30: Acceptance

1.8K 306 68
                                    

Selamat datang kembali ke dunia permusmusan setelah jeda break yang ... gak lama-lama amat sih, tapi cukup buat bikin kangen, kan? Hahhh 😝

Rasanya pengen dikasih tepuk kaki yang sangat meriah dari kalian, para hadirin kesayanganku, atas tercapainya chapter ke-30 ini yang adalah rekor halaman terbanyak dari semua book yang pernah saya bikin. *salto 🤸‍♀️

Sekian basa-basinya, silahkan paskan posisi rebahan Anda, dan selamat membaca! 💐

Sekian basa-basinya, silahkan paskan posisi rebahan Anda, dan selamat membaca! 💐

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

<<<-----------•••♡•••----‐-----‐>>>

Di dalam kamar rawat, Sean menatap Yibo yang juga tengah memandangnya keras. Ketika tangan Sean mencengkeram lengannya, Yibo mengambil napas dalam-dalam dan membalas dengan usapan di pipi. "Bicaralah setelah perasaanmu lebih tenang."

Sean lalu membuang wajah dan memaparkan kekesalannya ke arah lain. Setelah diteriaki untuk diam dan diseret kembali ke kamar, sulit baginya untuk menunjukkan sikap. Ia masih belum bisa mengendalikan diri, jelas saja masih sangat terkejut dan bingung. Hampir saja memukul seorang dokter yang adalah dalang dari kabar menggemparkan itu. Kabar yang ternyata terasa lebih mengancam dari penyakit mematikan.

Yibo tak bisa memprediksi reaksi Sean saat itu, namun ia telah menyiapkan segala kemungkinan. Apa yang tergambar di wajah Sean saat ini adalah guncangan hebat dan warna suram yang terlihat familiar. Mata yang berkedip cepat dan napas yang sulit, jemari kecil itu mencengkeram lengan Yibo semakin kuat agak gemetar.

Yibo tahu ia melarang Sean untuk bicara sampai ia kembali pada dirinya sendiri. Tetapi melihatnya menahan itu di dalam, membuat Yibo juga merasa tersiksa.

"Sean, ini tidak sama dengan Yixian," ucap Yibo sambil meraih wajah itu untuk kembali menyambung pandang dengannya. "Ini tidak sama seperti dulu. Masalalu itu telah selesai, duniamu yang sekarang sudah berbeda."

Sean tahu ia telah beranjak dari trauma itu, ia telah meninggalkan dendam dan segala jejak tak menyenangkan itu di masa lampau. Orang yang menanamkan trauma dan penyakit itu kini berada di hadapannya, telah berhasil menebus serta memusnahkan kutukan itu dengan cintanya. Itu semua telah selesai, namun mengapa Sean masih merasa takut? Bahkan tubuhnya pun merasakannya dengan sangat jelas.

"Aku tidak tahu, aku tidak mengerti. Apakah keterlaluan jika aku bilang ... aku merasa diriku sangat mengerikan?"

"Sean, ..."

"Kau tak akan mengerti karena kau tak tahu bagaimana rasanya memiliki tubuh ini! Ketika kau membuatku melahirkan Yixian, ... Saat itu, ... apa kau tahu betapa ketakutannya aku? Aku memikirkannya setiap waktu sampai sulit bernapas!"

"Kau tidak mengerikan, tidak sama sekali." Yibo memeluk dan membenamkan wajah Sean ke bahunya. Ia bisa merasakan suhu tubuh Sean yang memanas. Jika ia membiarkan emosi Sean menguap berlarut-larut, kondisinya mungkin akan semakin memburuk. "Kau benar, aku tidak akan mengerti. Aku tidak tahu seperti apa rasanya, aku minta maaf, benar-benar minta maaf. Sepertinya sejauh apapun aku membawamu pergi dari daratan kelam itu, aku tak akan mampu membebaskanmu sepenuhnya. Itu semua kesalahanku, aku yang akan menanggung semuanya. Andai aku bisa mengulang, aku tidak akan memulainya dengan cara seperti itu ..."

𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐨𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐒𝟐 [Complete ✓]Where stories live. Discover now