💘 7 💘

593 76 111
                                    

Jungkook menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih itu dengan tatapan kosong.
Pikirannya melayang ke beberapa jam yang lalu, dimana Seokjin, untuk pertama kalinya mencium bibirnya.
Memikirkan bagaimana tak menyangkanya dia jika sahabatnya sendiri lah yang telah mencuri ciuman pertamanya.
Dia seharusnya marah dengan kelancangan Seokjin tadi, tapi entah kenapa, Jungkook malah bingung sekaligus malu.

Diusapnya bibirnya itu pelan-pelan. Mencoba mengingat dan merasakan kembali bagaimana lembutnya sentuhan bibir Seokjin, bagaimana manisnya bibir penuh yang melekat di bibirnya itu untuk sekian menit lamanya.

Jungkook juga merasa bergidik saat dia mengingat kembali, bagaimana hangatnya lidah Seokjin yang merangsak masuk menyapu seluruh isi di dalam mulutnya.

Ah,

Tapi itu nikmat.

Jungkook tak mau menyangkalnya.

Belum lagi pelukan itu, remasan pada pinggangnya, juga belaian di wajahnya, semuanya terasa sempurna untuknya.

Tak sadar, Jungkook tersenyum kecil. Dia bak orang mabuk yang tak mengingat apapun selain apa yang memabukkannya.

Dia baru sadar, saat bayangan Taehyung sekelebat menghampiri pikirannya, membuat lelaki berwajah imut itu seketika menggelengkan kepalanya buru-buru dan menarik selimutnya untuk segera tidur.

"Ah, kayaknya aku harus tidur! Aku gak mau jadi gila!"

.
.
.
.
.

Pagi hari yang cerah, memang baiknya diisi dengan kegiatan yang membangkitkan semangat.

Seperti Jungkook yang sudah siap dengan selang air di tangan untuknya menyiram bunga yang sudah mulai bermekaran di halaman rumah.

Jungkook mulai menyalakan air keran, lalu mengarahkan selang untuk ia semprotkan di taman yang tak begitu luas namun tetap cantik itu.

Bersenandung kecil, bersyukur karena ia bangun dalam cuaca yang begitu cerah.

Tetiba, suara merdunya harus terhenti gegara sesosok pria yang membuatnya tak bisa tidur malam tadi tiba-tiba saja melemparinya dengan sebatang cokelat susu kesukaannya.

"J-Jin?"

Tak bisa dipungkiri, jantungnya saat ini dalam keadaan tidak baik-baik saja. Berdetak kencang, seakan ingin segera keluar dari dalam dadanya.

Seokjin yang memang kadang berlaku random itu, melemparkan senyumnya yang lebar. Dengan sepedanya, dia melambaikan tangan, bersiap untuk pergi kerja hari ini.

"Makan ya coklatnya! Kalo kamu gak suka, buang aja! Aku pergi dulu!"

Seokjin bertingkah seperti tak terjadi apa-apa. Padahal tadi malam, mereka sudah melakukan sesuatu yang, uh, lebih dari sekedar teman.

Atau itu hanyalah pikiran Jungkook saja???

"Jin!"

Jungkook mematikan keran air, melempar selangnya, lalu berlari mengejar Seokjin yang sudah mulai mengayuh sepedanya.

"Hah, hah, hah!"

"Ada apa?" Terpaksa Seokjin pun berhenti. Dia tidak tega melihat Jungkook kecapekan karena mengejarnya.

"I-itu, itu..."

Jika Jungkook melihat raut wajah Seokjin sekarang, Jungkook bisa pastikan Seokjin memang bingung. Seokjin sama sekali tak tahu apa yang akan dia sampaikan.

"Itu, hm, soal malam tadi. Uh, kenapa kamu bisa bersikap seperti biasa? Apa kamu gak malu?" Tanya Jungkook sembari memalingkan muka dengan kedua tangan yang ia simpan di pinggangnya.

Using You ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt