berumur 10 tahun itu.

"Udah Noo, di bilang gabakal ngebut." tanpa di perintah, mulut Sunoo berbunyi namun suaranya agak sedikit berbeda, mungkin efek dari Sunghoon yang sebenarnya berbicara.

Sunghoon membuka jendela mobil lalu mengambil remote control di meja kayu, lalu memencet tombol yang membuat pintu garasi terbuka.

"BIBII! SUNOO BERANGKAT YAAA." teriak Sunghoon sembari mencemprengkan suaranya sedikit agar mirip dengan suara Sunoo.

'Ya, mirip lah suaranya, dikit.' julid Sunoo dalam hati.

Sunghoon menginjak gas, mobil pun bergerak keluar dari garasi, lalu Sunghoon meregangkan badannya, lumayan, biar Sunoo ikut rileks juga, yekan.

"Sunoo-ya, kau akan menyetir lagi secara tak langsung, hihi." gumam Sunghoon sambil terkikik. 'Terserah.' Batin Sunoo pun menjawab.

Mobil melaju kencang keluar dari komplek, Sunoo ikut merasakan bagaimana profesionalnya Sunghoon yang menggerakan tubuhnya untuk menyetir, tidak mengebut seperti yang Sunoo minta, mobil itu melaju dengan santai membelah jalan raya yang tak terlalu padat hingga memasuki perkarangan sekolah.

Semua mata tertuju kepada mobil putih yang memasuki gerbang sekolah yang mereka tahu adalah mobil milik Sunoo, namun yang membuat aneh adalah, Sunoo selalu berhenti di depan gerbang, tidak pernah masuk, dan Sunoo tak bisa menyetir, yang mereka selalu lihat di mobil itu adalah Sunoo dengan bibinya yang menyetir.

Sunghoon memarkirkan mobil Sunoo dengan baik di parkiran sekolah, setelah itu Sunghoon langsung keluar dari tubuh Sunoo, membuat Sunoo sedikit terkejut. "keluar aja." ucap Sunghoon, "ih pada ngeliatin kak, malu." balas Sunoo seraya menutupi rona merah yang mulai terlihat di wajahnya.

Sunghoon terkekeh lalu mengusak rambut Sunoo. "Gak papa, ayo."

Sunoo menghela napas lalu dengan pelan membuka pintu mobil, sorot mata murid-murid tertuju padanya, Sunoo hanya membalasnya dengan tatapan tajam lalu beralih berjalan santai ke dalam gedung sekolah, jangan salah paham, itu Sunoo, bukan Sunghoon yang merasukinya, Sunoo masih mengingat yang di katakan Sunghoon saat di perjalanan tadi.

*

"Kamu masih sadar kan? dengarkan mulutmu ini. noo."

Batin Sunoo hanya mengiyakan dan siap mendengarkan apa yang di katakan Sunghoon katakan melalui mulutnya.

"Jadilah pribadi yang tegas Noo, jangan mau di tindas, aku tau ini suliy, pelan-pelan saja, kau pasti tau maksudku."

"Wajah mu memang lucu dan kau memang terlihat lugu, tetapi buatlah mereka tau perilaku mu tidak se lugu wajahmu, aku tau rasanya jadi kamu, aku tau itu menyakitkan, dan aku tau aku terlambat membantu mu, tapi yakinkanlah mereka kalau Kim Sunoo bisa berubah menjadi pribadi yang lebih tegas dan tidak lemah."

"Sebenarnya aku bisa membantumu, ini mudah, namun aku ingin melihatmu tumbuh dengan baik dan bisa memperlihatkan kepada mereka kalau dirimu ini lebih baik daripada yang mereka kira."

Sunoo menyimak hal yang di katakan oleh mulutnya, dan ia pikir ia bisa melakukan itu pelan-pelan, namun pasti.

Sunoo menghela napas, melangkah dengan angkuh melalui koridor dengan banyak murid yang menatap dirinya bingung, tidak biasanya Sunoo seperti ini, biasanya di sekolah Sunoo menjadi pribadi yang lugu, setiap melewati koridor pun ia menunduk, tapi hari ini tidak, ia membalas semua tatapan itu.

Tidak tahu saja mereka, Sunghoon yang memerintahkan Sunoo untuk melakukan itu, ia berkata seperti ini sedari tadi.

"Coba tatap tajam objek di sekitarmu noo."

"Jalannya santai aja."

"Jangan nunduk! bales aja tatapan mereka."

Dan tentu saja Sunoo menuruti itu dengan senang hati.

Pintu loker miliknya ia buka perlahan, tas miliknya di simpan dengan rapi di dalam sana, ia sibuk merapikan loker dan tak berkutik dengan tatapan di sekitarnya.

"Kamu sungguh mahir dalam hal ini ya Noo?" Sunghoon tiba-tiba muncul di dalam loker, membuat Sunoo sedikit tercekat namun berusaha tidak latah, demi mempertahankan image kerennya.

"Diem deh! aku masih berusaha." Bisik Sunoo dengan sarat ketegasan, Sunghoon hanya tertawa pelan.

"Aku mau ke toilet dulu, ngadem, kalau butuh bantuan gumamkanlah namaku." Ujar Sunghoon, Sunoo hanya mengangguk sebelum akhirnya sosok di hadapannya ini menghilang begitu saja.

Sunoo berdiri tegak lalu hendak menutup pintu loker, namun gerakannya terhenti ketika ada seseorang menarik kerah seragam bagian belakangnya lalu membanting dirinya ke loker seberang, Sunoo mendesah nyeri saat tubuhnya terduduk di lantai, tatapannya tertuju pada seorang lelaki yang sudah biasa melakukan hal tidak baik terhadap dirinya.

Lelaki itu menatap Sunoo remeh, "lo hari ini agak berubah ya? tapi untuk hal ngelawan gue keknya gak akan pernah berubah deh."

Sunoo menatap lelaki itu tajam sambil mengusap punggungnya yang berdenyut. "Kak S-sunghoon.." cicitnya pelan.

Sunoo melirik ke arah Sunghoon yang tiba-tiba muncul dari langit-langit koridor, ia bisa melihat sorot marah dari wajah Sunghoon, tak lama kemudian Sunoo tercekat ketika Sunghoon masuk ke dalam tubuhnya tiba-tiba, rasa sakit di tubuhnya menghilang begitu saja, bergantikan dengan aura kemarahan seorang Park Sunghoon yang terasa menguar di dalam tubuhnya.

%%%

bentar aku masih belajar ngegantung 🌹

Not Alone ; Sunsun (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang