02. HEMHEMHEM

11.2K 2K 30
                                    

*BRAKK*

Velin berbalik, dia melihat Candra yang baru saja menutup pintu dengan cukup keras.

"Loh Candra kenapa?" Tanya Velin.

Candra menatap Velin di depannya dengan sebelah tangan terkepal, dia tidak menjawab dan lebih memilih untuk menarik Velin kearahnya.

"Lo tau tadi itu bahaya?" Tanya Candra.

"Tau kalo gue telat Lo bisa aja udah dikirim keatas, tau?" Tanya Candra lagi dan Velin mengangguk.

"Kenapa Lo ga pergi aja? Kenapa Lo ga ngelawan Abang gue? Lo itu hantu pasti bisa kan melayang pergi ngilang kemana"

Velin menatap Candra yang tengah menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Gapapa ko lagian kan Candra dateng" kata Velin.

"Kalo gue ga dateng gimana?!"

Velin memajukan bibirnya, dia kemudian mengangkat kedua tangannya dan memeluk pinggang Candra.

"Kan Velin lupa kalo bisa ngilang atau terbang" cicit Velin.

Candra menghela nafasnya pelan, dan Velin membuat kesepakatan dengan kakaknya. Walaupun dia tidak tau apa gadis ini benar-benar akan membantu kakaknya dalam kasus itu.

"Soal perjanjiannya...Lo beneran mau bantuin Abang gue?" Tanya Candra.

Velin mengangguk, dia tau bahwa tidak lama lagi pasti akan terbongkar fakta bahwa Aura adalah keturunan Duke Redoflen.

"Ini juga salah satu alasan kenapa Velin masih disini" kata Velin.

"Kalo gue suruh Lo jangan bantu Abang gue Lo mau?" Tanya Candra.

"Kenapa? Kan perjanjiannya tadi kaya gitu Velin bantuin abangnya Candra terus Velin dibiarin disini dulu" kata Velin.

"Terus setelah Lo bisa bantu Abang gue Lo bakal pergi?"

Velin mengangguk, lagi pula dirinya juga pasti akan dipanggil setelah semuanya selesai. Aura yang menjadi salah satu anggota keluarga bangsawan Redoflen menjadi akhir dari cerita novelnya.

Velin merasakan Candra yang perlahan membalas pelukannya. Velin kemudian tersenyum dan mengeratkan pelukannya sendiri.

"Candra udah putusin mau daftar kemana?" Tanya Velin.

"Udah" jawab Candra, Velin mengangguk dia pasti memilih universitas. Walaupun begitu Velin yakin dia pasti akan menjadi orang yang sukses karena dirinya dan Rasya serta Hani sudah berusaha agar Niko menggantikan tempat Candra.

"Hari ini Candra ada latian basket kan? Velin ikut ya dirumah sendirian takut sama abangnya Candra" kata Velin.

"Ayo"

Candra melepaskan pelukannya dan berjalan menuju tasnya,dia segera bersiap dan Velin tersenyum senang. Akhirnya dia bisa melihat Candra bermain basket.

"Wehhh"

Velin menoleh dan mendapati ada Hani dan Rasya. Mereka kemudian duduk di pinggir lapangan menyaksikan Candra dan timnya sedang bermain basket.

"Gile ya pesona antagonis emang selalu bikin gue pusing" kata Hani yang melihat Vilo tengah memasukan bola kedalam ring.

Para penonton berteriak histeris melihat hal itu. Padahal biasanya tidak ada penonton yang menonton acara latihan mereka.

"Kalian tau engga kalo Abangnya Candra udah pulang" kata Velin.

"Abang? Siapa?" Tanya Hani yang kepo karena dia baru tau kalau Candra memiliki kakak.

"Dia katanya si pemburu hantu plus penyelidik kasus" kata Velin membuat Rasya dan Hani mendelik.

"Terus Lo gimana Cil? Kan pasti ketemu sama dia?"

"Tadinya si mau ditangkep tapi ga jadi, Velin ajuin kesepakatan kalo dia bebasin Velin Velin bakal bantu kasusnya dia" jelas Velin.

Hani dan Rasya menghela nafas lega mendengar hal itu.

"Emang kasus apa sampe dia mau lepasin Lo?"

Velin menatap Rasya kemudian telunjuknya mengarah pada Aura yang baru saja datang.

"Ini juga alasan Velin masih disini, Aura itu keturunan keluarga bangsawan Redoflen. Dan liontin waktu itu yang dia tunjukin salah satu barang berharga yang hilang, katanya si dikasih ke istri tercinta si Duke setelah ga laku buat mahar nikah sama Velin" jelas Velin sembari menatap Aura.

"Terus kepolisian lagi menyelidiki siapa si dan kenapa kalungnya hilang. Karena ada istri Duke yang pengin kalungnya, dia bilang si ilang karena dicuri" lanjut Velin.

"Jadi alurnya bakal nambah ngebut dong" kata Hani dan Velin mengangguk.

"Lo mah ada alasan kenapa Lo belum naik keatas, eh bukannya Rasya juga harusnya ada"

Hani beralih menatap Rasya, Rasya menghela nafasnya pelan.

"Pelaku pembunuhan dan pemerkosa Rasya masih berkeliaran di luar sana. Rasya kayaknya ga terima dan harus ditemukan si pelaku baru dia bisa tenang"

Hani mengangguk paham, dia kemudian beralih menatap Velin.

"Lo tadi bilang abangnya Candra polisi kan?" Tanya Hani.

Velin mengangguk, dia menatap Hani kemudian kedua matanya membulat.

"Sekalian aja kasusnya Rasya, kalo gue mah belum mati" saran Hani.

"Boleh" jawab Rasya dan mereka akhirnya mengangguk sepakat.

Mereka beralih menatap Candra dan teman-temannya yang sudah selesai menyelesaikan latihan mereka. Aura terlihat tersenyum kearah Candra, membuat Vilo menaikan sebelah alisnya.

Candra menghampiri Velin, dia menatap Hani dan Rasya sekilas membuat Hani berdecak pelan, Candra berdiri di depan Velin dan meminum air mineralnya.

"Candra hebat loh bisa terbang tadi" kata Velin sembari mengayunkan kakinya.

"Oh ya mereka temen baru Velin, namanya Hani sama Rasya" kata Velin mencoba memperkenalkan Hani dan Rasya.

Hani tersenyum sedangkan Rasya hanya mengamati wajah Candra yang sepertinya tidak menyukai ucapan Velin barusan.

"Ka Candra tadi pak Hendra nyariin katanya kalo udah nentuin pilihan kakak bisa langsung ke kantor buat isi data diri" kata Aura yang tiba-tiba muncul.

Kedua kaki Velin melilit sebelah kaki Candra dan dia terlihat menyimak percakapan keduanya. Hani menatap Aura, dia yakin gadis ini masih menyukai Candra walaupun dia dicampakan.

"Kalo Aura boleh tau ka Candra milih masuk kemana? Pasti ke universitas ya? Kan ka Candra mau jadi ilmuwan" kaga Aura.

"Sok tempe banget"gumam Hani pelan.

"Iya Can Lo kan sedari dulu pengin jadi ilmuwan lagian lo kan pinter masuk aja ke universitas mana udah ada undangannya kan.." kata salah satu teman Candra.

Aura tersenyum dia yakin kalau Candra akan memilih universitas, dan di pasti akan menyusul pria ini nantinya. Dia akan belajar lebih giat agar dia bisa satu universitas dengan Candra.

"Jadi pilihan Lo apa Can?" Tanya teman Candra yang lain.

"Gue mau daftar tentara" kata Candra.

Velin langsung mendongak menatap Candra, pria ini tidak sedang bercanda bukan?. Aura dan yang lainnya nampak terkejut dengan perkataan Candra barusan.

"Kalo Lo mau bisa ambil undangan ke univnya Jan" kata Candra sembari mengangkat tasnya.

"Bukannya kak Candra mau jadi ilmuwan?" Tanya Aura.

"Dulu si iya tapi sekarang udah engga" jawab Candra dengan sangat enteng membuat Hani melongo.

"Emang otak jenius bisa apa aja ya heran kenapa otak gue ga bisa sejenius itu" gumam Hani.

"Gue duluan" kata Candra sembari mengangkat lengan Velin, semua orang menatapnya aneh sedangkan Aura memang sudah tau kalau Candra juga membawa teman hantunya.

"Siapa si temen ka Candra" gumam Aura pelan. Dia akan mencari taunya.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