Bab 77 : Skill pembelah raga

95 12 0
                                    

Tidak ada pencahayaan yg jelas di tempat ini, tepat nya di ruang bawah tanah yg hanya menyisakan aura gelap dan juga kehampaan.
     
Seorang wanita paruh baya kini di ikat dengan rantai energi, rantai yg bisa melenyapkan kekuatan elemen nya seketika jika dia berusaha untuk mengeluarkan energinya untuk memancing orang lain agar menyelamatkan nya.
    
"Lepaskan aku, selamanya kau tidak akan pernah bisa jadi diriku" teriak nya berusaha melepaskan diri dengan kekuatan tubuh yg sudah melemah, dia tau kalau kekuatan elemen tidak akan berguna untuk melepaskan rantai energi.
    
"Tenang lah, kau hanya perlu diam di sini, setelah aku mendapatkan apa yg putraku ingin kan, baru aku akan melenyapkan mu di depan putri mu sendiri"
    
"Dengan begitu, dia akan menangis dan tidak punya harapan hidup lagi, aku akan dengan mudah mengalahkan nya, dan semua klan di immortal world akan menjadi milik putraku ahk ya putraku tapi sekarang dia tengah berada di dalam wujud seorang gadis dan tidak ada siapapun yg tau"    
    
"Kau akan menerima akibat nya, lihat saja, kau yg akan mati di hadapan putra mu lebih dulu"
    
"Prang...!"
    
"Ahk...!" suara menjerit histeris kala tubuh nya terhempas ke dinding tanah, dengan rantai energi yg masih melekat di pergelangan kaki dan tangan nya.
    
"Aku akan menaklukkan dia, dan menghancurkan mu" gertak nya segera pergi meninggalkan wanita lemah itu sendirian di dalam penjara.

                            ***

     
Gei terbangun tiba-tiba, tubuh nya di penuhi peluh, "Ini hanya mimpi" gumam nya dengan wajah pucat.
    
"Ada apa sayang?" tanya Rina yg baru tiba membawa makanan dan minuman.
    
"Apa ibu baik-baik saja?"
     
Pertanyaan Gei tentu membuat Blarina kebingungan, "Yah tentu" jawab nya tersenyum tipis.
     
Gei menghela nafas lega, "Kau mau kemana?" tanya Rina saat Gei meraih topeng nya.
    
"Aku ada urusan sebentar ibu" jawab Gei segera bergegas dan pergi meninggalkan ibunya seorang diri di kamar nya. Blarina tersenyum miring, "Bersenang-senang lah untuk hari terakhir mu" senyuman cerah muncul dari bibir wanita itu.
    
Rina menoleh ke samping, bayangan di cermin menunjukkan hal yg bisa saja membuat orang syok, wajah yg tadinya cantik kini berubah menjadi buruk rupa dan sangat menyeramkan, dia bukan manusia, dan bukan juga Blarina ibunya Gei.
   
"Aku tidak yakin, tapi aku akan mencari buktinya sendiri" batin Gei melesat dengan kecepatan tinggi.
     
Tubuh Gei berhenti, dia tak bisa melintas karena ada lima orang yg kini tengah mencegat nya di halaman istana.
    
"Yah..aku sangat membenci ini, semua orang sudah tau siapa dirimu, kenapa kau masih juga menggunakan topeng itu" kesal Laskar yg sampai saat ini belum juga melihat wajah Gei.

    
"Benar, bukan kah kau setuju?" tanya Louis menyikut lengan seseorang di sebelah nya
     
Xavier, Revan Laskar dan Louis menatap Caven dengan intens, bukan nya menatap balik, Caven malah tersenyum-senyum sendiri
    
"Dasar menyebalkan" umpat Gei segera pergi usai menatap wajah Caven yg menjijikkan. Ke empat nya tentu curiga, ada apa yg terjadi?
    
                              ***
    
"Krek...!" Gei tersendak saat tak dengan menginjak sebuah ranting pohon
    
"Siapa disana?" pekik seseorang segera berbalik, tubuh Gei bergetar hebat, ekspresi nya begitu pucat kala melihat siapa yg sudah dia ikuti dari tadi kini berubah menjadi orang lain
    
"Si..siapa kau? dimana ibuku?" seru Gei tertegun melihat wajah buruk rupa di hadapan nya, jelas itu adalah iblis.
     
Iblis wanita itu tersenyum miring, "Ibu..ibu? apakah dia? putri ku? Geinero?" teriak seseorang dari ruangan lain.
    
"Wanita itu" geram nya hendak mengeluarkan bola keunguan namun tidak sempat melesat karena Gei sudah tiba di depan ruangan itu, jeruji besi yg terbuat dari bahan penghancur energi membuat Gei segera menjauh dan mendorong iblis itu ke dinding tanah.
    
"Ibu..?" pekik Gei tersadar saat melihat seseorang di dalam penjara yg baru saja dia selamatkan dari serangan iblis di hadapan nya.
    
"Booom" tanpa banyak bicara Gei mengeluarkan aura kegelapan nya dan menghancurkan tubuh iblis itu, namun Gei tak menyangka iblis itu sudah menghilang.
    
"Kau membunuh ibuku?" gertak seseorang yg tiba-tiba muncul di belakang Gei, Gei segera berpaling, untuk kedua kalinya Gei mengalami keterkejutan yg tidak biasa.
     
Wajah Gei memucat, "MIRA?" pekik nya syok
    
"Aku akan membunuh mu" teriak Mira dengan tatapan membunuh, aura di tubuh nya meledak, elemen tumbuhan nya berkolaborasi dengan elemen iblis di tubuh nya,
     
Gei langsung paham, aura yg sangat dia kenal, dengan kegelapan, namun aura yg dekat dengan nya, pastilah dia Mira, yah Mira lah sosok berjubah hitam yg memancing nya untuk datang ke gua itu.
    
"Mira...ini aku" ujar Gei
     
Mira terdiam sejenak, "Urusan kita belum selesai" ujar Mira segera menghilang
     
Lagi-lagi sangat geram, satu-satunya kelebihan iblis yg tak dia punya adalah, dia tak bisa menghilang seperti itu secara tiba-tiba.
    
"Geinero" lirih seseorang membuat Gei kembali tersadar
    
"Ibu..!" Gei hendak mendekat namun segera mundur kala tau itu adalah jeruji besi penghilang energi.
    
"Gunakan dengan elemen cahaya mu, cahaya tidak akan terkontaminasi dengan rantai energi ini"
     
Gei segera mengeluarkan aura elemen cahaya nya, cahaya biru melesat dan menghancurkan semuanya dalam satu kali serangan, menyisakan Blarina yg terduduk dengan lemas.
    
"Ibu!!!" panggil Gei lirih
    
"Geinero, benarkah itu kau? kau sudah besar nak!" serunya lemah
    
"Geinero?" gumam Gei yg tak biasa, biasanya juga Blarina memanggil nya Gei, kenapa sekarang berbeda?

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang