BAB 2 - Kakak Cantik

53 23 6
                                    

Terlalu jauh sampai tidak bisa digapai.

***

Di tengah malam, hujan deras mengguyur daerah rumah sang nenek. Ditambah angin kencang yang membuat siapa saja menggigil kedinginan akan memilih untuk berada di bawah selimut tebal saja.

Resta sudah tertidur dengan selimut tipis yang membungkus tubuhnya. Tidak merasa terganggu sedikit pun oleh suara air hujan yang berjatuhan mengenai atap rumah. Begitu pun dengan sang nenek dan juga gadis kecil.

Di tengah-tengah keheningan malam itu, ada seseorang dengan jubah jas hujannya berdiri di depan rumah sang nenek.

Sang empu membuka jas hujannya. Wajah tampan dengan tahi lalat kecil di pinggir hidung langsung terlihat pertama kali. Walaupun keadaan di luar gelap, wajah tampan itu masih terlihat oleh sinar lampu rumah.

Lelaki itu menaruh jas hujan dan sepatunya di rak yang berada di pinggir pintu. Lalu membuka pintu cokelat itu.

"Huhh basah," keluhnya saat kemeja yang dipakainya basah. Walau sudah memakai jas hujan, tetap saja bajunya ikut basah.

Lelaki itu berjalan ke arah dapur untuk membuat teh hangat untuknya. Namun ketika melewati kamar yang ditempati oleh Resta dan menyadari ada seseorang yang tengah terbaring di sana, membuat lelaki itu menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Siapa tuh?" katanya.

Lelaki itu mengucek matanya dua kali. Perlahan melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Mengerutkan keningnya saat melihat sosok perempuan sedang terbaring di sana.

"Cewek? Kok bisa di sini?" tanyanya yang sekarang sudah berdiri di samping ranjang. Lalu menyapukan pandangannya. "Gue gak salah masuk rumah, 'kan?"

"Reka ...."

Lelaki itu seketika dibuat bingung saat Resta memanggil lirih nama seseorang. Gadis itu bergerak gelisah dalam tidurnya dengan kening yang mengerut dalam. Bibirnya mengerucut seperti ingin menangis.

"Reka ...."

Lelaki itu tertegun ketika melihat Resta mengeluarkan air mata dalam tidurnya. Merasa iba, lelaki itu langsung duduk di tepi ranjang dan menyentuh kepala Resta, mengusapnya. Bermaksud menenangkan gadis itu. Tak lupa mengusap pipinya yang basah.

Perlahan, Resta mulai kembali tidur dengan tenang, tidak menggumamkan panggilan itu lagi. Lelaki itu mengusap kening Resta untuk menghilangkan kerutannya.

Sadar akan aksinya, lelaki itu menggantungkan tangannya di atas kening Resta. Menjauhkan tangan dan menatap telapak tangannya yang baru saja mengusap kepala seorang gadis yang dia saja tidak tau kenapa tiba-tiba bisa berada di kamarnya.

"Ren?"

Lelaki itu langsung menoleh ketika ada yang memanggilnya. Rendi namanya.

"Nenek?" Rendi beranjak dari duduknya dan menghampiri sang nenek yang berada di luar kamar.

"Itu siapa, Nek?" Rendi langsung bertanya sambil jarinya menunjuk ke arah Resta. Sang nenek tidak langsung menjawab. Wanita tua itu mengajak cucunya untuk menjauhi kamar agar tidak mengganggu tidur Resta.

Kisah Resta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang