13: Wild Rabit

2.2K 379 129
                                    

⚠️ Jangan Lupa Nyawer  😉‼️

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

⚠️ Jangan Lupa Nyawer  😉‼️


~~~• ♥ •~~~

Yixian menyambut Sean di ruang makan. Apron segera ia lepas untuk kemudian menarik kursi, menyediakan tempat agar Sean duduk di sampingnya.

"Aku bangun pagi sekali untuk memasak sarapan, semoga Musmus suka." Yixian menatap Sean was-was. Benar saja, usaha Yixian tak terbalaskan.

Sean memasang wajah datar lalu meneguk segelas air putih. "Terima kasih."

"Jika tidak enak, jangan ragu untuk bilang padaku—"

"Sejujurnya aku tidak ada nafsu makan," tebas Sean sambil memandang hampa ke piring makannya, lalu membuang napas berat. "Tapi aromanya memang enak."

Sean menelan ludah diam-diam kemudian menambahkan, "Beginikah kehidupan seorang tahanan?"

"Apa Musmus merasa penat berada di rumah?"

"Bahkan selama berada ke Korea, aku juga dikurung di dalam hotel. Seseorang terus mengintaiku bahkan ketika aku berada di dalam toilet. Apa kau tahu betapa tertekannya hidupku?" Sean berusaha mendorong kesedihan dalam dirinya timbul ke wajah. Ia tahu Yixian sangat peka dan mudah tersentuh, tidak akan mampu mengabaikan ekspresi buruk di wajah Sean lama-lama.

Yixian melihat sekitar lalu berbisik pada Sean, "Mau pergi belanja denganku?"

"Jangan bercanda. Ayahmu tidak menempatkan penjaga di sekeliling rumah tanpa alasan, kau tahu apa yang terjadi jika aku menginjakkan kaki keluar tanpa sepengetahuannya?"

"Para penjaga di sini juga bekerja untukku. Mereka tidak akan menentang apapun yang kulakukan, dan karena aku tidak menemukan ayah di ruang kerja atau kamar pribadinya, jadi ini adalah kesempatan yang sempurna untuk kita pergi!"

Sean tersenyum kaku menyadari saat ini Yibo sedang tidur pulas di kamar miliknya. Ia merasa lega karena Yixian tidak mengetahui itu.

"Apa kau yakin?" Sean memasang wajah cemas seolah ragu.

"Tentu saja! Ayo pergi dan beli apapun yang kau mau!" Yixian menyeret Sean bangkit dari duduk.

Sepanjang melangkah menuju pintu keluar, Yixian terus menengok ke setiap penjuru ruang yang ia lewati. "Ayah meninggalkan ponselnya di ruang kerja, aku tidak tahu dia ada dimana. Tak biasanya dia pergi tanpa memberiku kabar." 

"Apa kau mencemaskannya?"

"Tidak," sahut Yixian, mengelak lantaran khawatir Sean mengira ia lebih berpihak pada Yibo. Yixian menduga alasan Sean nampak terpuruk hari ini adalah karena apa yang Yibo lakukan kemarin, jadi membawanya pergi dan menikmati kebebasan sejenak mungkin bisa membuat suasana hatinya membaik. "Biarkan saja, lagipula aku sedang tidak ingin bicara padanya."

𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐨𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐒𝟐 [Complete ✓]Onde histórias criam vida. Descubra agora