Bab 1 : Bola Mata

464 23 1
                                    

Malam ini, nampak begitu cerah, bintang dan bulan nampak berdampingan membuat suasana langit menjadi meriah, entah ini pertanda hari baik, mungkin saja, dan itu terlihat dari senyuman dari seorang gadis cantik yg kini duduk manis di kursi, entah itu sebaliknya.

Geinero Aurora Vederick, gadis dengan perawakan tinggi, tidak kurus dan tidak gemuk, putih dan memiliki rambut hitam lurus, dan sedikit ikal pada bagian ujung rambut nya.
     
Rambut Itu membuat Geinero atau biasa di panggil Gei itu sangat di kagumi oleh banyak teman laki-laki nya di sekolah.

    
"Sayang kenapa, tumben senyum-senyum sendiri?" tanya sosok wanita paruh baya yg kini menyudahi aktivitas makan malam dengan meneguk air putih dari gelas nya.
    
"Bunda...!" rengek Gei dengan wajah cemberut
    
"Loh kenapa?"
    
"Ahk bunda ngk asik" Gei semakin menekuk wajah nya karena sedikit kesal dengan bundanya.
  
"Bunda tau besok hari apa?" tanya Gei tiba-tiba
    
"Hari jum'at, kenapa?"
    
"Yah..bunda kok gitu sih, masa ngk ingat" Gei semakin merengek dengan wajah masam.
   
Revenita, yah itu lah nama nya, sosok ibu sekaligus memegang peran ayah bagi Gei, kini menunjukkan senyum gemas.
    
"Bunda tidak akan lupa, hari spesial kamu" ucapan sang bunda sukses membuat Gei kembali merubah mood, dia tersenyum cerah karena bunda nya ternyata tidak lupa kalau besok adalah hari ulang tahun nya yg ke 16 tahun.

    
"Kamu mau apa besok?" tanya Nita dengan senyuman hangat
     
Gei menggelengkan kepalanya perlahan, "Gei ngk minta hadiah apa-apa bunda, Gei cuman minta satu, besok cukup luangkan waktu bunda untukku seharian" ucap Gei tersenyum memamerkan gigi nya yg rapih dan putih.
    
"Hanya itu?" Nita memastikan
    
"Iya bund" balas Gei masih tersenyum, cukup itu saja, Gei sadar diri, mereka bukan orang yg punya segalanya, hidup di rumah sederhana pun tapi bahagia, itu sudah cukup, apalagi mereka hanya tinggal berdua saja.
    
"Apapun untuk mu sayang" balas Nita segera memeluk putrinya dengan tatapan lekat.
     
Gei mengerat kan pelukan nya, dia benar-benar senang, hanya ingin bersama ibunya karna jujur saja, setiap hari hampir ibunya sangat sibuk untuk bekerja ke sana ke mari.
    
"Yasudah, sana ke kamar, sudah malam"

Gei memeluk bunda nya sekilas, lalu mengecup pipi Nita, setelah nya dia baru pergi kekamar nya. Kebiasaan yg tidak bisa di lupakan, itu kata nya.

"Maaf sayang, maaf kan bunda" lirih Nita dengan tatapan sendu
    
"Apa aku harus menjelaskan padanya semuanya hari ini, tapi.. waktu nya tinggal sebentar lagi, bagaimana ini" lirih nya semakin bingung.

Gei nampak nya sudah terlelap, walau masih ada keributan di keheningan seperti ini, meski keributan itu hanya keributan kecil karena seseorang tengah melakukan sesuatu di dapur.
     
Siapa lagi kalau bukan bunda nya, hitungan jam, baru dia bisa menyelesaikan pekerjaan nya, setelah nya pergi ke kamar Gei untuk membawa sesuatu untuk putri kesayangan nya.
   
"Semoga saja dia menyukai nya" gumam nya mengecup kening Gei dengan lembut
    
"Sayang bangun nak"
    
"Sayang ayo bangun" Nita segera membangunkan putrinya,
    
"Hmmzzz,,, bunda ada apa?" Gei segera bangkit, masih setengah sadar, pastinya dia mulai mengerjab kan kedua matanya.
 

 

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
QUEEN IMMORTAL WORLDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant