11: Hadiah

1.1K 237 63
                                    

Claretta memberinya dua hadiah.

Yang pertama, gadis itu memberinya kardus kecil berisi celana dalam berwarna hitam dan kelabu.

Ellusiant ingin tahu apa yang ada di dalam kepala Claretta saat memilih benda ini.

Dia sengaja tidak mengeluarkannya dari dalam kotak. Wajah Claretta sudah merah padam. Ellusiant khawatir jika dia usil dan memamerkan hadiah yang didapatnya, Claretta bisa pingsan di tempat.

Di kardus tersebut, terdapat kertas yang ditempel dengan tulisan:

SELAMAT ULANG TAHUN, YANG MULIA \^0^/

Ellusiant menghentikan tawanya, namun senyumnya tetap bertahan. Dia meraih hadiah kedua, yang diletakkan di luar kotak kado dan hanya diletakkan di bawahnya. Itu adalah papan permainan Ogitama, salah satu permainan tradisional favorit Ellusiant. Lelaki itu mengeluarkannya dari dalam tas dan membaca kertas yang menempel di sana.

Jika Anda tidak sibuk, ayo kita bermain bersama ^0^

Senyum Ellusiant melebar saat membacanya. Dia memandang Claretta, yang kini menatap dirinya dengan sisa rona yang masih menempel di wajah cantiknya.

"Teima kasih," ucap Ellusiant tulus.

"Kenapa selir memberinya permainan?"

"Tapi papannya terbuat dari emas, 'kan?"

"Tidak. Itu terbuat dari kayu." Claretta menjawab. Membuat orang-orang itu langsung menutup mulut.

Dia tidak pernah berani membayangkan Claretta mau mengucapkannya selamat ulang tahun, apalagi datang ke pestanya dan memberikan hadiah. Walau harus Ellusiant akui, hadiahnya sangat ... tidak terduga.

"Apa hadiahnya satu lagi?" tanya Violetta.

"Hanya barang fungsional."

"Apa kalian merekamnya?" Violetta menghampiri rekan-rekan Rhoman di belakang yang sedang memegang kamera dan buku catatan. Dia sedikit membungkuk, menyejajarkan wajahnya dengan layar kamera. "Pastikan fokus kameranya tepat sasaran. Bukankah kita ingin semua orang melihat apa hadiah yang didapat Kaisar?"

Claretta meloncat ke depan Ellusiant. Gadis itu lantas merentangkan tangan dan berkata, "Aku ingin foto dengan raja!"

Violetta merengut. "Minggir, Claretta."

"Tidak, kau yang minggir!" sentaknya. Dia menatap Fiona yang bertanggung jawab mengatur foto. "Bisa tolong fotokan?"

"Y-ya! Tentu, Selir. Akan saya bantu foto." Fiona menjawab gugup. Dia saling bertatapan dengan Rhoman, yang hanya tersenyum seraya mengangkat bahu.

"Tunggu. Aku mau merapikan jubah Kaisar."

Claretta memepetkan tubuhnya di depan Ellusiant, lantas berbisik, "Bisa tutup rapat lagi kotak hadiahnya?"

Ellusiant menunduk, menatap tas kadonya lagi. Bibirnya melengkung tersenyum, "Aku ingin tau apa yang kau pikirkan saat memilih kadonya."

Rona kembali menjalar di pipinyai. "Aku tidak punya banyak waktu! Aku bertanya kepada dayangku apa yang paling dibutuhkan laki-laki, dan jawabannya ada di tanganmu sekarang. Aku tidak salah, 'kan?"

Ellusiant harus menggunakan segenap kekuatannya untuk tidak tertawa lagi. Dia mengangguk. "Terima kasih sudah memikirkan apa yang paling kubutuhkan."

"Awas kalau kau berani berpikir mesum." Claretta melotot.

Gadis itu memutar badannya lagi. Mereka berdua secara otomatis memasang senyum mereka yang paling ramah kepada kamera, yang kemungkinan besar hasilnya akan muncul di koran besok, halaman paling pertama, dengan judul besar dan penuh penekanan.

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Where stories live. Discover now