Bab 66 : Raja Iblis YAMA

92 11 0
                                    

Seperti yg Gei perintah kan, malam ini Vania berjaga di luar kamar Gei, bedanya Meina yg tidak tenang juga terpaksa ingin terus dekat dekat dengan ibunda nya agar dia merasa aman, hingga dia dan ibunda nya menjaga di luar kamar semalaman.
     
Sementara Blarina tidur di kamar sebelah, berbeda dengan Castor yg semalaman menjaga di aula pertemuan, dia tak tau apa yg akan terjadi pada putra nya, dan semalaman dia terus mencoba membakar balok es itu tapi tidak bisa.
     
Berbeda sekali dengan Mr. Carius yg tampak tidur nyenyak, sementara istrinya hanya duduk semalaman di kasur karena khawatir dengan keadaan keluarga kerajaan.    
     
Rina lebih dulu terjaga, masih terlalu pagi dia bahkan sudah menuju ke aula pertemuan, dia khawatir dengan balok es yg di ciptakan oleh Gei bisa menyakiti Xavier.
     
Meski dia harus di kejutkan karena Vania dan Meina tertidur di atas lantai tepat di depan kamar Gei. Dia tidak terlalu peduli, Gei bisa mengurus mereka.
    
"Kenapa dia selalu berlebihan, apa dia baik-baik saja, bagaimana kalau dia tidak bisa bertahan di dalam sana" cemas Rina memperhatikan balok es transparan dimana dia bisa melihat wajah Xavier yg masih tertidur di sana.
    
"Rina..kau kah itu?" suara serak dan lemas membuat Rina terkejut
     
Castor bangkit dengan wajah pucat membuat Rina refleks membantu nya untuk duduk di kursi, memberikan nya air minum.
    
"Apa yg sudah aku lakukan, kenapa aku terlalu di buta kan okeh ucapan mereka hingga aku mengusir mu dulu" Castor tidak bisa menahan air matanya yg jatuh begitu saja.
    
"Tidak, ini tidak salah mu"
    
"Apa benar dia putra kita, Raksa Alora!" Castor tersenyum lemas
     
Rina terdiam, apa dia harus berbohong kali ini, bukan putra, tapi seorang putri bernama Geinero bahkan Castor sudah mengenali nya.
     
Rina terpaksa mengangguk, "Maaf aku tidak bisa menahan nya, tapi aku yakin dia tidak akan menyakiti Xavier" uca Rina yakin
     
Castor menatap Xavier dengan tatapan sendu, "Apa yg akan Raksa lakukan hingga dia harus pergi ke klan Iblis?" tanya Castor
     
Rina terdiam lagi, "Itu sesuatu yg tidak bisa aku jelaskan"
    
"Kenapa baru sekarang kau kembali, kenapa tidak dari dulu saja, setidaknya kita bisa hidup damai, aku tidak akan membeda-bedakan mereka sebagai putra putri ku, kau bisa menjelaskan semua yg terjadi, kenapa harus sekarang, dia menyimpan dendam begitu besar, aku tidak yakin, aku masih pantas sabagai ayah nya atau tidak"
     
Rina segera menyeka air matanya, dengan cepat dia menjauh dan memasang ekspresi dingin, "Maaf" lirih Rina dengan tatapan sendu.
     
Gei sudah tiba dengan tatapan datar karena dia sudah tau pasti ada drama yg berlangsung barusan, tapi ibunya selalu berpura-pura.
   
"Apa ibu sudah makan? ibu bangun terlalu pagi" sapa Gei tersenyum hangat.
    
"Belum, nanti saja" balas Rina
    
"Ada apa dengan nya?" ketus Gei menatap datar, "Ahk..aku tau, pasti dia berusaha menghancurkan es itu bukan? dan usahanya sia-sia, hanya akan membuat energinya terkuras, sangat tidak berguna" Gei mendekat ke arah balok es.
     
Hanya satu sentuhan telapak tangan Gei, es itu perlahan mencair, tubuh Xavier masih terlihat sama, namun kini Gei mengangkat tangan nya membuat tubuh Xavier melayang di udara.
     
Mengikuti kemana Gei pergi, Xavier yg masih pingsan kini mendarat dengan posisi duduk di kursi singgasana.
     
Castor dan Rina saling memandang satu sama lain, mereka tak mengerti apa yg akan di lakukan oleh nya.
     
Hal itu membuat Vania dan Meina yg baru datang juga terkejut, apalagi
Mr. Carius dan Bevania.
     
Gei mengangkat kedua tangan nya, melepas sebuah mahkota yg ada di kepalanya lalu di kembalikan ke pemilik sebelum nya,
     
Dengan satu lesatan cahaya hijau  menembus tubuh Xavier, dengan begitu dia tidak akan sadar selama beberapa saat lagi.
     
Gei menuruni beberapa anak tangga dan menghampiri ibunya.
    
"Mahkota itu sangat berat dan tidak bagus, aku tidak menyukai nya ibu, bagaimana kalau kita cari yg lain saja?"
    
"Apa maksud mu Raksa!" tegur Rina
    
"Ahk iya, apa ibu tau mahkota yg terbuat dari giok hitam itu, dan memilih aura yg sangat pekat berwarna ungu, bercahaya di malam hari, ahk iya seperti mahkota yg ada di klan Iblis itu?"
    
"Lakukan apa yg kau mau" balas Rina pasrah.
    
"Karna ibu sudah menyetujui nya, aku masih harus membutuhkan persetujuan seseorang lagi" ucap Gei dengan nada tak suka di akhir kalimat.
    
"Apa maksud nya persetujuan? apa dia akan benar-benar pergi kesana?" tanya Castor menatap Rina dengan lekat.
    
"Yah, jadi ini demi putra ku" Rina tiba-tiba berlutut membuat Gei terbelalak.
    
"Berikan batu segel itu, Raksa harus melakukan sesuatu kesana, kalau dia tidak pergi, mungkin kau tidak akan bisa lagi melihat nya di dunia ini" ucap Rina menunduk.
     
Castor dengan cepat menangkup kedua bahu Rina dan mengarahkan nya untuk berdiri
    
"Apa yg kau lakukan? dan..apa sepenting itu kah? katakan apa yg akan dia lakukan disana?" tanya Castor menatap wajah Rina lekat
     
Gei berdesis lalu berbalik, tidak ingin melihat drama yg tidak beguna baginya.
    
"Kau akan tau setelah kau memberikan nya" jawab Rina mencoba untuk tidak menatap wajah Castor.
    
"Jika benda itu masih ada di tangan ku, aku akan memberikan nya, tapi sekarang tidak lagi, jadi kau harus lebih bersabar" ucap Mr. Carius menepuk pundak Gei
    
"Kakek, kenapa kau membela nya?" kesal Meina
    
"Karena dia cucu kesayangan kakek" jawab Mr. Carius dengan ekspresi datar
    
"Kakek bertindak seolah-olah sudah mengenal nya dalam waktu lama" umpat Meina tak terima.
    
"Entah lah, aku baru melihat nya sekarang, tapi kami seperti sudah Bertemu dari sejak dia lahir, mungkin karena dia keturunan dari dua kerajaan terkuat jadi aura nya nampak jelas, benar begitu, bukan keturunan dari klan Wolf yg hanya pejabat tinggi saja" sindir Mr. Carius terang-terangan membuat Bevania melongo, dia seperti melihat dirinya versi laki-laki, itulah yg dia katakan saat membela Vania dulu, dan membuat Rina selalu merasa tersingkir kan.

"Gunakan ini bu" ucap Gei mengeluarkan sehelai kain merah ke arah Rina
      
Rina yg bingung, namun sesaat kemudian setelah menyadari kalau Xavier akan sadar segera dia kembali menggunakan cadar nya.
    
"Aku tidak butuh lagi batu segel itu" ucap Gei dengan nada ketus
     
Rina tersentak, "Apa maksud mu? bukan kah tanpa itu kau tak bisa pergi ke klan Iblis?" pekik Rina
    
"Apa yg kau bicarakan, kenapa jadi seperti ini?" tanya Mr. Carius lewat telepati.
    
"Untuk apa aku pergi kalau yg aku cari sudah keluar sendiri dari kandang nya" balas Gei tetap bersikap datar
    
"Keluar dari kandang nya?"
    
"Dimana aku? ehh...kenapa tubuh ku rasanya sangat ringan" gumam Xavier dengan mata yg masih setengah terbuka.
      
Kesadaran Xavier membuat atensi semua orang kini tertuju padanya.
     
"Aku tidak tau siapa yg sudah menyebarkan berita kalau raja klan Demon sudah berganti kepemilikan dan di pegang oleh mu, dan karena dia sudah tau, kau harus menanggung nya yg mulia raja" Gei tersenyum kecut, "Raja klan Iblis, Yama. dia sudah berada di klan Demon, dia mencari mu sobat, jadi urus saja dia sendiri" umpat Gei berlalu pergi meninggalkan aula pertemuan
   
"Apa yg kau katakan barusan?" Mr. Carius segera berdiri di hadapan Gei dan menghalangi nya agar tidak pergi.
    
"Guru baru saja memperingati ku, kalau Yama sudah datang, seperti kebiasaan kalian, setiap raja berganti, dia akan datang dan menguji kekuatan raja kalian, jika dia menang, maka seluruh kelima klan akan di kuasai oleh nya, karena dia sudah datang, jadi aku tak peduli lagi, urus saja sendiri" ketus Gei langsung pergi dengan wajah kesal.
   
"Apa yg harus kita lakukan!" cemas Mr. Carius
     
Xavier terdiam, wajah nya pucat pasi saat tau kalau tandingan terbesar nya akan datang. Dia belum siap karena ini terlalu tiba-tiba.
    
"Kau benar-benar akan pergi, kenapa keputusan mu berubah, apa yg kau pikirkan?" seru Rina dengan kedua mata yg berkaca-kaca.
   
"Aku tidak mau pertarungan ku dengan nya di lihat oleh semua orang ibu, dan sekarang dia akan membuat keributan, aku akan menunggu, mungkin aku hanya akan menyerang nya dari tempat tersembunyi, ibu tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja, sekarang lebih baik ibu memberikan kabar ini kepada Revan agar dia bisa membantu"
     
Rina mengangguk,  Gei sudah melesat dengan kecepatan tinggi, "Aku akan pergi ke klan Angel untuk meminta bantuan" pamit Rina lewat telepati
     
Mr. Carius hanya mengangguk saja
    
"Persiapkan dirimu, meski ini tiba-tiba, kami akan membantu mu" tegur Mr. Carius
     
Xavier mengangguk dengan wajah tak yakin.

QUEEN IMMORTAL WORLDWhere stories live. Discover now