{08} COUPLE IN LOP

5.5K 1.4K 44
                                    

Hani membawa Rayzen berbelanja untuk yang kedua kalinya. Kemarin dia hanya membeli beberapa barang karena cuaca mendung. Jadi sekarang dia akan membeli barang-barang lainnya.

"Ya ampun ganteng banget..."

"Itu artis Korea ya?"

"Ya ampun...aku mau minta foto boleh engga ya?"

"Ishh gemes banget liat"

"Beruntung banget ya jadi cewe di sebelahnya pasti dia pembantunya"

*Jederrrr*

Hani menganga mendengar perkataan terakhir dari para gadis yang ia lewati. Dia adalah pembantu Rayzen? Pembantunya? Hahaha lucu sekali.

Rayzen hanya diam sembari menatap sekitar, sebelah tangannya memegang lengan baju Hani agar tidak tertinggal dengan gadis itu.

"Emang gue keliatan buluk banget ya Ray?" Tanya Hani yang kini berdiri di depan Ray.

"Engga, Hani cantik ko" jawab Ray sembari menatap Hani.

"Yang bener masa tadi gue dikira pembantu Lo, enak aja kan cakep-cakep gini" cerocos Hani.

"Tapikan Hani bukan pembantu, Hani kan penculik" ucap Rayzen.

Sontak Hani langsung menatap Rayzen dan mengerutkan keningnya mendengar ucapan pria itu.

"Penculik?" Tanya Hani dengan sebelah alis terangkat.

"Iya...penculik tubuh ini"

Rayzen memegang tangan Hani dan menempelkannya di dadanya sendiri. Hani terdiam sejenak, bukannya kemarin dia yang mengikutinya sampai kesini! Kenapa bisa sekarang dia membalikkan fakta!

"Jangan sampe kesabaran gue habis" gumam Hani lalu mencoba tersenyum dan menepuk dada bidang Rayzen.

"Udah la ayo kita menghambur-hamburkan uang, mumpung ada diskon 45%, kapan lagi yakan bisa dapet diskon"

Hani menyeret Rayzen pergi dari sana masuk kedalam salah satu toko baju yang ada di depan.

Setelah masuk Hani menyenggol beberapa emak-emak untuk mendapatkan celana boxer. Rayzen hanya diam menatap Hani sembari berdiri di sebelah meja kasir.

"Mas pacarnya kuat juga ya ngelawan emak-emak" ucap pegawai tokonya pada Rayzen.

Rayzen mengangguk, dia sebenarnya tidak tau apa itu pacar tapi dia pikir itu adalah hal yang bagus jadi dia mengangguk saja.

"Huahh...akhirnya dapet juga"

Hani yang sudah keluar dari segerombol emak-emak pemburu celana boxer segera berjalan menuju Rayzen dengan beberapa celana yang ada di pundaknya.

Hani segera mengambil satu celana dan menentengnya kedepan. Dia lalu memperagakan adegan dimana dia tengah mengukur celananya dengan tubuh Rayzen di depannya.

"Hem...ngepas, bolehlah" ucap Hani.

"Tapi otongnya gede atau engga gue gatau kan belum gue periksa" gumam Hani sembari menatap celana di tangannya.

"Ya ampun, kemaren gue liat si pamer barang mahal, tau-taunya jadi babu sekarang"

Hani menoleh kesamping dan dia melihat ada dua gadis yang tengah mencibir kearahnya. Mereka ini adalah saingannya sejak ia masih dalam alam roh.

"Sorry siapa ya yang jadi babu? Gue atau Lo?" Tanya Hani pada mereka.

"Ya ampun jangan-jangan barang mahal kemaren itu bukan punya Lo ya Han, tapi punya majikan Lo?"

"Miskin banget, dari dulu sampe sekarang masih aja miskin iyuhh"

Ingin rasanya Hani menampar mereka dengan segepok uang di dalam tasnya. Namun Hani akan bersabar, dia lalu memeluk lengan Rayzen sembari berkata..

