{05} MIMPI ANEH

8.8K 1.9K 345
                                    

"Gimana ujiannya? Pasti bisa kan? ****** kan pinter"

"Ko ga dijawab si"

"Padahal kan Vel** mau denger suaranya Ca**** buat yang terakhir kalinya"

"Hahhhh....hahh..." Gavin membuka matanya dan langsung terduduk diatas bangku taman.

Tiba-tiba saja dadanya berdenyut sakit, Gavin meringis memegangi dadanya.

"Gavin kenapa?"

Gavin mendongak, dia melihat Velin tengah berdiri di depannya dengan dua lolipop ditangan gadis itu. Saat tatapan mereka bertemu, detak jantung Gavin berangsur-angsur normal dan dia merasakan hangat di dalam hatinya.

"Gavin lagi ngapain disini?" Tanya Velin lalu menatap sekeliling yang sepi.

"Padahal udah jam pulang sekolah lohh, Velin kira hantu" ucap Velin lalu memakan dua lolipopnya sekaligus.

Gavin segera berdiri dan menatap Velin yang hanya sebatas dadanya.

"Ngapain kesini?"

"Velin mau ke perpustakaan minjem buku" jawab Velin lalu menatap kebawah, lihatlah perbedaan besar kaki Gavin dan dirinya sendiri.

"Ayo"

"Hm?"

Velin menoleh menatap Gavin yang mengambil tas dan berjalan di depan.

"Gue anter"

Velin segera mengembangkan senyumnya, dia segera berlari kearah Gavin. Setidaknya dia akan bisa menghirup aroma tubuh pria itu lebih lama.

Hani dan Rasya menatap seekor kucing yang tergeletak diatas jalan. Hani menoleh ke kanan dan kekiri lalu dia berjongkok di depan kucing itu.

"Mak kita tolongin atau gimana?" Tanya Hani pada Rasya.

"Terserah asal Lo mau tanggung jawab boleh Lo pelihara" ucap Rasya.

"Sipp gue bakal tanggung jawab uluu sakit ya kakinyaa...eh kaki apa tangan ini? Alah anggep aja kaki hehey" Hani mengendong kucing putih dan kembali berjalan mengikuti Rasya.

*Ngeong*

"Mampir ke klinik dulu Ras kita belum punya kotak p3k dirumah"

Rasya mengangguk dan mereka berjalan kembali sembari Hani mengusap kepala kucing di pelukannya. Tanpa mereka sadari kalau mereka meninggalkan Velin sendirian di sekolah.

"Gimana dok kucing saya?" Tanya Hani sembari tersenyum manis.

"Gapapa untung aja cuma lecet ga sampe patah tulangnya"

Hani tersenyum manis, sial sekali dokter hewan di klinik ini sangat tampan. Hani kembali mengendong kucing itu dan menatap ke sekeliling.

"Dok mau beli perlengkapan juga gimana ada? Soalnya ini kucing Nemu di jalan mau di adopsi biar tiap Minggu bisa ketemu dokter" ucap Hani.

Dokter di depan tertawa pelan, dia lalu mengangguk dan berjalan menuju rak dimana ada beberapa perlengkapan kucing. Hani yang melihatnya tersenyum puas dia lalu berbisik pada kucing di pelukannya.

"Comblangin gue sama dokter itu ya cing nanti gue beliin wiskas" bisik Hani lalu mengusap kepala kucing itu.

"Grrrrr"

Setelah selesai membayar dan menerima beberapa perlengkapan kucing, Hani tersenyum manis pada dokter di depannya.

"Makasih ya dok"

"Iya sama-sama jangan lupa setiap Minggu dateng kemari buat ngecek kondisi kucingnya ya"

"Cek juga keadaan pemiliknya sekalian dong siapa tau kena serangan jantung"

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang