Bab 47 : Ingatan

107 15 0
                                    

Gei sebenarnya sangat malas bertemu dengan keluarga ini, tapi mengingat pesan dari ibunya, mereka tetaplah keluarga Gei, dan yg sebenarnya merencanakan perayaan hari ini adalah nenek nya.
     
Dia terlihat begitu antusias saat tamu yg dia undang sudah datang, apalagi sangat senang karena Gei mengajak teman-teman nya, itu artinya Gei antusias juga.
     
Mereka di jamu dengan makanan yg memang enak-enak dan mewah, namanya juga di istana. Tapi kelihatan nya paman nya Reiman tidak ada di sini, ibunya juga memang tidak datang karena sibuk di pusat kota menjaga cafe nya, sementara itu yg menyambut mereka adalah Victory, Ranguna, Dannil dan Catna.
    
"Heii jangan makan sambil membaca buku" tergur Victory yg merasa aneh dengan kelakuan Gei.
    
"Selagi tidak mengganggu" jawab Gei datar
    
"Sudah kebiasaan" ucap Fara lemas
   
"Apa di Academy dia juga terus melakukan itu?" tanya Ranguna
     
Fara, Mira dan Hely mengangguk sebagai jawaban, ekspresi mereka sama-sama menunjukkan ekspresi teraniaya karena jika bersama Gei, mereka akan selalu di acuhkan, tapi aneh nya Gei seperti punya aura yg memikat mereka untuk terus menempel kepada Gei.
    
"Namanya juga king cobra, maunya menang sendiri dan asik sendiri" sindir Revan
   
"Ck" Gei berdecak malas menatap Timothy dengan tatapan laser nya
    
"Apa? memang benar bukan?"
    
"Yah benar tapi kau masih belum mengatakan banyak hal lagi, seperti king cobra tidak akan mematuk jika tidak di usik, kau ingin merasakan bisa yg menyengat yg di miliki oleh king cobra"
   
"Aku tak peduli, memang apa yg bisa di lakukan oleh king cobra seperti mu"
     
Gei tersenyum sinis, "Ayahanda, mungkin aku akan merenovasi kamar milik Revan, bukan kah ayahanda mengatakan kalau itu akan menjadi kamar ku? dan kamar Revan akan berpindah menjadi di dekat gudang" seru Gei tersenyum manis
   
"Uhuk...uhuk..!" Victory terbatuk kasar, dia kaget dengan sikap Gei yg tiba-tiba memanggil nya dengan sebutan ayahanda.
     
Revan meremas sendok di tangan nya hingga menjadi bengkok.
    
"Dasar..!" geram Revan beranjak
    
"Aku ingin berbicara sesuatu yg penting, hanya berdua, aku harap kau pergi ke halaman belakang" seru Gei lewat telepati.
     
Revan menatap Gei dengan tatapan rumit, rasa kesal nya berubah menjadi curiga.
    
"Baiklah" jawab nya lalu pergi
     
Gei tersenyum kecil, "Mau kemana?" tanya Victory
     
Revan tak menjawab, dia langsung pergi begitu saja, Gei tanpa bicara segera beranjak ikut pergi, tidak menjawab apapun dari pertanyaan orang-orang.
    
"Astaga kapan anak itu akan akur?" lemas Victory
    
"Hehh berpikir yg baik, kau pikir apa, mereka melakukan itu hanya ingin membuat alasan untuk pergi, aku tau Gei pasti malas disini karena ada kami" ucap Catna melirik ke arah Dannil sekilas.
    
"Kenapa begitu?" heran Ranguna
    
"Sudah lah biarkan saja, pasti mereka hanya ingin membicarakan sesuatu yg penting"
     
Victory manggut-manggut, "Ehh ya sudah di lanjut lagi, tidak usah pikirkan mereka berdua" seru Victory mempersilakan agar mereka kembali melanjutkan makan siang yg tertunda.

    
"Bicara apa?" tanya Revan yg sudah duduk di bangku taman tepat di bawah pohon besar, sementara Gei duduk di ayunan saja.
    
"Ini tentang teman mu itu" ucap Gei
    
"Aku merasa ada yg aneh, seperti Caven menyembunyikan sesuatu, aku tidak puas ketika dia menjawab aku pingsan hanya karena kelelahan, aku bahkan ingat betul, kalau kami masih duduk di bangku, bagaimana caranya aku pingsan" ucap Gei
     
Revan terdiam berpikir lama, dia ikut mencari alasan yg tepat, siapa tau bisa jadi kemungkinan.
    
"Dan setiap aku melihat patung dewa, aku langsung mengingat Caven, seperti yg aku katakan kemarin, kalau Caven di jatuhi banyak kelopak bunga, dan itu bukan mimpi"
     
"Apa hubungan nya dengan kejadian kau pingsan, tapi kalau di pikir-pikir, kau tidak mengatakan rahasia mu pada Caven bukan, Vampire itu tidak bisa di percaya, mereka tidak baik dan tidak jahat" papar Revan
     
Keduanya terdiam, saling berpikir keras, kemungkinan apa saja yg bisa terjadi yg bisa membuat Gei pingsan.
    
"Kau tidak sedang memikirkan apa yg ku pikirkan?" ucap Revan dan Gei kompak.
     
Keduanya membelalakkan kedua mata, "Tidak mungkin" ucap keduanya menggeleng
     
Kedua mata Revan menunjukkan sorot yg tajam, sementara Gei berekspresi rumit, antara pusing dan bingung.

QUEEN IMMORTAL WORLDWhere stories live. Discover now