45

4.5K 134 4
                                    

sugarhusband

- - -

SEBULAN TELAH BERLALU.....

   Halwa memegang kotak merah yang ada di tangannya. Dia menghembuskan nafas panjang. Sudah lama dia simpan kotak itu tapi belum lagi dia buka.

Perlahan tangan Halwa mulai membuka isi di dalam kotak tersebut. Dan apa yang ada di dalam hanyalah ada sepucuk surat dan beberapa keping gambar.

Halwa menelan air liur.

Surat

I'm sorry for making all of this fuss. I'm sorry for what had happen. I don't have anything much to say. But please forgive me. It's kinda pathetic huh? Seeing me dying like that. Want to know something?

I have a feeling for Davano Ezander.
He is such a great man.
It's true that i'm his ex-fiance.
The real reason why I didn't marry him is not because his father told us to stop the wedding but... I ran. Yes. It's me who ran and make the wedding cancelled right away. But that doesn't matter. What matter is my sister. She love Davano Ezander for a long time. And I knew it.
I gave up on him because I think that it's better for me to let my sister marry him.
But that don't work.
Davano Ezander fathers' got him busy on work so he wouldn't need to care about marriage.
My sister brokes.
She got diagnosed..... she have a mental illness.
I also the one who paid Zaty to watched over you. I know, you might be really shocked knowing all this truth right? But don't worry, because the moment you know the truth.... I already gone.

You might want to know why I ended up hanging myself, right?
It's because I'm afraid I will do the same thing as my sister done. I am the one who told her to take revenge. But then I realize.... You and Davano Ezander are meant to be together.
I got myself to reality.
I want to accept it all.
And all I need to do is ending my life.
It's really hard to let go of someone we loved.
Or even be loved.

I'm sorry for the last time.
And I'm grateful that I choose this.
Thanks,
and I'm sorry.

Petrillia Petry.

Air mata menitik ke surat yang ditulis tangan oleh Petrillia. Halwa tak sangka dengan semua ini. Ini kali pertama dia alami semua ini.

Halwa mengambil gambar yang disertakan di dalam kotak. Gambar Petrillia dan Ferella di tengah salju. Ketika itu Petrillia baru berumur lima tahun.

Halwa tersenyum.

Di belakang keping gambar itu tertulisnya sebuah perkataan.

/Forever, sibling!/

Halwa terus mengukirkan senyum. Namun air mata tak habis-habis keluar. Dada Halwa bagai dipukul-pukul, sakit sangat.

Dia merasa kehilangan.

Mungkin kerana Petrillia sudah mengubah fikiran untuk tidak membunuhnya.

Benar.

Petrillia sama dengan Ferella. Mereka masing-masing berniat untuk membunuh Halwa. Tapi Petrillia tersedar.

Dia sedar bahawa Halwa Afrina dan Davano Ezander memang sudah ditakdirkan untuk bersama. Walau apa cara sekalipun, mereka tidak akan sesekali dipisahkan. Tidak!

Halwa tak sangka dua orang beradik bakal mencintai seorang lelaki.

Tapi tidak mustahil bukan?

Kerana tidak mahu hubungan menjadi renggang, Petrillia sanggup undur diri. Dia sanggup kehilangan segalanya demi Ferella. Kakaknya.

Davano mengambil tempat duduk di sebelah Halwa. Wajah si isteri dipandangnya lama. Air mata yang turun dia seka perlahan.

"Wife," panggil Davano lembut.

Halwa menunduk.

"Saya rasa macam saya tak patut ada dengan awak dari awal. Kalau tidak, semua ini tak akan jadi." Halwa menyesal. Dia menunding jari pada dirinya sendiri. Jikalau saja dia tidak berkahwin dengan Davano, tentu Ferella bakal bahagia dengan Davano sekarang.

"Don't say like that, wife. Please..." rayu Davano.

Jikalau dia tak berkahwin dengan Halwa, dia yang akan sengsara. Ke mana dia mahu bawa hatinya pergi? Ke mana dia mahu buang rasa cinta itu? Hanya dengan memiliki Halwa Afrina, dia merasa lengkap!

Davano memegang kedua belah pipi Halwa. Dibawa wajah Halwa memandang empat mata dengannya.

"You are my wife now. What happen one month ago, we will take it as a lesson. And what will happen next, we will be ready on it. Tolonglah.... Jangan cakap awak menyesal. Dan jangan rasa menyesal."

Halwa mengetap bibir. Dia terus mendakap tubuh si suami.

Dia tipu!

Dia juga tak bisa hidup tanpa Davano. Dia cintakan lelaki itu. Dan dia ingin memiliki Davano. Tak mungkin untuk dia tolak!

Tidak!

"Saya minta maaf, husband... Saya minta maaf sangat." bergetar suara Halwa mengucapnya.

Davano mencium ke ubun-ubun Halwa lama.

"No matter what happen, from now on, I will be always at your side. I promise. And once I've promise, I won't broke it."

Halwa anggukkan kepala.

"Dan saya janji saya akan sentiasa ada dengan awak. Saya akan selalu setia dengan awak. Saya janji," ucap Halwa pula.

Davano mencium sekali lagi ubun-ubun Halwa. Halwa terkekek. Dia menyeka air mata yang berbaki.

Mereka saling bertatapan. Senyum lebar diukir.

"I love you, wife. Forever."

"Saya cintakan awak, sugarhusband." Halwa kembali memeluk tubuh Davano.

Mereka menikmati keindahan malam. Langit dihiasi dengan bintang yang begitu gemerlapan di atas sana.

"Nanti belikan saya novel baru boleh?"

Davano tertawa. Dah datang dah si ulat buku.

"Baiklah, wife. Anything for you."

Halwa tersenyum.

"Sugarhusband," ucap Halwa dengan sengihan.

SUGARHUSBAND

~ The End ~

26/12/21

SUGARHUSBAND ✅️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu