TOLONG

15.4K 1.5K 54
                                    

TOLONG

Sumirah kini tinggal di gudang padi milih nyai Aminah, beruntung si jago merah tak sampai melahap gudang padi yang terletak dibelakang rumah karena bangunan utama rusak parah.
Sumirah hidup dari mengais sisa-sisa harta benda milik uwaknya.

Kruyuuuuk....kruyuuuuk..
Perut milik Sumirah berbunyi, pertanda minta diisi. Sumirah melahap nasi jagung yang tadi dia beli dipasar, uang hasil menjual perhiasan milik nyai Aminah yang tak sengaja dia temukan di reruntuhan rumah sudah hampir habis untuk menyambung hidupnya selama sebulan ini.

Bukan niat Sumirah hanya ingin menghabiskan harta uwaknya, dirinya berusaha mencari rejeki dengan cara menawarkan tenaganya kepada penduduk, tapi entah kenapa semua menolak dirinya. Ada yang merasa ketakutan jika bertemu dengannya, tapi kebanyakan dari mereka menatap jijik mukanya yang rusak karena luka bakar waktu itu.
Hidung mancungnya kini sedikit pesek karena banyak dagingnya yang berkoreng dan terkelupas. Mata kanannya sedikit kabur. Serta hampir separuh dari mukanya terdapat bekas luka bakar. Bagi mereka  yang baru mengenal Sumirah takkan percaya jika dirinya dulu adalah wanita tercantik di desanya.

" Uwaaak....hiks..hiks..."

Bulir air matanya mengalir meratapi nasibnya yang begitu hina dimata manusia, Sumirah tak menyangka dirinya yang masih berusia 20 tahun harus berakhir dengan sangat mengenaskan.

Sumirah menghapus dengan kasar air matanya, menghabiskan segera makanannya, dirinya akan mencuci di sungai.

" Heh, demit borok, minggat koe, ojo ngumbahi ning kali kene, nggawe banyune mambu" ( heh, hantu koreng, pergi kamu dari sini, jangan cuci baju di sungai ini. Nanti airnya bau)

Seorang gadis mendorong tubuh Sumirah yang tengah membawa kepik dari anyaman bambu, baju kotornya tumpah seluruhnya diatas tanah. Sumirah terduduk, matanya menatap tajam siperempuan yang mendorongnya.

" Ngopo mlerok-mlerok matamu, nantangi hah..!" ( ngapain matamu melotot? Nantang kamu?)

Bruuugkk...

Si perempuan menendang tubuh kurus Sumirah hingga tengkurap, lalu dirinya melangkahi tubuh Sumirah sambil tertawa mengejek diikuti ke 5 teman sebayanya. Sumirah mengepalkan tangannya.

" Lestari....!!"
Sumirah menyebut pelan nama siperempuan yang menghina dirinya.

Lestari adalah adik dari Permana mantan suaminya, sifatnya tak jauh berbeda dengan sang kakak, angkuh, sombong dan merasa berkuasa dengan harta yang dimiliki oleh Sumirah. Lestari beranggapan bahwa Permana sang kakak lah yang kaya, sementara Sumirah hanya menumpang hidup ditempat sang kakak. Serta yang paling membuat Lestari membenci Sumirah tentu saja karena dia adalah perempuan yang sangatlah cantik. Itulah mengapa dirinya sangat senang tatkala mengetahui jikalau Sumirah sudah menjadi si buruk rupa.

Lestari bahkan yang menyebarkan fitnah jika penyakit Sumirah akan menular kepada gadis-gadis yang lain sehingga Sumirah dikucilkan.

Sumirah memungut satu persatu bajunya yang berserakan ditanah. Lalu melangkahkan kakinya ke hilir sungai. Lestari masih terus menatapnya dan tidak mengizinkan dirinya mencuci pakaian di sungai ini.

Terengah-engah Sumirah melangkahkan kakinya. Dirinya semakin jauh dari pemukiman warga.

"Aaaarhhhhghht...."

Rambut kusut Sumirah ditarik paksa oleh seseorang. Mata Sumirah berusaha mencari siapa pemilik tangan tersebut.

" Permanaaaaaa....!"
Sumirah mendesis.

Bruuuk...
Tubuh Sumirah terpelanting, Permana mengangkat tangan kanannya dan tak menunggu waktu lama ada 10 lelaki mengelilingi Sumirah.

" Lakukan seperti yang aku perintahkan tadi.!"

Permana memberikan instruksi kepada anak buahnya.

" Aaaarggt...."
Sumirah melawan saat bajunya disobek paksa oleh anak buat Permana.

" Brengsek kamu Permana, apa yang kau lakukan padaku hah...!"

Permana mengangkat sebelah tangannya, para anak buahnya menghentikan aksi mereka. Dia mendekati Sumirah yang berusaha menutupi kembali tubuhnya yang sebagian telah terbuka.

" Aarrrhhhhgt..."
Lagi-lagi Permana menarik rambut Sumirah, lalu melotot tepat dimata Sumirah.

" Kamu harus mati Sumirah, Gendis tak suka jika kamu tetap hidup. Aku ingin Gendis bahagia, jadi kamu harus mati, dengan syarat aku akan membuat kamu mati perlahan."

" Argghht..."

Sumirah kembali menjerit saat Permana menempeleng kepalanya. Permana menganggukkan kepalanya pertanda agar mereka kembali menyiksa Sumirah.

Sumirah dijamah secara bergantian oleh 10 anak buah Permana, sementara Permana tertawa terbahak-bahak menyaksikan Sumirah tersiksa. Tubuh Sumirah lebam karena berkali-kali di tendang dan dipukul, bahkan anjing pun lebih mereka hargai daripada Sumirah. Wajahnya penuh luka, hidungnya mengalirkan darah. Pakaiannya terlepas seluruhnya. Kehormatannya dirampas dengan cara yang sangat hina.

"Permanaaaa.....!"
Suara serak Sumirah masih terdengar.
Permana mengarahkan pandangannya kesalahsatu anak buahnya, lalu...

Bruukk..
Kepala Sumirah dihantam batu, darahnya mengalir.

" Heh, kok batunya kecil jo, kurang besar. Buat supaya kepala Sumirah hancur"

Permana melotot ke arah paijo karena memukul kepala Sumirah dengan batu sebesar genggaman tangannya.

" Batunya berat juragan, lagian Sumirah juga sudah mati. Kasihan kalau mayatnya hancur. Nanti kualat"

" Halah, kamu itu, penakut!"

Permana bangkit dari duduknya, lalu mengangkat batu sebesar kepala manusia dewasa.

Gleedaaar....gleeedeeaar...

Saat hendak mengarahkan batu tepat dikepala mantan istrinya, tiba-tiba langit gelap gulita, petir menyambar dan hujan turun dengan derasnya. Permana meletakkan dengan kasar batu yang telah dia angkat disebelah kepala Sumirah.

" Ayo balik, hujan..!"
" siap juragan..!"

Permana dan anak buahnya berlari menerobos hujan yang turun dengan sangat derasnya.

Ternyata Sumirah masih hidup, tangannya berusaha menggapai sesuatu, suara seraknya terdengar memohon serta memanggil sebuah nama.

" KANJENG RATU, TOLONG SAYA...!!"

SUSUK TERATAI PUTIH ( Tersedia Bentuk Novel)Where stories live. Discover now