Chapter 5: Hiburan Pertama Di Dunia Lain

329 44 10
                                    

Setelah tiba di istana pada siang hari, Rosarie dan Mary langsung ke kebun belakang istana atau disebut kebun pribadi.

Di kebun ini mereka yang bisa masuk tanpa seizin keluarga kerajaan hanyalah tukang kebun, penasihat kerajaan (Mary), dan para pelayan. Bahkan pengawal kerajaan saja butuh izin keluarga kerajaan untuk masuk tempat pribadi tersebut.

Karena nuansa tempat itu harus kedamaian, jangan ada lalu lalang orang bersenjata tanpa izin kecuali keluarga kerajaan itu sendiri.

Rosarie: "Baiklah saatnya kita berbicara!"

Sesuai yang aku katakan sebelumnya, bila memang bukan pekerjaan sulit dan aku tahu rupa bentuk dengan bagian-bagiannya, aku tidak perlu desain seperti apa yang ingin aku buat saat ini contohnya. Pertukangan kayu masih aku anggap lebih mudah ketimbang pandai besi.

Karena dari kecil aku udah biasa sama 'kayu', contohnya aja kayak buat mobil-mobilan dari kayu, ketapel, sama 'nih' mainan ini. Orang-orang jaman dulu dan orang-orang kepepet itu kreatif-kreatif! Ora usah tuku, gawe dhewe iso, lan luwih marem.

Mary: "Anda ingin membuat apa, Baginda?" Tanya Mary kebingungan dengan tingkah sang ratunya yang kesenangan.

Rosarie: "Jadi seperti ini, aku membeli potongan kayu dan peralatan tukang kayu ini karena aku berniat membuat hiburan berupa mainan yang belum pernah ada di sini." Jawab Rosarie dengan percaya diri.

Mary: "Mainan apa Baginda?" Tanya Mary penasaran.

Rosarie: "Nanti akan aku kasih tahu nama mainannya bila semua ini selesai! Hehe." Jawab Rosarie yang membuat Mary semakin penasaran saja.

Rosarie mengambil posisi menggergaji.

Baiklah pertama-tama...

Belum selesai Rosarie berbicara sendiri, dia telah diberhentikan oleh Mary.

Mary: "B-B, Baginda! Bukankah lebih baik Anda menyuruh orang lain untuk melakukan pekerjaan ini?" Mary memberi saran ke ratunya yang sudah mengambil posisi menggergaji.

Rosarie: "*Tersenyum* Aku tahu kamu cemas padaku, Mary. Tapi aku tidak akan kenapa-kenapa. Terlebih lagi bila pekerjaan hasil keringat sendiri pasti nilai bahagia atau kepuasan bisa dinikmati sendiri."

Mary: "Baik..., Baginda." Mary berhenti cemas dan Rosarie bisa melanjutkan pekerjaannya.

Baiklah sampai di mana tadi? Oh ya, pertama-tama aku harus memotong kayu ini sampai terbentuk seperti elips.

Rosarie memotong kayu tersebut dengan 'normalnya', sedangkan di lain sisi, Mary melihat aneh bercampur heran dengan apa yang dilihat dia langsung di depan matanya. Seorang 'Ratu' yang pekerjaan utamanya memimpin negara, menyuruh ini-itu, melakukan berbagai politik, dan sebagainya yang berhubungan dengan 'sang penguasa', melakukan hal yang amat sangat di luar dugaan. Dia tidak menyangka seorang Ratu bisa melakukan pertukangan kayu, apalagi itu juga pekerjaan yang biasa dilakukan oleh laki-laki.

Scene berlanjut sampai Rosarie selesai memotong kayu ke bentuk seperti elips. Mary masih saja sibuk dengan serius memperhatikan prosesnya karena sangat penasaran.

Tahap pertama selesai, waktunya membuat lubang-lubangnya.

Mary: "Aku tidak menyangka ratuku bisa melakukan pekerjaan seperti ini juga. Tadi kulihat dia dengan mudahnya menggergaji kayu tersebut, sekuat apakah ratuku ini? Dan sekarang ratuku mengukir kayu tersebut. Dia seperti sudah mahir dengan pekerjaan ini. Apa jangan-jangan ratuku adalah tukang kayu sebelumnya?... Aku jadi bingung sendiri." Mary berbicara di dalam hatinya selagi memperhatikan ratunya.

[HIATUS] Bereinkarnasi Ke Dunia Lain Dan Membangun Negeri Di Dunia TersebutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang