19: Hukuman

415 70 12
                                    

Zoey mengerang keras-keras. Ini bukan pertama kalinya Zoey terbangun dalam keadaan kacau.

Dia bahkan pernah merasakan terbangun di tubuh yang salah dan menyadari dirinya terjebak di antah-berantah. Dia juga pernah terbangun dengan mata bengkak karena menangisi cinta pertamanya yang jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Percayalah, Zoey sering mengalami momen bangun tidur dengan perasaan buruk karena berbagai pengalaman tidak menyenangkan. Tapi ini mungkin adalah salah satu bangun tidurnya yang paling buruk. Suasana hatinya semasam buah yang membusuk. Wajahnya kusut, begitu pula dengan rambutnya yang masih setengah terikat. Zoey menatap dirinya di cermin dan menyadari bawah matanya sedikit biru karena menangis semalaman.

Itulah bagian terburuknya. Kenapa aku menangis?!

Zoey marah, sedih, dan ingin memukul sesuatu. Seseorang, lebih tepatnya.

Setelah mandi sebentar, gadis itu duduk di lantai seraya menekuk lutut. Gaunnya sedikit kusut karena dipakai serampangan. Maia dan Mia masih belum hadir, jadi Zoey berusaha mengurus dirinya sendiri secara mandiri. Di tengah kemunrungannya, dia melirik remasan kertas yang sudah tak terbentuk di lantai. Bibirnya lantas mengerecut. Kenapa Zoey terkejut? Memangnya apa yang dia harapkan? Tentu saja Ellusiant akan membela Violetta. Seperti kata kedua dayangnya, mereka saling mencintai sejak lama!

Zoey hanya berpikir ... atau sempat berpikir, Ellusiant tidak bersikap seburuk yang digosipkan orang-orang. Mereka bilang Ellusiant bersikap dingin pada selirnya, acuh tak acuh, bahkan membencinya. Namun tidak seperti itu yang Zoey tangkap. Ellusiant bersikap santai di depannya. Dia tertawa dan tersenyum hangat. Walau mungkin tidak jatuh cinta pada tubuh Claretta ini, Zoey berharap Ellusiant memercayai ucapannya. Kenapa sulit untuk mencurigai keluarga Bythesea? Kenapa semua orang menyuruhnya untuk jangan mengusik Bythesea, termasuk Violetta sendiri? Farell, dayangnya, dan kini Ellusiant.

Dan kalimat pria itu sangat menyebalkan! Zoey mengomel dalam hati. Pria itu bersikap seolah Zoey adalah anak nakal yang sedang mengganggu teman kesayangannya.

"Tapi aku juga merasa bodoh," ujarnya. "Bagaimana mungkin aku memercayai satu artikel berita dari koran yang ditarik dari peredaran?"

Zoey juga berani membela Hugo Bashville karena satu artikel berita yang menyorot kejanggalan pada kasusnya. Akan tetapi dia sangat memercayai instingnya. Dia memercayai perasaan keyakinan yang timbul saat membaca berita tersebut. Bythesea dan Adams adalah keluarga yang kuat dan berkuasa. Memaksa surat kabar untuk menarik terbita mereka dari peredaran karena takut pada muatan artikelnya? Itu bukan hal mustahil! Masalahnya, ini sudah terjadi dua kali, dan keduanya sama-sama memuat berita yang kontroversial.

Apakah Zoey memang ceroboh? Apakah dia sudah bertingkah tanpa berpikir panjang?

"Aku percaya dengan instingku," kata Zoey, nada suaranya tegas. "Pasti ada sesuatu dengan Bythesea. Aku harus mencaritahunya."

Insting ini yang juga sering memperingatkannya setiap kali ada klien yang membuka pintu kantor hukum Lennox dan Gabriella. Apakah mereka benar difitnah ... atau hanya butuh seseorang untuk mencari-cari celah, Zoey selalu mengandalkan instingnya saat mendengar cerita kliennya dengan saksama. Walau pada akhirnya dia pasti bakal tetap membela mereka apa pun kondisinya, tidak dapat dipungkiri perlakuannya pada dua kondisi itu akan sangat berbeda. Rasa respek yang diberikan Zoey akan jauh lebih kentara pada mereka yang sungguh tidak bersalah dan murni membutuhkan bantuan ketimbang pada mereka yang hanya butuh seorang profesional untuk mencari celah hukum.

Dipikir-pikir, instingnya juga pernah memberikan peringatan bahwa ada yang tidak beres dengan klien gila yang mencekiknya malam itu. Sejak hari pertama dia mendatangi Lennox dan Gabriella, Zoey tahu pria itu orang jahat.

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Where stories live. Discover now