Ini Si Bungsu

61 12 2
                                    

Saudara itu berarti selalu ada untuk satu sama lain. Saudara itu bukan persoalan satu orang, bukan pula ikatan-ikatan mengikat itu juga. Saudara itu anugerah Tuhan.

.

Teruntuk Kak Mahija:

Kak, ini aku bungsu.
Adikmu yang kamu banggakan. Adikmu yang kamu jaga seperti anggota tubuhmu sendiri. Adikmu yang kamu beri peluk dikala pelik. Dan..

Ini aku adikmu, bungsu yang hari-harinya melihat punggung tegarmu lebih sering daripada laramu.

Kak, ini aku lho adikmu yang sering memberimu lara dari pada bahagia.

Music Recommended:
Kunto Aji-Bungsu

Bungsu adalah dia yang mendamba seperti kakaknya, panutannya.

Bumiputra

Namanya Dewa Aji Bratha. Yuda mengenalnya sebagai kakak tingkat Mahija dulu. tidak terlalu mengenal begitu jauh, mereka hanya sekedar mengerti nama masing-masing. Diantara kenalan Mahija, Dewa adalah yang paling sering Yuda lihat bersama Mahija. Di kampus, nama Dewa lebih dikenal sebagai seorang penyonsong dana terbesar disetiap acara, mantan ketua BEM yang paling disegani. Tipikal pria yang gemar berorganisasi dan pribadi ramah. Terlihat sekali Dewa tumbuh besar dengan etiket keramah tamahan beserta tetek bengeknya.

Yuda jadi tidak heran satu atau dua kali dalam sebulan menemukan Dewa dikampus hanya untuk dimintai pendapatnya meski sudah bertahun-tahun lulus. Hari ini Dewa menemui Yuda terlebih dahulu, diluar janji. Dewa memang dari dulu merupakan manusia tersibuk, jadi ketika dasi yang menggantung dilehernya seperti mencekiknya kuat, Yuda menganggapnya seperti hal yang lumrah.

"Aku dengar dari Jeffrey, Mahija sudah pulang tiga bulan yang lalu," Dewa membuka suara begitu Bik Inah usai bertutur kata akan terkejutnya beliau menemui Dewa diwarungnya setelah lama tidak melihat batang hidungnya itu. "Bagaimana kabarnya?" tanyanya lagi.

Dewa memang dikenal sebagai pribadi yang aneh, lebih aneh dari Yuda dipandangan orang-orang. Jadi begitu Dewa lebih memilih menanyakan kabar Mahija padanya daripada dengan pemilik nama, sebagai sesama manusia yang dianggap aneh hanya karena memiliki pandangan berbeda, Yuda dengan enteng menjawab, "Dia baik, seperti biasa. Tentu saja masih bodoh,"

"Kuharap kamu tidak menyusahkannya lagi."

Terlalu sarkastis, tapi Yuda tidak terlalu ambil hati. Sejauh Yuda mengenal teman-teman Mahija, kebanyakan dari mereka memang tipikal blak-blakan, tidak pandang buluh, dan menusuk. Ungkapan Dewa itu bahkan masih dikategorikan sopan. Yuda jadi sedikit terkagum akan bagaimana Dewa masih sesopan itu. "Semoga saja bang,"

"Kamu tahu bagaimana perangai kakakmu itu. aku juga tahu bagaimana tingkahmu selama ini diluar kampus. Aku sedikit khawatir. Bukan padamu tapi padanya,"

"Menusuk sekali," Yuda terkikik, kira-kira apa ada yang menyukai seorang Yuda seperti Dewa menyukai Mahija? "Aku tahu kamu tidak begitu menyukaiku sebagai adiknya. Tapi tenang saja kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan menyusahkannya lagi."

"Mahija sangat menyayangimu sebagai adiknya sebarapapun menyusahkannya dirimu. Kamu itu terlalu banyak tingkah untuk seukuran orang yang dikasihani."

Manusia yang dikasihani. Dewa mempredikatinya dengan sebutan itu. Sejatinya Yuda bisa sampai disini memang berkat Mahija yang merasa kasihan padanya. Faktanya memang begitu, sakit hatipun rasanya Yuda tidak berhak. Yuda ingin membelapun seperti tidak pantas. Yuda bagi Mahija seperti apa?

Bumi Putra [NOMIN]Where stories live. Discover now