9: Pesta Dalam Segelas Sampanye

1K 234 48
                                    

Gaun ini pastilah wujud dari akhir dongeng romansa yang berakhir bahagia selamanya.

Zoey mengelus rok gaunnya dengan takjub. Busana ini terasa sehalus mimpi indah. Secantik matahari terbit. Zoey mengagumi bagaimana gradasi jingga, biru, dan merah mudanya bisa menyatu dengan sempurna. Permata menyebar seperti bintang berserakan dari bagian dada hingga bawah perutnya, persis menggambarkan transisi dari malam menuju fajar. Pundak gadis itu terbuka hingga batas atas dada, dengan lengan kecil yang meleleh dari bahu hingga pergelangan tangan. Maia mengatakan bahwa gaun Violetta memiliki bagian dada yang terbuka. Peraturannya, selir tidak boleh mengenakan busana yang lebih mencolok dari permaisuri.

Jika gaun selir sudah seindah ini, Zoey tidak bisa membayangkan semegah apa gaun Violetta nanti.

"Yang Mulia, apakah saya boleh memberikan sedikit saran?" tanya Mia hati-hati.

"Ya. Ada apa?" Zoey merasa perutnya melilit karena tegang. Jika kedua dayangnya ingin memberikan saran, biasanya itu mengandung nasihat hindari kematian.

"Yang hadir nanti adalah Chivalry dari semua kerajaan di Dinding Surga. Jumlahnya ada 143 orang, pasti akan ramai. Nah, karena ramai itu ... pasti ada yang namanya kubu. Ada satu kubu eksklusif yang sangat dekat dengan Kaisar, karena mereka adalah teman-teman baiknya dari masa pendidikan militer." Mia menjelaskan. Gadis itu menjilat bibir sebelum melanjutkan, "Yah, otomatis, mereka juga sangat dekat dengan Violetta. Mereka sudah menjadi pendukung hubungannya dengan Kaisar sejak dulu. Saran saya, jangan tunjukkan kedekatan dengan Kaisar sekalipun Anda sudah menikah dengannya."

Ekspresi Zoey berubah muram. "Mia, kau yakin kau tidak sedang menceritakan premis sebuah drama?"

"Eh?" Mia mengedipkan matanya dua kali, berusaha mencerna pertanyaan Zoey.

"Lupakan."

Kaisar dan permaisuri yang saling mencintai, kehadiran selir yang mengancam kisah cinta mereka dan ....

Teman-teman yang senantiasa mendukung mereka akan berusaha mengintimidasi selir, Zoey menambahkan premis kisah romansa Violetta dan Ellusiant. Zoey cemberut. Dia menepuk rok-rok gaunnya dengan kesal.

"Aku tidak tertarik dengan Kaisar," gerutu Zoey. Kecuali nama aslinya. "Jadi kalian tidak usah khawatir."

"Saya percaya dengan Yang Mulia." Maia yang kali ini menjawab. Senyum tercetak di wajahnya yang dipenuhi kerutan karena usia.

Zoey bergeser dari cermin, lantas duduk di tepi kasur untuk memakai sepatu hak tinggi.

"Ngomong-ngomong, mereka sudah tau aku akan datang, bukan?"

Gadis itu mengepaskan kakinya di dalam sepatu. Agak sedikit kesempitan, terutama pada tali di belakang tumitnya. Kalau Zoey banyak bergerak, kakinya bisa lecet-lecet.

"Tentu saja sud—" Mia, yang tadinya menjawab percaya diri sontak menghentikan ucapannya. Dia memandang Zoey dengan mata terbuka lebar. "Yang Mulia. Saya ... saya lupa memberitahu penyelenggara pesta." Suaranya berubah mencicit.

Zoey terdiam sejenak, tidak merasa marah. "Tidak apa-apa. Toh, aku masih bisa ikut, bukan?"

***

"Jika nama Anda tidak ada di dalam daftar, saya khawatir Anda tidak bisa masuk."

Zoey memelototi dua pria yang mencegatnya. Gadis itu mengintip ke belakang mereka, pada jembatan yang melengkung panjang di belakang dua penjaga itu. Jembatan tersebut menghubungkan Istana Barat dan aula raksasa tempat pesta diselenggarakan.

Gadis itu berkacak pinggang dan mulai marah-marah. "Apa maksudmu aku tidak bisa?! Kenapa aku tidak bisa masuk ke dalam pesta hanya karena namaku tidak ada di dalam daftar?"

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora