Animism//1.5.

427 58 6
                                    

-Hansell-

"Kau yakin kembali secepat ini, Hans?" Tanya Harry yang masih terus memperhatikanku, sejak tadi.

"Ya, begitulah. Lagipula, aku merindukan keluargaku."

Aku pun kembali mengemas pakaian-pakaianku, dan memasukannya kedalam koper.

"Kau tidak merindukan Zayn?" Pertanyaan dari Harry membuatku sedikit tertegun. Akan tetapi, aku cepat-cepat menutupinya.

Aku tidak mau merusak hubungan Zayn dan Perrie. Lagipula, mereka berdua terlihat cocok dan serasi.

"Sayang sekali ya? padahal, Zayn merindukanmu." Gumam Harry tiba-tiba.

"Tak bisakah kau menganti topik pembicaraanmu, Harr?" Aku sedang tidak ingin membicarakan Zayn.

Lagipula, kami memang tidak ditakdirkan untuk bersama.

"Baiklah, maafkan aku. Hanya saja ... Zayn-"

"Cukup, Harrold." Harry pun memberikan cengiran kudanya, kepadaku.

"Setelah kembali ke Los Angeles, nanti. Aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat yang sangat indah. Kuharap, itu dapat membantumu untuk melupakan Zayn."

Aku merasa tercengang mendengar ucapan Harry.

"Apa maksudmu?" Tanyaku sambil menatap wajah Harry, intens.

"Hanya sekedar membantumu, Hansell sayang."

Seketika, kedua pipiku memanas saat mendengar panggilan dari Harry. Aku pun cepat-cepat membalikan posisi tubuhku, agar Harry tak dapat melihat kedua pipiku yang memerah ini.

"Aw, seseorang sedang blushing." Tiba-tiba saja, Harry mencubit pipi kananku sambil terkekeh.

"Sakit, bodoh." Umpatku, sambil menjitak kepala Harry.

"Hahaha, maafkan aku, Love. Hanya saja, aku senang melihat kedua pipimu yang seperti tomat itu."

Aku hanya memutar kedua bola mataku.

"Harry, tak bisakah kau berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu?" Jujur saja, aku merasa sedikit tidak nyaman saat Harry terus menerus menatap setiap gerak-gerikku.

Seakan-akan, aku adalah sebuah tontonan yang menarik, baginya.

"Sepertinya, tidak. Karena, aku tidak ingin melewatkan sedetik pun tanpa melihat wajah cantikmu itu, Baby."

Astaga, setan macam apa yang sedang merasuki tubuh Harry?

"Berhenti memanggilku dengan sebutan-sebutan menggelikan itu, Harry." Apa Harry memang sangat suka menggoda orang lain seperti itu? tetapi, dulu sifat Harry tidak seperti ini.

Ah, bukankah itu sudah 3 tahun yang lalu? lagipula, semuanya sudah berubah. Dan, tidak akan pernah sama seperti yang dulu.

Zayn sudah bersama dengan Perrie.

Liam dan Niall yang terlihat semakin dekat. Bahkan, mereka menjadi sahabat baik.

Harry yang semakin lama, semakin bersikap baik dan manis kepadaku.

Dan, aku yang sudah kembali memiliki apa yang disebut dengan, 'keluarga'.

"Hey, kenapa kau melamun?" Suara berat milik Harry, membuyarkan lamunanku.

"Tidak, tidak apa." Aku pun mengulas sebuah senyuman pada bibirku. Setelah itu, aku kembali mengemasi barang-barang milikku.

"Ngomong-ngomong, kau tidak mengunjungi makam Granny?" Tanya Harry dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celananya.

Animism//z.mWhere stories live. Discover now