4: Dinding Surga

1.1K 241 46
                                    

Zoey menggigiti jarinya sejak dua jam lalu. Bingung. Marah. Takut.

Mia dan Maia menangis sesenggukan. Rupanya, mereka berdua adalah dayang pribadi gadis yang mereka sebut sebagai Claretta. Zoey masih tidak menemukan penjelasan ilmiah atas apa yang dialaminya hari ini. Terbangun di tubuh orang lain? Bagaimana bisa? Lalu ke mana perginya jiwa yang sempat singgah di tubuh ini? Mati? Ataukah berpindah ke tubuhnya? Ratusan pertanyaan menyesakinya kepalanya hingga terasa sakit. Zoey mengerang keras-keras. Setidaknya setiap sepuluh menit sekali, gadis itu akan menjambaki rambutnya dan berteriak frustrasi.

Ini benar-benar tidak masuk akal!

Zoey bukan orang jenius. Tapi dia tidak pernah menjadi bodoh. Zoey menghadapi banyak ujian yang menguji intelektualnya dan sesulit apa pun soalnya, dia tidak pernah merasa bingung, bahkan saat dia magang dan membantu Lennox menyelesaikan kasus-kasus rumit. Sekarang, sekeras apa pun Zoey mencoba berpikir, dia tidak menemukan jawaban yang masuk akal, dan Zoey benar-benar membenci situasi ini karena membuat dirinya merasa tidak berdaya.

"Yang Mulia pasti sangat kesepian. Sampai-sampai Anda berani terjun ke dalam danau untuk bu-bunuh diri." Tangisan Mia semakin kencang. Maia ikut tersedu-sedu. "Ba-bagi orang lain Anda memang terlihat ja-jahat dan tidak berperasaan, t-tapi saya dan Maia paling tau bahwa Yang Mulia s-sebenarnya sangat baik."

Lalu mereka kembali menangis bersama. Zoey memandang kedua dayang itu sambil memegangi kepalanya. Tatapannya mengeras seolah tangisan mereka membuatnya iritasi.

Zoey mengerang lagi. "Apa aku terlibat kasus perdagangan manusia?!" Gadis itu memelototi Maia dan Mia. "Apa kalian mucikariku dan semacamnya?"

Sebelum mereka berdua membuka mulut untuk menjawab, Zoey mengangkat tangan. "Itu tidak masuk akal. Bukan itu jawabannya." Gadis itu meletakkan jari di bibirnya. Sementara kedua sikunya bertumpu pada paha atasnya. Kakinya tidak berhenti bergoyang selagi dia berpikir. "Ini Perserikatan Kerajaan, apa aku benar?"

Mia, dayang muda itu menatap Maia dengan bingung. "Y-ya, Yang Mulia. Anda berada di Dinding Surga."

Kerajaan yang mana? Zoey bertanya-tanya. Ada banyak sekali kerajaan yang bernaung di bawah Perserikatan Kerajaan. Selama itu bukan Kaisar, Zoey rasa dia bisa bernegosiasi dengan raja mana pun yang menjadi 'suami' nya sekarang. Dia akan meminta dipulangkan ke Perserikatan Negara. Mudah-mudahan hal itu tidak terdengar ke telinga Kaisar. Jika sampai raja itu tahu, Zoey bisa dihukum mati!

"Siapa nama rajanya tadi?" tanya Zoey lagi.

"Y-Yang Mulia Ellusiant," jawab Mia pelan. Seakan menyebut namanya bisa mengundang hantu muncul dari balik bayangan.

"Itu nama yang aneh."

"Semua anggota keluarga Frisia tidak menggunakan nama asli, Yang Mulia."

Zoey berpikir lagi, lalu bertanya, "Di mana orangnya?"

"Orangnya?" beo Mia dengan mata membesar.

"Iya. Di mana Raja Ellusiant?"

Zoey berdiri dari duduknya. Jika harus bertemu dengan Ellusiant sekarang juga, dia siap.

"Beliau pergi keluar Perbatasan, Yang Mulia. Ada urusan yang harus beliau selesaikan di sana."

"Dia sudah pergi sejak kapan?"

"Sejak ...." Mia mengingat-ngingat. "Dua hari lalu. Memangnya ada apa, Yang Mulia?"

Bahu Zoey jadi lunglai mendengar itu. "Apakah masih lama urusannya?"

"Saya tau! Saya tau!" Mia menepuk tangannya dengan semangat. "Yang Mulia pasti sudah merindukan raja, 'kan? Apakah itu sebabnya Yang Mulia bunuh diri di danau? Karena sudah tidak kuat menahan rindu?"

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang