26: Motel Cinta

448 61 13
                                    

Bab ini saya revisi sedikit, boleh banget dibaca ulang karena ada detail yang saya tambahin. Selamat membaca!

Hari melarikan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari melarikan diri. Satu hari sebelum pertemuan dengan Hugo Bashville.

Mereka berhasil sampai di Artemist. Puji langit dan semua Tuhan yang ada di dunia ini. Tetapi sepertinya Zoey tahu mengapa dia dibiarkan selamat. Di hadapannya, Farell berkata selayaknya pemandu wisata yang sedang mengantar Zoey berkeliling neraka.

"Penderitaanmu yang sesungguhnya ada di sana." Pria itu mengangguk ke arah bintik kecil di depan mereka. Bukan, itu bukan neraka ketujuh yang menjadi tempat hukuman Zoey, melainkan pemandangan pulau Kerajaan Artemist. Zoey hendak memaki Farell karena sudah membuatnya semakin takut, tetapi umpatannya segera meleleh di lidahnya setelah kapal mereka semakin dekat.

Bagaimana cara Zoey mendeskripsikannya? Artemist adalah bagaimana para pendongeng menggambarkan tempat tinggal para penjahat. Pulau di kaki langit itu dikelilingi kabut, yang terlihat ganjil karena suhu udara terasa panas menyengat. Warna-warna dalam pulau itu tidak merona indah seperti istana yang sudah ditinggalinya selama sebulan terakhir ini. Jika dibandingkan, Artemist tampak seperti tunawisma yang kecanduan narkoba di pinggir jalan. Layu, kurang gizi, dan muram. Dari puncak gunung terbesar, air terjun mengalir seperti muntahan iblis. Awan-awan di atasnya berwarna kelabu pucat. Kerajaan itu terlihat perkasa sekaligus rapuh. Keji. Terkutuk. Mungkin dikutuk banyak orang baik yang mati di sana.

"Begitu sampai di Artemist, kau akan berusaha sendiri," ucap Farell. Kedua matanya terpancang pada pulau di depannya. Muram membayangi wajahnya. "Bythesea pasti akan menghubungiku segera setelah kita sampai di Artemist."

"Kenapa kau nekat mengambil risiko naik kapal mereka?" tanya Zoey. "Bukankah tadi kau yang bilang kalau kita perlu rencana yang tidak membongkar kerja sama kita?"

"Aku hanya menghitung kemungkinannya. Saat mendengar Asher sudah ada di pelabuhan, aku hanya berpikir bahwa dia bisa menahan Chrysante selama mungkin, setidaknya sampai kau bisa sampai di Artemist dengan aman."

"Tapi Bythesea pasti akan memburumu."

"Hanya jika Chrysante tidak mati di tangan Asher." Farell tampak ragu dan mengubah pikirannya. "Mungkin mereka tidak akan mati, tapi semoga Asher bisa menangkap mereka. Jadi komunikasi antara Chrysante dan Bythesea terputus. Aku bisa punya waktu untuk mempersiapkan diri untuk kabur dan bersembunyi sementara. Tapi bukan itu yang harus kita khawatirkan sekarang. Setelah Chrysante, musuh selanjutnya yang kau hadapi adalah Bythesea sendiri. Artemist adalah rumah mereka. Kekuatan mereka berada di puncaknya di sini. Dan aku tau pasti kalau Bythesea sudah mengirim utusannya ke pelabuhan Artemist."

"Kau bilang Violetta tidak tau bagaimana rencanamu membunuhku. Bagaimana mereka bisa tau kalau kau membawaku ke Artemist?"

Farell menjilat bibirnya. Dia terlihat gusar. "Aku tidak tau. Hanya firasat. Chrysante bukan satu-satunya pion mereka. Bukan tidak mungkin Bythesea juga menanam mata-mata di sekelilingmu, di sekeliling kita sekarang." Farell memandang kapal di sekeliling mereka. "Aku hanya berharap semoga kru kapal ini bukan antek-antek Bythesea. Sepanjang pengetahuanku, kapal ini dicari sendiri oleh Chrysante. Bythesea tidak memiliki keterkaitan langsung dengan misi mereka di istana pagi ini."

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Where stories live. Discover now