BAB 3 - Pantai

52 25 4
                                    

Berjalan sendiri di antara pasir dan pantai.

****

"Makan yang banyak," ujar sang nenek sambil menyendokkan nasi ke dalam piring Resta.

"Segini cukup?" tanya nenek pada Resta. Namun gadis itu hanya diam menatap ke depan dengan pandangan kosong.

"Kakak cantik." Ajaibnya, saat Mia yang memanggilnya, Resta langsung menoleh. "Kakak cantik cobain sayur asem buatan nenek deh. Mia jamin kakak cantik bakal ketagihan. Mia ambilin, ya?"

Tanpa menunggu balasan dari Resta, Mia langsung menyendokkan sayur asem dan menaruhnya di piring Resta.

"Kakak cantik harus cobain," katanya lagi sambil menatap Resta dengan tersenyum penuh harap.

Resta masih bergeming. Namun tatapannya menunduk menatap piring yang sudah berisikan nasi dan juga sayur asem.

"Ayok dicoba kakak cantik." Mia terus mendesak Resta untuk mencoba masakan neneknya. Sedangkan sang nenek dan juga Rendi hanya diam memperhatikan.

Melihat tatapan Mia yang meyakinkan, akhirnya perlahan Resta memegang sendok dan menyendokkan nasi sedikit. Lalu memasukannya ke mulut.

Mereka bertiga menunggu respon dari Resta. Apalagi Mia yang terlihat tidak sabaran dengan senyum yang tak pernah luntur.

"Gimana? Enak, kan?" Mia bertanya dengan tatapan binar.

Resta menelan makanannya, lalu mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Tuh kan bener apa kata Mia. Masakan nenek emang juara!" seru Mia dengan semangat. Nenek dan Rendi terkekeh melihat tingkah cucu dan adiknya itu.

"Habisin, ya kakak cantik," ujarnya lagi tak lupa dengan senyumannya.

Rendi yang berada di samping Mia lantas mengusap kepala sang adik. "Kamu juga dong makan. Biar cepat besar."

"Pasti dong. Ini Mia makan. Aam!" Mia langsung memasukan satu sendok nasi ke mulutnya. Membuat pipinya mengembung lucu. Mengunyahnya lalu menelannya.

"Nanti kalo Mia udah besar, Mia mau kayak kakak cantik." Ucapan Mia membuat nenek dan Rendi saling menatap tidak mengerti.

"Kenapa mau jadi kayak kakak cantik?" tanya Rendi sekilas melirik ke arah Resta.

"Soalnya kakak cantik, cantik," lanjutnya lagi membuat Rendi terdiam sebentar. Namun saat sudah paham dengan perkataan Mia, mereka langsung tertawa. Kecuali dengan Resta.

"Resta."

Di tengah-tengah tertawa mereka, tiba-tiba Resta mengeluarkan suaranya. Walaupun hanya satu kata yang menyebutkan namanya. Resta tidak nyaman saja saat Mia memanggilnya dengan panggilan 'kakak cantik'. Makanya Resta menyebutkan namanya.

Ketiga orang itu sontak terdiam. Sedetik kemudian, mereka tersenyum senang.

***

"Nenek pergi dulu, ya. Rendi tolong bantu nenek. Seperti biasa."

"Siap, nek."

Kisah Resta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang