💘 8 💘

598 84 89
                                    

Jungkook berjalan gontai sembari menenteng tas kuliahnya.
Setelah kejadian tadi, dia memilih untuk pulang sendiri daripada harus diantar oleh Taehyung. Bukannya dia tidak mau, tapi lebih kepada malu saja.

Tatapan yang lurus kebawah itu membuat Jungkook tak melihat apapun selain jalanan juga bebatuan yang ia tapaki. Termasuk Seokjin yang sebetulnya sudah berdiri di depan rumahnya sembari melipat kedua tangan di atas dadanya.

"Ehem!" Sapa Seokjin membuat Jungkook terlonjak kaget.

"Kamu?!"

"Kenapa? Kaget ya? Hihi, makanya kalo ngelamun tuh jangan sambil jalan. Gimana kalo kamu gak sadar diculik orang?"

"Ish! Mana ada orang yang mau nyulik aku? Udah segede ini juga. Udah gak lucu!"

"Kata siapa? Kamu masih imut kok. Masih sama kayak waktu kamu umur tiga tahun, pas pertama kita ketemu."

"Ish! Apaan sih, kamu?! Udah ah! Aku masuk duluan!" Jungkook menepuk pundak Seokjin kesal dan melanjutkan lagi langkahnya.

"Selamat ya!"

Tep!

Jungkook terdiam. Menghentikan langkah kakinya untuk masuk ke dalam rumah.

"Selamat? Buat?"

"Akhirnya kamu bisa ciuman sama Taehyung, kan?"

"E-eh, itu-, kamu tau darimana?"

"Hihi, orang kalo lagi nikmatin sesuatu ya pasti gak akan sadar lah, kalo ada orang yang liatin."

"Maksud kamu, kamu, liat tadi?" Tanyanya panik.

"Iya. Aku baru aja pulang, dan liat kamu ciuman di taman perumahan. Hehe."

"Itu..."

"Gak usah malu, Kook. Aku ikut seneng kok, berarti latihan kita berhasil. Bener kan?"

Berhasil?

Apa benar?

Karena nyatanya, Jungkook tak merasa gemetaran. Jungkook tak merasa debaran jantungnya tak normal. Jungkook juga tak merasakan manisnya bibir Taehyung.

"Oh. Iya. Ya, begitulah. Aku juga gak tau berhasil apa gak. Tapi..."

"Tapi?"

"Tapi, rasanya beda."

"Beda?"

"Iya. Cuma aku gak tau lah. Mungkin ini baru sekali, jadi aku gak bisa jelasin lebih dalam lagi Jin."

"Oh, gitu ya? Terus, kalo sama aku, apa kamu bisa nilai?"

Sejenak tatapan keduanya bertemu. Saling pandang, saling tebak soal isi hati yang hanya mereka sendiri lah yang tahu.

"Gak. Apalagi sama kamu. Aku sama sekali gak bisa nilai."

"Ah, gitu ya?"

"Iya."

"Lalu? Apa latihan itu masih perlu?"

"Uhm, mungkin."

"Oke. Kalo gitu kamu tinggal bilang aja, kapan kamu butuhin aku, aku pasti datang."

"Pasti."

*****

Jungkook memang tidak bohong saat dia bilang perasaannya kepada Jin tak bisa dinilai, bahkan lebih rumit dari apa yang ia rasakan kepada Taehyung. Karena memang seperti itu adanya.
Dia tidak tahu apa bedanya dari kedua ciuman itu.
Yang jelas tadi, ada debaran dalam ciuman Seokjin, satu yang teramat jelas yang bisa ia rasakan saat itu.

Using You ✔️Where stories live. Discover now