BAB 17 - Nggak selamanya tentang dia

18 10 0
                                    

Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Ada penyelesaiannya. Tergantung bagaimana kita menghadapinya.

***

"Sekarang silahkan bergabung dengan kelomponya masing-masing!"

Mendengar perintah sang guru, semua murid yang ada di dalam kelas langsung berhamburan untuk bergabung dengan teman kelompoknya. Bu Meli selaku guru yang mengajar memberikan mereka tugas kelompok.

Tiara langsung beranjak dari duduknya dan hendak menghampiri meja Lopi. Ya! Karena mereka satu kelompok. Dengan ragu-ragu Tiara berjalan ke sana.

"Res, sini!" Aris memanggil Resta supaya gadis itu bergabung dengannya dan yang lainnya. Ya! Mereka satu kelompok. Dengan Regen juga.

Setelah dijelaskan tugas kelompoknya oleh Bu Meli, semuanya langsung mengerjakan tugas mereka.

***

Mira sedang sibuk berkutat di dapurnya dengan berbagai macam bahan kue di atas meja. Setelah melihat tutor cara membuat kue ulang tahun di youtube, Mira langsung berniat untuk membuatnya. Karena, lusa nanti adalah hari ulang tahun Resta.

Mira berpikir untuk memberikan surprise pada Resta. Semoga saja dengan hal ini, dia bisa semakin dekat dengan putrinya.

Mira mulai membuat adonannya. Di sela-sela sedang me-mix adonannya, Mira merasa dadanya terasa sesak. Semakin lama sakit di dadanya itu semakin menjadi.

"Ya Allah." Mira menekan dadanya kuat-kuat dan berusaha menahan sakitnya. Mira meninggalkan kegiatannya dan berjalan menuju kamar dengan susah payah untuk mengambil obatnya.

Setelah sampai sana, Mira buru-buru membuka laci mejanya dan mencari-cari dimana obatnya berada. Setelah menemukannya, Mira menuangkan dua obat sekaligus ke tangannya lalu memasukkannya ke dalam mulut. Menelannya bersamaan dengan air.

Tak lama kemudian, sakit di dadanya mulai menghilang. Mira mengatur napasnya dengan perlahan.

"Mir."

Mata Mira membulat ketika mendengar suara Rian di belakangnya. Mira buru-buru merapihkan bekas obatnya dan memasukkannya lagi ke dalam laci. Kemudian berbalik setelah mengatur ekspresinya supaya tidak terlihat sakit.

"Eh, Mas, udah pulang?" tanya Mira seraya tersenyum. Lalu menghampiri suaminya itu.

"Kamu habis ngapain?" Rian tak menjawab pertanyaan Mira. Pria itu bertanya dengan tatapan curiga ke arah laci bergantian dengan wajah Mira yang terlihat pucat.

"Kamu sakit?" tanyanya lagi sembari meraih wajah Mira.

"Hah? Enggak kok," elak Mira dengan cepat.

"Enggak apanya? Itu muka kamu pucet."

Mira langsung memutar otaknya untuk mencari ide. "Ohh itu, tadi aku lupa pakai lipstik. Makanya kayak  keliatan pucet," alibinya. "Oh ya, Mas. Sini deh." Sebelum Rian benar-benar curiga, Mira langsung mengajak suaminya keluar kamar menuju dapur.

"Taraa!" seru Mira sambil melihatkan dapurnya. "Aku lagi coba bikin kue ulang tahun buat Resta nanti," ungkapnya. Sedangkan Rian langsung menepuk jidatnya karena melupakan sesuatu.

"Oh ya, aku sampai lupa kalo lusa nanti ulang tahun Resta," ujar Rian.

"Tuh kan, untung aku ingetin kamu. Udah tua sih, makanya lupa," ejek Mira lalu terkekeh.

"Enak aja kamu. Gini-gini aku masih sehat, segar, kuat. Apalagi kalo di-"

"Mas!" tegur Mira tau ucapan Rian akan kemana. "Ihh apaan sih kamu kok jadi ke sana omongannya," protesnya dengan malu-malu. Pipi wanita itu memerah.

Kisah Resta✔Where stories live. Discover now