"Dia doi gue btw bukan majikan gue, dia ini CEO ternama, kalian emang ga bakal kenal karena ga level sama kalangan elit kelas atas. Sorry sorry aja ya bukannya gue mau pamer tapi ga level kali sama kalian sekarang"

Kedua gadis itu terdiam, dia melirik Rayzen yang sedang mengangguk mendengar ucapan Hani. Rayzen tentunya senang karena Hani kini memeluknya, dia tersenyum manis dan membenarkan poni Hani yang acak-acakan setelah menerobos emak-emak tadi.

"Masa sih gue ga percaya tuh"

"Ya itu terserah kalian, emang mau gimana lagi kalo kecebong dibandingin sama kataknya si Naruto, emang mustahil si" ucap Hani lalu tersenyum miring.

"Ayo sayang kita pergi gerah lama-lama disini" ajak Hani pada Rayzen.

"Iya" jawab Rayzen dan Hani segera membayar celananya sebelum pergi dari sana.

"Enak aja mau ngerendahin harga diri dan martabat seorang Hani" desis Hani.

"Ck, gue sumpel itu mulut pake berlian mampus muntah darah ga tuh" desis Hani lagi.

Rayzen melirik Hani yang tengah mengomel sejak keluar dari toko tadi. Melihat wajah Hani yang terlihat kesal Rayzen menyimpulkan kalau kedua gadis itu adalah musuh Hani.

"Kalo Hani mau kristal banyak bilang aja" ucap Rayzen.

Hani sontak menoleh dan menatap Rayzen dengan wajah kebingungan.

"Emang Lo bisa gandain kristal?" Tanya Hani.

"Bisa" ucap Rayzen lalu mengangkat tangannya.

Hani melirik kearah tangan Rayzen dan betapa terkejutnya dia melihat ada sebongkah kristal muncul dari telapak tangan pria itu.

"Anjirrr demi boboboy galaksi yang sering di tonton bocil..... Kok bisa!!!"

Hani mengambil kristal ditangan Rayzen dan mengamati kristal tersebut. Rayzen sendiri tengah tersenyum bangga melihat wajah senang Hani.

"Lo bisa keluarin ini gitu aja?" Tanya Hani pada Rayzen dan pria itu mengangguk.

"Anjir kalo gitu gue ga perlu lagi jadi maling antar dimensi dong" ucap Hani lalu dia tersenyum dan memeluk Rayzen.

"Bisa lah Lo keluarin kristal biar gue ga jadi maling lagi" ucap Hani.

"Maling itu apa ya Hani?"

Hani nampak berpikir sejenak sebelum tersenyum.

"Maling itu pekerjaan kotor intinya ga baik"

Rayzen kemudian mengangguk dan membalas pelukan Hani. Berarti dia harus mengeluarkan banyak kristal agar Hani tidak menjadi maling lagi.

"Hani tinggal bilang aja mau berapa banyak" jawab Rayzen.

Hani tersenyum lebar dan mengangguk, jika begini dia bisa duduk manis di dalam rumah sedangkan Rayzen akan terus mengeluarkan kristal. Hehehehe rencana jahat macam apa ini...

"Tapi Hani kita harus pacaran dulu"

"Hm...apaa??!!"

Hani langsung mendongak menatap Rayzen dengan wajah terkejut. Rayzen sendiri menganggukan wajahnya, setelah dia mendengar ucapan kasir tadi dan ada sepasang kekasih yang lewat di depannya dia jadi tau apa itu pacar.

"Iya kita harus pacaran"

"Lo tau apa itu pacaran?" Tanya Hani dan Rayzen mengangguk.

Melihat wajah serius Rayzen Hani tersenyum miring dan menganggukan kepalanya. Baiklah ini pilihan Rayzen sendiri, semoga saja dia tidak menyesal nantinya.

"Yaudah deal" ucap Hani.

Rayzen tersenyum senang, setiap hari dia akan memberikan Hani kristal yang bagus nantinya. Menurut Rayzen pacaran adalah dimana seorang pria dan wanita tidak akan terpisah, dan itu bagus karena Hani lah yang membangunkannya.

Sepertinya Rayzen masih terlalu polos, jika dia tau hakekat pacaran menurut Hani sendiri dia pasti tidak akan sanggup menjadi pacar Hani.

Rip.kesucian Rayzen🥲

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Where stories live. Discover now