TERTANGKAPNYA FATIMAH

6.3K 665 34
                                    

SUSUK TERATAI PUTIH-2
BAB-27
TERTANGKAPNYA FATIMAH

"Benar sekali Kangmas Anggara, aku terluka karena serangan darimu kala itu dan asal kau tahu, umurku hanya sampai di ujung purnama."

Anggara terdiam, sungguh saat ini hatinya dipenuhi oleh rasa bersalah karena membuat wanita di hadapannya kini terluka begitu parah. Bahkan dia mengatakan jika umurnya hanya sampai di ujung purnama.

"Maafkan Aku Sumirah!" Anggara mengucap kata maaf.

Sumirah tersenyum lebar, merasa apa yang dirinya katakan telah mempengaruhi lelaki dihadapannya itu. Namun saat mulutnya akan kembali terbuka untuk mengobrak-abrik perasaan Anggara, Fatimah yang sudah merasakan akal licik dari Sumirah segera memotong pembicaraan antara Sumirah dan suaminya.

"Tak perlu Kakak meminta maaf. Ingatlah Kak, Kakak melakukan hal tersebut karena dalam bahaya. Fatimah mohon kak Anggara. Sadarlah! Jangan lagi Kakak terpengaruh dengan kata-kata beracun tersebut.

Istighfar Kak! ingat Allah!" Fatimah berkata sambil menautkan jemarinya ke jemari sang suami dengan erat.

"Astagfirullahaladzim!" Anggara yang tersadar segera mengucap istighfar.

"Cih!" Sumirah berdecih.

"Sudahlah! Lupakan saja hal itu kangmas Anggara! Sekarang berikan sorban Parman padaku. Maka akan aku berikan Masjid Tiban padamu. Kalau kau menolak, maka seumur hidupmu Masjid Tiban takkan pernah kau miliki. kecuali jika aku mati! "

"Baiklah, akan aku serahkan sorban ini padamu. Setelah itu, lepaskan Masjid Tiban selamanya!"

"Anggara! Cepat kau bakar sorban itu. Jika tidak, maka Masjid Tiban akan aku isi dengan ular-ularku. Cepat bakar!" Sumirah berkata sambil menunjuk sorban yang masih tergeletak diatas batu.

"Baiklah, akan ku turut perintahmu untuk membakar sorban itu."

"Mundurlah kau Sumirah!"

Sumirah melangkahkan kakinya 3 langkah ke belakang saat Anggara melangkah maju. Detik kemudian tangan Anggara mengusap perlahan sorban peninggalan kakek buyutnya itu sambil memejamkan mata.

" Bismillah!"

Sorban pun mengeluarkan asap, kemudian terbentuklah api dengan sendirinya. Perlahan api mengelilingi sorban tersebut.

"Aarght....!"

Tiba-tiba Sumirah menjerit kesakitan bersamaan dengan sorban yang terbakar.

"Anggara...!"
"Aaarght....!"

Sumirah masih terus berteriak karena tubuhnya dikelilingi asap.

"Anggara! Arght! Kurang ajar kau!"

Sumirah tersungkur ketanah, lalu dirinya yang masih mengeluarkan asap menjelma menjadi ular hijau dengan ukuran normal. Dengan cepat ular jelmaan Sumirah merayap cepat dan menceburkan tubuhnya ke sungai.

Byuuur....!
Blukubup...Blukubup...Blukubup...

Bersamaan dengan menghilangnya ular Sumirah didalam air. Api yang membakar sorban mbah Parman padam.

"Allahuakbar!" Anggara bertakbir.

Anggara kaget karena sorban tersebut ternyata masih utuh. Tak terbakar sama sekali. Bahkan bekas hitamnya pun tak nampak. Anggara bergegas mengulurkan tangannya untuk mengambil sorban tersebut. Anggara tahu, jika sorban itu menolak kehadiran Sumirah. Allah masih ingin agar dirinya memiliki sorban peninggalan mendiang sang kakek buyut.

Blukubup... Blukubup... Blukubup...
Byuuuur....

Tiba-tiba dari dalam sungai nampak gelembung udara, dan dengan cepatnya muncul kepala ular raksasa. Anggara yang masih terulur tangannya hendak mengambil sorban kaget dan bergegas mengalihkan pandangannya kearah sang istri yang berdiri agak jauh darinya.

"Fatimah! Awaas....!"

Anggara berteriak sangat kencang untuk memperingatkan sang istri. Namun Fatimah yang tak dapat menghindar hanya pasrah saat matanya menatap mulut ular raksasa Sumirah yang terbuka lebar kearahnya.

Huup!

Dengan sekali suap ular Sumirah menelan Fatimah hidup-hidup. Matanya menatap Anggara, seolah menantang lelaki tersebut. Lidah bercabang nya menjulur. Kepalanya berdiri dengan jumawa.

"Fatimaah....!"

Anggara berteriak, namun sia-sia. Fatimah dan calon anaknya telah berpindah ke perut ular raksasa jelmaan Sumirah.

"Jika kau ingin istrimu kembali, temui aku di Rawa Ireng! Kangmas Anggara!"

***
Versi panjang. Di KARYA KARSA.

SUSUK TERATAI PUTIH ( Tersedia Bentuk Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang