💘 9 💘

593 79 119
                                    

Apa ini tidak terlalu cepat?

Apa ini tidak terlalu buru-buru?

Seokjin melepas pakaiannya seperti ini, apa ini yang memang dia inginkan??

Melihat Seokjin membuang kaosnya ke atas lantai, lalu mencicipi hampir semua bagian tubuhnya kecuali bagian pribadinya saja, apa ini yang diharapkan Jungkook selama ini?

Jungkook ingin menolak, tapi sentuhan Seokjin yang membelainya dari ujung rambut hingga ujung kaki sudah membuat dia hampir gila, hampir membuatnya hilang akal!

"Jin..."

Seokjin bergeming. Dia terlalu fokus mencumbui perut Jungkook yang atletis itu. Sementara kedua tangannya meremas kuat pipi bokongnya yang bulat dan pepal.

Seokjin hanya melepas Jungkook ketika dia sendiri mulai kegerahan. Ditanggalkannya kaos yang melekat di tubuhnya, juga celana panjang body fit-nya yang membungkus sempurna kedua kaki yang panjang itu, dan hanya menyisakan selembar boxer berwarna hitam yang membalut bagian pribadinya saja yang tampaknya sudah siap.

Jungkook refleks memalingkan wajah merahnya, malu.

Bahu lebar itu, dada yang bidang itu, akhirnya menyatu dengan dada Jungkook yang busung. Sedangkan bibirnya menghisap kuat-kuat leher Jungkook yang mulus.

"Aww!!"

Jungkook mengerang begitu ia merasakan sedikit perih disana. Sekilat noda keunguan itu tak sengaja Seokjin tinggalkan karena jujur saja, Seokjin lepas kendali.

"M-maaf, Kook, aku... Aku..."

Seokjin berhenti meski Jungkook tak memintanya untuk berhenti. Dia berhenti karena ia sadar, ini sudah keterlaluan.

Keduanya kini berbaring bersisian. Dengan punggung Jungkook yang membelakangi Seokjin. Seokjin sendiri terbaring terlentang, mengambil oksigen yang sempat menipis.

"Kamu gak usah minta maaf Jin. Ini, emang kemauan aku kan?"

"T-tapi, aku gak mau dianggap ngambil kesempatan, Kook. Aku-"

"Niat kita berdua memang hanya latihan kan? Gak lebih. Lagipula, kamu dan aku itu sahabatan dari kecil. Gak mungkin juga kan, kita punya perasaan lebih dari sekedar teman?"

Seokjin tersenyum pahit. Ujung bibirnya terlihat mengangkat tipis.

"Iya. Kamu bener. Kita gak mungkin punya perasaan lebih dari pada teman, Kook. Kamu benar." Jawabnya pelan.

Jungkook ikut terdiam, kedua matanya ia tutup rapat-rapat. Tak juga mencoba untuk kembali berbicara. Karena berpura-pura tidur akan lebih baik untuknya, hingga Seokjin benar-benar meninggalkannya sendirian di tengah malam yang dingin ini.

*****

Seminggu lewat.

Setiap harinya Jungkook disibukkan dengan skripsinya. Tak harus selalu ke kampus, dia pun bisa sibuk meski hanya di rumah saja.

Seminggu pula ia jarang bertemu Taehyung apalagi Seokjin.

Sekalinya bertemu Taehyung, Jungkook akan selalu beralasan untuk mengerjakan tugasnya. Pun jika bertemu Seokjin, dia akan mengatakan hal yang sama kepadanya.

Hanya Jimin lah, satu-satunya orang yang ia temui selama ia dalam masa menghindar ini.

Kembali terdampar di sebuah rumah makan tradisional, Jungkook mengajak Jimin makan ramen, siang itu. Kebetulan hari ini mereka memang ada jadwal mengunjungi kampus untuk mengurusi beberapa admistrasi.

"Taehyung sampe heran loh, katanya kamu kenapa? Dia ngerasa kamu jauhin. Dia pikir, kamu udah gak suka dia lagi setelah ciuman itu."

Iya, jangankan Taehyung, Jungkook sendiri juga tidak tahu dengan kata hatinya. Apa dia benar-benar mencintai Taehyung, atau perasaan itu hanyalah karena kekaguman sesaat?

Using You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang