KILAS BALIK

8.3K 863 14
                                    

SUSUK TERATAI PUTIH-2
BAB-13
KILAS BALIK

Anggara berdiri di sebuah bangunan rumah yang begitu megah dan besar. Rumah yang kokoh, menggambarkan status dari si empunya.  Rumah dengan gaya klasik, khas rumah bangsawan Jawa.

Saat Anggara sibuk menatap megahnya bangunan itu, tiba-tiba seorang anak perempuan dengan muka khas pribumi berlari sambil tertawa riang. Anak kecil yang sangat cantik dengan berpakaian anak-anak khas Belanda. Di belakangnya menyusul seorang pria yang terlihat begitu priyayi,  auranya terlihat begitu berkarisma. Anggara berpikir jika pria itu pasti ayah dari anak kecil tadi, muka mereka begitu mirip.

Anggara kini melihat anak cantik tadi bersama ayahnya duduk di sebuah gazebo sambil memakan buah anggur.

"Bagaimana rasanya Nduk? enak? "

"Enak rama, Sumirah suka, Sumirah suka buah anggur. "

Dahi Anggara berkerut mendengar percakapan ayah dan anaknya itu.

"Sumirah? jadi anak kecil ini Sumirah?"

Anggara bergumam. Kenapa dirinya bisa melihat Sumirah, wanita yang dicintainya itu. Anggaran melihat Sumirah dikala wanita itu masih belia.

Tak lama Anggara melihat seorang pria dan anak perempuannya yang datang menemui Sumirah kecil. Penampilan mereka jauh berbeda dengan Sumirah kecil. Ayah dan anak itu berpakaian seperti rakyat jelata pada umumnya. Anggara melihat kedalam mata gadis kecil yang baru datang tersebut. Ada rasa iri dan cemburu terlihat dari pancaran matanya.

Tiba-tiba pemandangan di depan Anggara berubah. Anggara berada di sebuah rumah sederhana. Anak kumal yang Anggara lihat tadi tampak sedang marah  lalu melempar pakaian dan buah anggur ke wajah emaknya.  Anggara mendengar anak itu menyebut namanya sendiri dengan sebutan Gendis.

Lagi apa yang Anggara lihat berubah lagi. Ini Anggara melihat Sumirah yang telah menjelma menjadi gadis yang sangat jelita. Gadis dengan tatapan menyejukkan, senyumnya benar-benar mengalihkan dunia Anggara. Lelaki itu terpaku, secantik inikah Sumirah sewaktu gadis. Matanya yang jernih itu nampak sejernih air sungai, tempat pertama kalinya dirinya bertemu dengan Sumirah.

Tak ada dendam di sana. Jika mata itu begitu terlihat damai, mengapa saat itu Sumirah sorot matanya terlihat penuh dengan amarah, dendam, dan seperti menanggung rasa sakit yang luar biasa?

Saat Anggara tengah bingung lagi kini Anggara disajikan dengan pemandangan yang membuat hatinya terpercik amarah.
Anggara melihat Sumirah yang tengah disiksa oleh Permana dan Gendis saat Sumirah memergoki suaminya itu berzina.

Anggara marah, tiba-tiba berganti lagi apa yang dia lihat, dimana Permana tengah membakar sebuah rumah. Awalnya Anggara tak paham.  Mengapa dirinya melihat Permana membakar rumah, namun mata Anggara melotot saat melihat Sumirah dan seorang wanita tua tengah tertidur pulas di dalam rumah yang terbakar itu.

"Sumirah! bangun Sumirah! bangun! bahaya Sumirah, lari. Kau harus keluar dari rumah itu Sumirah! "

Anggara berteriak-teriak, tapi sia-sia. rumah itu terbakar dan penghuni rumah terjebak di dalamnya.

Anggara melihat Permana yang bersembunyi di balik pohon sambil tertawa terbahak-bahak saat melihat rumah itu terbakar.

"hahaha.... Mati koe Sumirah! "

Anggara marah dan hendak menghajar Permana. Dengan sekuat tenaga akhirnya Anggara bisa menggerakkan kaki dan tubuhnya. secepat kilat dirinya mengayunkan pukulan ke arah Permana. Akan tetapi tangannya hanya mampu menembus tubuhnya saja, Permana tak merasakan apapun dan dia tidak melihat Anggara di sampingnya. Permana masih saja tertawa terbahak-bahak

"sial..... sial....Sial...! "

Anggara hampir hilang kendali, dia hampir lupa jika apa yang dia lihat saat ini adalah masa lalu dari pujaan hatinya itu.

Apa yang Anggara lihat kini kembali berubah. Anggara berada di pinggir sungai,  tempat dimana dirinya dan Sumirah pertama kali bertemu.

Anggara mencoba mengatur nafas agar dirinya tenang.
Anggara menunggu, tapi di pinggir sungai, tak ada siapapun, hanya ada dirinya saja.
Anggaran melihat ke dalam Sungai, dirinya teringat tentang selendang hijau yang ia temukan, selendang itu menjadi awal mula dirinya bertemu dengan Sumirah.

Anggara kemudian melihat seorang perempuan dengan wajah penuh luka bakar.

Tiba-tiba Permana datang mendekati perempuan penuh luka bakar tersebut. Permana langsung menarik paksa rambut perempuan yang ternyata Sumirah.

Anggara mulai panik saat tiba-tiba ada 10 lelaki yang mengelilingi Sumirah.

"lakukan seperti yang aku perintahkan!"

Permana terdengar memberikan instruksi kepada 10 orang lelaki yang lain.

"Jangan! Hentikan! kalian laknat! Allah akan murka kepada kalian! "

Emosi Anggara kembali meluap-luap saat melihat pakaian Sumirah dilucuti secara paksa oleh mereka.

"keparat kalian! "

Anggara berusaha menghentikan mereka, tapi seperti yang tadi- tadi, tubuh Anggara hanya menembus mereka saja.

" Laknat kalian! kalian bukan manusia! kalian iblis! "

Anggara berteriak sambil menangis saat melihat wanita yang dicintainya tengah dijamah paksa dan digilir oleh mereka secara bergantian.
Anggara menangis tersedu-sedu sambil memegang dadanya yang terasa sesak.

"Inikah penderitaan yang dirasakan olehmu Sumirah, rasa sakit dan penghinaan yang teramat dalam yang membuatmu berpaling dari Allah Sumirah! "

(DI KBM APP LEBIH PANJANG CERITANYA, dan LEBIH SERU LOH! )😆

SUSUK TERATAI PUTIH ( Tersedia Bentuk Novel)Where stories live. Discover now