{07} ANAKKU SAYANG

4.6K 1.3K 193
                                    

Rasya sengaja keluar dari kantor saat matahari sudah tenggelam. Dia tentunya tidak akan takut dengan hantu karena hantu akan terlebih dulu takut dengannya saat bertemu.

Rasya berjalan menuju lantai pertama dengan wajah datar. Sampai dia melihat kakaknya berjalan keluar dari arah lorong di depan dengan wajah serius.

Rasya berhenti dan menatap sang kakak yang berjalan di depan, dia lalu mengikuti Daniel dan berhenti di pertigaan lorong dimana Daniel muncul. Saat Rasya berbalik dan menatap lorongnya dia terdiam. Ini adalah lorong menuju laboratorium.

Mungkinkah Daniel?, Rasya segera berjalan cepat menuju laboratorium. Dia menatap pintu laboratorium yang terbuka lalu dia membukanya dengan cepat. Namun sayangnya tidak ada siapapun didalam sana.

Rasya menghela nafas pelan, dia lalu menggeleng dan berbalik. Saat pintunya tertutup sebuah kaki menjuntai di langit dan darah menetes dari kaki tersebut.

Hani berjalan keluar dari kamar sang ibu setelah dia ketiduran disana dan mendapati hari sudah larut. Hani hanya bertanya mengenai cermin namun ibunya malah menceritakan nenek moyang mereka sampai cerita asmaranya dengan sang suami.

"Gile pantesan bapak gue nyantol ternyata pake jurus cinta ditolak dukun bertindak" gumam Hani.

Saat dia berbelok hendak naik ke lantai atas dia melihat Victor kakak Velin yang membawa gergaji. Hani terdiam sejenak dan segera bersembunyi.

"Buset mau apa dia bawa gorok kaya gitu" gumam Hani yang kini memicingkan matanya sembari mengamati Victor di depan.

Victor berhenti saat merasakan seseorang sepertinya sedang memperhatikannya, dia lalu berbalik namun tidak ada siapapun di belakangnya.

"Anjir telat sedetik aja gue tarik ini kepala bisa berabeh" ucap Hani lalu segera pergi dari sana.

Saat sedang berjalan di lantai paling atas dia melihat ada Daniel yang berjalan kearahnya. Awalnya Hani melihat Daniel dengan eskpresi aneh namun setelah tatapan mereka bertemu Daniel tersenyum manis.

"Habis dari mana Lo? Sampe keringetan kaya gitu?" Tanya Hani yang kini berdiri di depan Daniel.

"Habis olahraga" jawab Daniel.

Hani mengangguk, dia kemudian menatap Daniel yang sedang memperhatikannya. Merasa cukup risih di tatap terus menerus Hani akhirnya berdehem dan kembali bersuara.

"Udah ye gue mau mandi bye" ucap Hani lalu berjalan meninggalkan Daniel.

Daniel berbalik dia menatap punggung Hani yang semakin menjauh. Daniel memiringkan kepalanya dan tersenyum tipis.

"Lo gausah macem-macem" ucap Victor yang entah sejak kapan berdiri di sebelah Daniel.

"Ah Lo bikin gue kaget aja" ucap Daniel yang kini menatap Victor.

"Kalo sampe Lo macem-macem gue gorok leher Lo" desis Victor sembari mengangkat gergajinya kedepan.

"Lo terlalu sayang sama adek Lo Victor, gimanapun apa yang udah di takdirkan ga bisa Lo ubah" bisik Daniel lalu berbalik dan pergi meninggalkan Victor sendirian disana.

Victor mendatarkan eskpresinya, dia menatap Daniel dengan tatapan tajam. Dia menurunkan gergajinya lalu mengepalkan sebelah tangannya.

"Masih mau?"

Victor berbalik menatap sang ibu yang datang menggendong adiknya. Sang ibu berjalan dengan senyuman mengerikan kearah Victor.

"Masih mau?" Tanya ibunya lagi.

Victor mengangguk, dan ibunya malah tertawa kencang. Suara tawa nyaring yang mengerikan. Victor hanya menatap datar ibunya dan segera berbalik untuk menemui Velin.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Where stories live. Discover now