{05} 🥴

8K 1.7K 162
                                    

Elanor menatap Rasya yang tengah duduk di depan televisi. Gadis itu tengah menonton film dengan wajah datar seperti biasanya.

"Kalian tinggal disini bertiga?" Tanya El dan Rasya mengangguk.

"Hani lagi dirumah Dafa, Velin lagi dirumah Gavin" ucap Rasya lalu dia melirik kearah El yang duduk di depannya.

"Lo tau Gavin itu Candra? Lo kan malaikat pencabut nyawa harusnya punya bocoran informasi" ucap Rasya.

Elanor mengangguk, dan Rasya kembali menatap kedepan. Elanor lalu menatap Coco yang berjalan melewatinya begitu saja.

Gara-gara kucing itu Rasya tidak mau diajak kerumahnya. Kucing sombong dan jelek itu menjadi musuh Elanor sejak Rasya lebih ingin menemani Coco daripada ikut kerumahnya.

"Ga ngantuk?" Tanya Elanor lagi dan Rasya menggeleng.

"Kalo Lo mau tidur, duluan aja kamar gue yang tengah ada tulisan tanda dilarang masuk di depan pintu" ucap Rasya lalu mencari posisi nyaman untuk kembali menatap televisi di depan.

"Engga dulu, mau nemenin Lo aja" ucap Elanor yang berdiri dan menendang Coco sampai kucing itu terjungkal kedepan lalu duduk di sebelah Rasya.

"Candra meninggal karena apa?" Tanya Rasya pada pria itu. Rasya sebenarnya menjaga jarak dengan Elanor karena takut terhanyut dalam aroma memabukan Elanor.

"Dia meninggal karena gugur di Medan perang" ucap Elanor.

"Lo pasti kesepian selama ini" gumam Rasya yang masih dapat di dengar oleh Elanor.

"Engga juga, ada mba Kun yang jadi temen gue malah. Dia juga titip salam buat Lo sama Hani, tapi sayang banget dia udah naik keatas kemarin" jelas Elanor.

Rasya tersenyum tipis, dia jadi ingat adegan gila yang dilakukannya dan Hani saat menjadi hantu. Elanor terus memperhatikan Rasya, dia lalu teringat perkataan Hani.

"Ras, kalo gue boleh tau kehidupan asli Lo dulu kaya gimana?" Tanya Elanor pada Rasya.

Rasya terdiam sejenak, dia kembali teringat memori saat dia hidup. Rasya menghela nafas dan menatap Elanor di sebelahnya.

"Ga gimana-gimana" ucap Rasya.

"Lo percaya El setelah kematian bakalan ada kehidupan lain?" Tanya Rasya pada pria itu.

"Ya, karena gue sendiri secara ga langsung juga terlibat di dua dunia berbeda" jawab Elanor.

Rasya lalu mengangguk, dia meletakan kepalanya di senderan sofa dan mulai menutup matanya.

"Kalo gue kasih tau kehidupan asli gue mungkin Lo bakalan ngejauh, mending jangan biarin jadi rahasia aja" gumam Rasya lalu tertidur pulas.

Elanor diam cukup lama sampai dia memastikan Rasya benar-benar tertidur pulas. Pria itu kemudian mendekat dan mematikan televisi lalu mengangkat Rasya.

Elanor membawa Rasya kedalam kamar gadis itu dan menidurkannya diatas kasur. Dia lalu menarik selimut dan menyelimuti Rasya, El menatap lekat-lekat wajah damai Rasya.

"Lo misterius banget" gumam Elanor lalu dia berbalik dan melihat sesosok pria yang tersenyum kearahnya.

"El Lo ga lupa harus nganter orang lagikan?" Tanyanya sembari tersenyum.

"Lo pikir gue udah tua?" Tanya Elanor lalu berjalan keluar dari kamar Rasya.

"Tadi cewe Lo El?" Tanya pria itu yang mengikuti Elanor.

"Kenapa emang? Iri Lo? Makanya cari cewe"

Pria di sebelah Elanor berdecak pelan, dia lalu kembali mengikuti sahabatnya itu sembari menyusuri jalanan yang sepi.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Where stories live. Discover now