21c: Di Tempat Ini Tak Ada Pahlawan. Hanya Tuan, Anjing, Dan Orang-Orang Mati

457 72 16
                                    


Zoey bersumpah dia tidak membuka pintu kamarnya karena tertarik, dia membukanya semata karena ingin membongkar kepala Farell untuk melihat apa ada yang salah dalam otaknya.

Dia masih tidak bisa menerka bagaimana lelaki itu akan mendatanginya, terutama setelah Ellusiant menambah personel penjaga yang berdiri di depan pintunya sejak kejadian di penjara pelayan kemarin. Zoey tetap membuka pintu kamarnya tepat pukul setengah 6 sore. Dayang Maia dan Mia sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam. Dan, tentu saja tidak ada satu pun dari lima penjaga yang berdiri di depan kamarnya membuka mulut dan bertanya mengapa Zoey mendadak membiarkan pintunya terbuka. Walau sebenarnya mereka tidak perlu bertanya. Sebab gadis itu, sambil berdeham gugup dan mengibas-ngibaskan wajahnya menggunakan tangan, pura-pura bicara dengan dirinya sendiri di depan pintu.

"Sepertinya kita benar-benar sudah memasuki fase pemanasan global. Ya, kan? Aku merasa udara panas sekali." Zoey mengayun-ngayunkan tangannya dengan heboh. "Sepertinya aku akan membiarkan pintunya terbuka sedikit lebih lama."

"Yang Mulia ...." Tiba-tiba salah satu penjaga membuka mulut. Dia melirik Zoey dengan gugup. "Sekarang ... memang sedang musim panas."

Wajah Zoey sontak merah padam. Dia berdeham dan berkelit, "Tapi tetap saja musim panas tidak seharusnya sepanas ini. Di masa nenekku musim panas itu sangat sejuk, kau tau?"

Sejak kapan, bodoh? Zoey memaki dirinya sendiri.

Bersama dengan kalimat itu dia kembali masuk ke dalam, masih mengomel tentang efek pemanasan global. Matanya mengintip keluar dengan cemas, takut penjaga-penjaga itu merasa curiga dan memutuskan untuk melaporkannya kepada Ellusiant. Zoey menggigit buku jarinya, teringat kejadian tadi pagi. Farell hampir kehilangan satu matanya karena ketahuan membohongi Ellusiant. Zoey bahkan tidak habis pikir bagaimana pria itu bisa mengendusnya! Ellusiant memang monster. Dia bahkan tidak ragu untuk menantang Zoey agar membunuhnya. Bagaimana ... bagaimana jika Ellusiant mengetahui pertemuan rahasia ini? Pria itu tampaknya selalu menemukan cara untuk mengawasinya diam-diam.

Aku selalu menemukan cara untuk menemukanmu.

Zoey merasa gusar di dalam kamarnya. Ketakutan seolah mencekik lehernya kuat-kuat. Dia takut Ellusiant tahu dan mendadak muncul. Tenang, Zoey. Ini tidak seperti Farell dan kau sedang menyusun rencana kudeta dan semacamnya. Kau bahkan tidak tahu alasan Farell ingin menemuimu.

Lima belas menit berlalu, dan Farell masih belum kunjung datang.

Zoey berpura-pura membaca buku walau matanya terus-terusan mengintip ke arah pintu.

"Apa jangan-jangan dia mati?" bisiknya dengan mata terbelalak ngeri. "Jangan-jangan Ellusiant membunuhnya tadi pagi?"

Baru saja Zoey mengucapkan itu, tiba-tiba dia melihat gulungan asap melewati kamarnya. Putih keruh, melambai janggal, juga beraroma belerang dan telur busuk; andai tipu muslihat dan bahaya memiliki aroma, ini adalah baunya. Gadis itu berdiri waspada. Dia mencari-cari benda tajam sebagai senjata dan sayangnya hanya menemukan pensil di meja. Tanpa ragu, Zoey mengambil benda itu dan berjalan hati-hati menuju dinding dekat mulut pintu, bersembunyi. Asap-asap itu menggulung masuk ke kamarnya, mengendap-ngendap, mencari, mengendus. Asap ini hidup, gadis itu tersadar. Entah betulan bernyawa atau seseorang menggerakkannya seperti boneka hidup. Zoey mengangkat tangan, bersiap menusuk leher siapa pun yang mencoba masuk dan berniat mencelakakannya. Ketika lilitan asap itu mengurai perlahan dan menunjukkan satu pundak kokoh milik seorang pria, Zoey langsung mengayunkan tangannya sekuat tenaga dan—

"WHOA, whoa. Ini aku!" Farell menangkap tangannya tepat waktu. "Tenanglah."

Zoey memelototinya. Alih-alih berhenti dia justru mendorong tangannya lebih kuat. "Kau sial. Kau membuatku kaget!"

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Where stories live. Discover now