Animism//0.6.

406 66 2
                                    

-Zayn-

Sial.

Persetan dengan vas bunga yang pecah ini.

"Z--Zayn?" Kedua sosok itu pun menyadari kehadiranku.

"Hey, Z." Harry pun bangkit dari tempat duduknya, bermaksud menghampiriku. Namun, belum sempat Harry menghampiriku, aku sudah berlari menjauh dari tempat mereka. Maksudku, Harry dan Hansell.

Aku benar-benar kesal dengan kejadian tadi. Bagaimana tidak? Harry dengan begitu frontalnya mengatakan bahwa, ia menyukai Hansell. Dan, dapat kulihat dengan jelas raut wajah Hansell terlihat sedikit terkejut. Namun, tak berapa lama kemudian gadis itu tersenyum.

Pemandangan yang sangat indah, bukan? sampai-sampai aku tak sengaja menyenggol vas bunga disampingku.

Kedua kakiku terus membawaku berlari entah kemana. Sampai-sampai, pandanganku terhenti pada seorang lelaki irlandia yang tengah memakan chips disalah satu bench.

"Whoa, kenapa kau terlihat begitu tergesa-gesa, man?" Tanya Niall sambil menepuk pundakku.

Aku pun mendaratkan tubuhku disamping si perut karet itu. Walaupun begitu, terkadang Niall memiliki pemikiran yang bijak. Yeah, walaupun otaknya telah didominasi dengan makanan.

"Harry benar-benar sialan." Umpatku dengan tangan yang sudah terkepal, berusaha menahan emosi.

"Harry? memangnya, ada apa dengan Harry?" Tanya Niall tanpa berhenti melahap chips-nya.

"Ia menyukai Hansell." Ucapku, sambil mendengus kesal. Yeah, jika boleh berkata jujur sebenarnya, aku menyayangi Hansell lebih dari sekedar sahabat.

Walaupun, aku akan selalu dan terus memendam perasaan ini seorang diri.

Krauk .. krauk .. krauk ..

Tunggu, kenapa tiba-tiba ada suara aneh? atau telingaku saja yang bermasalah?

Krauk .. krauk ..

Lagi-lagi suara bodoh itu. Aku pun menoleh kearah Niall, dan mendapatinya sedang mengunyah chips dengan rakus.

"Terkutuk kau, Horan." Niall pun mendongak dan menatapku. Namun, mulutnya itu masih tak berhenti mengunyah makanan. Astaga, kenapa ada mahluk serakus Niall di dunia ini?

"Apa?" Tanya Niall meminta jawaban.

"Jadi, kau sama sekali tak mendengarku dari tadi?" Niall pun memamerkan sederetan giginya yang kini sudah dipenuhi oleh chips.

"Lain kali aku akan membuang chips-mu itu, Niall." Namun, sepertinya Niall sama sekali tidak menghiraukan ancamanku. Karena, ia sedang sibuk dengan chips-chips kesayangannya itu.

Ya, Tuhan .. harus berapa kali aku mengulangi kata 'chips' dalam setiap kalimatku ini?

 

-Hansell-

Aku menatap punggung Zayn yang semakin lama semakin menjauh dari pandanganku. Dan, kini Harry sudah berada dihadapanku, berdiri mematung.

"Maafkan aku, Hansell. Ini semua salahku." Aku pun menatap Harry yang ternyata juga sedang menatapku.

"Tidak, Harry. Aku akan menjelaskan semua ini pada Zayn, secepatnya." Harry pun tersenyum mendengar ucapanku.

Lagi-lagi semua perasaan ini kembali merasuki tubuhku. Aku merasa sangat terpukul dan semakin membenci diriku.

"Hey, kau menangis." Ucap Harry sambil mengusap air mataku dengan ibu jarinya.

Animism//z.mOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz