1: Apabila Surga Runtuh, Ke Mana Perginya Jiwa Orang-Orang Baik?

1.1K 107 17
                                    


Pada akhirnya, surga akan runtuh dan menghadapi masa penghakimannya.

Pria itu membacanya berkali-kali, mengulangnya bagai sebuah ayat suci. Buku yang dibacanya bukanlah sebuah kitab melainkan surat dari teman jauhnya. Dia membundel kertas tersebut, menyatukannya dengan surat-surat yang lain dengan rapi. Mereka sudah berkomunikasi selama dua tahun terakhir ini. Mengobrol, membicarakan masa depan dan masa lalu, berbagi rasa sakit bersama. Orang ini adalah salah satu rekannya yang berotak brilian. Setiap kalimat yang ditulisnya disusun dengan rapi, begitu pula dengan setiap rencana-rencananya.

Surga itu lebih buruk dari daging babi yang telah basi, hanya tinggal menunggu waktu sampai ia membusuk dan hancur dari dalam, katanya, dan dia sepakat, walau orang lain banyak yang berpendapat sebaliknya. Itu wajar. Daging busuk hanya dapat diendus oleh tikus-tikus seperti dirinya dan temannya. Pun, hanya mereka yang sanggup menggerogoti daging semacam itu.

Memang tidak banyak orang yang sadar betapa rapuhnya tempat ini. Dinding Surga, nama lain dari Perserikatan Kerajaan. Sebuah negara raksasa yang menaungi ratusan kerajaan di dalamnya. Surga tempat di mana Frisia dan keturunannya hidup dan mati. Surga di mana sihir dapat dibeli dengan harga semurah satu buah roti. Surga di mana para penduduknya menyembah banyak tuhan dan menganggap dirinya tuhan sekaligus.

Surganya orang-orang serakah.

"Tau, tidak? Jembatan Besar akan segera ditutup." Seseorang menaruh segelas bir di depan sang Tikus. Pria berambut perak di depannya adalah temannya yang lain, yang jauh lebih menjengkelkan dan sangat cerewet.

Sang Tikus mengambil gelas tersebut lantas mereguknya dengan serampangan. Sekarang temannya mengingatkan hal itu lagi. Jembatan Besar akan ditutup karena pertikaian Perserikatan Kerajaan dengan Perserikatan Negara semakin memanas. Banyak pengamat politik internasional dari kalangan akademisi memprediksi tentang kemungkinan perang yang bisa terjadi tahun depan. Semua orang bersiap, terutama dari segi sumber daya. Barangkali akan ada banyak pemimpin negara bagian yang mengambil keputusan besar di tahun ini untuk menghadapi kemungkinan perang. Presiden negara bagian Usken dari Perserikatan Negara dikabarkan melakukan kerja sama dengan Greden walau belum ada publikasi resmi tentang apa tepatnya hubungan kerja sama mereka. Namun karena Greden adalah salah satu negara bagian dalam Perserikatan yang dikenal memiliki persenjataan paling canggih, sebagian artikel koran memiliki asumsinya sendiri.

Berbahagialah untuk orang-orang yang tidak mengikuti nasihat orang jahat, tidak mencontoh orang berdosa, dan tidak bergaul dengan orang yang menghina Yesoa.

"Garel, bisa ganti saluran radionya? Aku sedang tidak mau mendengar khotbah!" Seseorang melontarkan protes. "Ini bar, tolol, bukan tempat ibadah."

Garel, pria pemilik bar yang sedang duduk tak jauh dari sang tikus dan temannya, justru membesarkan volume radio dan berpura-pura membaca koran.

Orang yang protes itu menggerutu dan mengumpatnya, lalu kembali melanjutkan permainan kartu bersama temannya.

"Idiot," umpat pria itu keras-keras.

Orang seperti itu akan berhasil dalam segala usahanya; ia layaknya pohon di tepi sungai yang berbuah pada musimnya dan tak pernah layu daunnya

"Itu bukan hal mengejutkan." Sang Tikus menarik koran dari bawah bundelan surat-suratnya. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk pada satu artikel yang tepampang jelas di sana. "Sejak Kaisar yang baru itu diangkat, dia menghukum mati semua warga Perserikatan Negara yang masuk ke wilayahnya. Ditutupnya Jembatan Besar hanya efek domino, sudah sangat ketebak."

Sebaliknya, orang jahat, mereka seperti sekam yang dihamburkan angin

Sang Tikus mengerling ke arah Garel. Sekarang dia jadi ikut jengkel karena dipaksa mendengar khotbah tak berguna. Kenapa dia tidak membangun tempat ibadah saja? Benar-benar menyebalkan, gerutu sang Tikus dalam hati.

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Where stories live. Discover now